Kota Kupang Terkini

Kisah Aser Penyandang Disabilitas di Kota Kupang NTT yang Mandiri Melalui Kemoceng

Aser selalu memulai jualan pada pukul 08.00 Wita sampai dengan pukul 15.00 Wita di beberapa lokasi. Salah satunya di Warung Bakso Tenda Biru. 

Editor: Oby Lewanmeru
zoom-inlihat foto Kisah Aser Penyandang Disabilitas di Kota Kupang NTT yang Mandiri Melalui Kemoceng
POS-KUPANG.COM/TARI RAHMANIAR ISMAIL
KEMOCENG - Aser Boimau, salah satu penyandang disabilitas di Kota Kupang yang tetap semangat menjual kemoceng. Gambar diambil, Rabu (12/3/2025)

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Tari Rahmaniar Ismail

POS-KUPANG.COM,KUPANG --  Aser Boimau, seorang pria dengan keterbatasan penglihatan memilih mandiri melalui jualan kemoceng (pembersih debu dari bulu ayam dan sebagainya).

Aser Boimau (40) merupakan salah satu disabilitas yang memiliki semangat untuk bekerja.  Ia memiliki kreativitas membuat kemoceng untuk dijual demi memenuhi kebutuhan hidupnya.

Aser Boimau yang biasa disapa Aser tinggal di Panti Sosial Hitbia.

 "Saya biasanya jualan di Borneo, atau di beberapa titik lainnya seperti Warung Bakso Tenda Biru," ungkapnya saat diwawancarai POS-KUPANG.COM, Rabu (12/3/2025).

 Ia juga mengatakan, di Panti Hitbia, para disabilitas diberikan pelatihan berbagai macam kreativitas.

Baca juga: dr. Christian Widodo Komitmen Perjuangkan Hak Perempuan dan Disabilitas di Kota Kupang

 "Ada banyak pelatihan seperti buat taplak meja, kemoceng, keset dan gantungan kunci yang jadi keterampilan kami," katanya.

Aser selalu membuat kemoceng sebanyak lima buah setiap harinya. Ia juga menjual dengan harga Rp 30.000 per kemoceng.

"Dibuat dari tali rafia, dan kayu tinggal kita kreasikan dia, " ujar pria sambil memegang hasil karyanya.

Pendapatannya dari menjual keset tidak menentu terkadang sehari tidak ada pembeli sama sekali. Sementara jika terjual paling banyak hanya tiga kemoceng yang terjual.

 "Modalnya beli tali per ball itu dapat 10 Kg jadi satu tahun baru selesai. Kalau tidak laku saya pulang menggunakan bemo (angkutan umum)," jelasnya.

Aser selalu memulai jualan pada pukul 08.00 Wita sampai dengan pukul 15.00 Wita di beberapa lokasi. Salah satunya di Warung Bakso Tenda Biru. 

Ia juga mengatakan, selain menjual kemoceng dia juga memiliki keterampilan mengurut atau memijat.

"Setiap hari Kamis dan Sabtu saya kerjanya urut orang di TLM dekat Stadion, jadi itu hitungannya per jam," ungkapnya.

Aser mendapat upah dari hasil kerja kerasnya memijat sebesar Rp 60.000 per jam. Sementara itu saat mengurut ia mendapat pelanggan satu atau dua pelanggan.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved