Kota Kupang Terkini
Turunkan Stunting di NTT Prodi Kebidanan S1 Undarma Kupang Kuliah Umum Transformasi Layanan PrimerÂ
Turunkan Stunting di NTT Prodi Kebidanan Undarma Kupang Kuliah Umum Transformasi Layanan Primer di Hotel Timor Kupang, Kamis (20/3/2025).
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Petrus Chrisantus Gonsales
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Fakultas Kesehatan, Sains dan Teknologi, Prodi Kebidanan, Undarma Kupang menggelar Kuliah Umum dengan tema ‘Transformasi Layanan Primer Dengan Pendekatan Siklus Hidup Sebagai Penguatan Strategi Penurunan Stunting di Provinsi NTT.
Kegiatan berlangsung di Hotel T-More Kupang, Kamis (20/3), diikuti puluhan mahasiswa Undarama dari Prodi Kebidanan bersama para dosen.
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat, Dinas Kesehatan Provinsi NTT, Iwan M. Pelokilla, sebagai narasumber pertama, mengatakan, transformasi layanan primer tujuannya mempersiapkan sebuah layanan dengan siklus hidup yang baik. Salah satunya adalah menangani stunting di NTT.
"Data stunting di NTT saat ini adalah 37,9 persen. Yang paling tinggi ada di kabupaten TTS dengan jumlah 50,1 persen," ungkap Iwan.
Iwan menyampaikan, dalam menangani stunting yang dilakukan adalah pemberian tablet bagi remaja putri kelas X, XI dan XII.
Adapun penganan lain yang dilakukan, kata Iwan, yakni bagi balita dengan berat badan kurang bisa diberikan pemberian makanan tambahan (PMT) bagi balita yang gizi kurang diberikan formula 100 atau 75.
"Jangka intervensi bagi Balita T yaitu 16 hari, bagi balita berat badan kurang yakni 28 hari, bagi balita gizi kurang 56 hari, balita gizi buruk 106 kali dalam sehari dan bagi anak stunting diberikan susu PKMK," katanya.
Ia menuturkan, pemeriksaan kesehatan bagi ibu hamil saat ini bisa dilakukan USG melalui Puskesmas. Karena fasilitas kesehatan pada pelayanan tingkat pertama yakni di puskesmas sudah dilengkapi dengan USG.
Menurut Iwan, saat ini di NTT terdapat 436 Puskesmas dan belum semua Puskesmas memenuhi persyaratan sembilan tenaga dasar.
Widyaiswara UPTD Pelatihan Tenaga Kesehatan, Dinkes Provinsi NTT, Mery Fangidae Tumeluk, memaparkan tentang integrasi layanan primer (ILP) dalam pola siklus hidup.
Yang paling penting menurut Merry adalah penguatan kapasitas kader posyandu. "Saat ini kader sudah dibekali dengan 25 keterampilan," katanya.
Setelah menguasai 25 keterampilan, kader dikategorikan dalam tiga kategori yakni purba, madya dan utama.
Meri berharap sebagai ilmu kebidanan dalam sebuah komunitas program ini bisa menjadi program capaian pembelajaran bagi calon bidan agar bisa ketika kembali kepada masyarakat dapat menguasai kecakapannya. (moa)
Ikuti berita POS-KUPANG.COM lain di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.