Manggarai Barat Terkini
BTNK Pastikan Penutupan Berkala Taman Nasional Komodo Tak Dilaksanakan Tahun Ini
Diakatakan, daya dukung dan daya tampung kawasan dilakukan demi keberlanjutan kawasan konservasi di tengah potensi meningkatnya kunjungan pariwisata.
Penulis: Engelbertus Aprianus | Editor: Oby Lewanmeru
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Berto Kalu
POS-KUPANG.COM, LABUAN BAJO - Kepala Balai Taman Nasional Komodo (BTNK), Hendrikus Rani Siga, memastikan rencana penutupan berkala Taman Nasional Komodo di Labuan Bajo, Manggarai Barat, NTT, tak dilaksanakan tahun ini.
"Kalau skema buka-tutup sampai sekarang belum kita laksanakan. Mungkin di tahap awal kita akan menerapkan carrying capacity (daya dukung daya tampung kawasan) dulu. Untuk skema itu (penutupan berkala) bisa saja, tetapi belum tahun ini," jelas Hengky, sapaan akrab Hendrikus, Senin (10/3/2025).
Diakatakan, daya dukung dan daya tampung kawasan dilakukan demi keberlanjutan kawasan konservasi di tengah potensi meningkatnya kunjungan pariwisata.
"Untuk meminimalisir dampak dari aktivitas wisata di Taman Nasional Komodo," ungkapnya.
Hengky meminta para pelaku pariwisata di Labuan Bajo tak perlu khawatir dengan isu-isu yang belum bisa dibuktikan kebenarannya.
Baca juga: Wisata NTT, Menyusuri Keindahan Bawah Laut Manjarite di TN Komodo
"Yang jelas setiap kebijakan yang kami ambil, paling tidak setahun sebelumnya akan kami komunikasikan ke publik. Kalau sangat mendesak enam bulan lah, tidak mungkin kurang dari itu," tegas Hengky.
"Teman-teman pelaku pariwisata tak perlu gelisah, kalau ada isu-isu begitu ya langsung diluruskan. Kan belum ada pernyataan saya bahwa akan ditutup dan sebagainya. Kalau dulu rencana kan ada, tetapi baru kajian," katanya lagi.
Sebelumnya pada Agustus 2024 lalu, Hengky menyebut akan menutup secara berkala Taman Nasional Komodo pada hari-hari tertentu untuk aktivitas wisata sebagai upaya untuk menjaga kelestarian ekosistem di kawasan tersebut.
Rencana itu bahkan sudah disosialisasikan ke pelaku pariwisata, dan dihadiri Direktur Pemanfaatan Jasa Lingkungan Kawasan Konservasi (PJLKK) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
Hengky kala itu mengatakan perairan Taman Nasional Komodo mengalami tekanan akibat aktivitas wisata, dimana terdapat kerusakan akibat kegiatan wisata seperti kepal wisata yang membuang jangkar tidak pada tempatnya, aktivitas diving, sampah hingga limbah kapal wisata. (*)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.