KKB Papua

Baku Tembak dengan KKB Papua di Intan Jaya, Satgas Gabungan Tewaskan Joshua Maiseni

Adapun kontak bersenjata itu terjadi pada Kamis (27/2/2025) di Kampung Amesiga, Sugapa, Kabupaten Intan Jaya.

Editor: Ryan Nong
TRIBUNPAPUA/ISTIMEWA
BAKUTEMBAK DI SUGAPA - Satu anggota KKB Papua tewas setelah kontak tembak dengan aparat di Sugapa, Kabupaten Intan Jaya, Papua Tengah, Kamis (27/2/2025). 

POS-KUPANG.COM, INTAN JAYA - Baku tembak kembali terjadi antara aparat keamanan dengan Kelompok Kriminal Bersenjata Papua atau KKB Papua di Kabupaten Intan Jaya, Papua Tengah.

Baku tembak itu menewaskan seorang anggota KKB yakni Joshua Maiseni.    

Adapun kontak bersenjata itu terjadi pada Kamis (27/2/2025) di Kampung Amesiga, Sugapa, Kabupaten Intan Jaya.

Awalnya Tim gabungan yang terdiri dari Satgas Pamtas Mobile Yonif 509/BY dan Satgas Rajawali memantau pergerakan para anggota KKB melalui udara.

Saat itu terlihat Joshua Maiseni bersama tiga anggota KKB Papua lainnya membawa satu pucuk senjata laras panjang sedang berkumpul dengan masyarakat di Honai. 

Aparat lalu melancarkan serangan udara menggunakan drone yang dilengkapi payload release granat. Granat yang dilepaskan tepat sasaran dan melukai Joshua Maiseni. Dia pun lalu diri ke arah Kampung Mamba.

Aparat kemudian mengejar anggota OPM tersebut dan melaksanakan pengejaran dan pembersihan disekitaran lokasi pelemparan granat. Joshua Maiseni akhirnya berhasil dilumpuhkan dan tewas di tempat.

Jenazah Joshua Maiseni kemudian dievakuasi ke Puskesmas Sugapa untuk proses lebih lanjut.

Penyerahan jenazah anggota KKB Papua kepda pemerintah itu direncanakan berlangusng Jumat (28/2/2025).

Terlibat Penyerangan Pos TItigi Intan Jaya

Adapun Joshua Maiseni tercatat pernah terlibat dalam penyerangan Pos Satgas di Kampung Titigi Distrik Sugapa Kabupaten Intan Jaya pada 7 Oktober 2024 lalu. 

Penyerangan itu menewaskan seorang prajurit TNI atas nama Pratu llham Jaya. 

Dalam penyerangan Pos Titigi, KKB Papua yang merupakan bagian dari Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka ( TPNPB-OPM ) terlibat kontak tembak Satgas Yonif 509/BY. 

“Dalam insiden itu satu personel Satgas TNI, Pratu llham Jaya, mengalami luka parah dan dinyatakan meninggal dunia. Pratu Ilham Jaya lahir di Atampone, 13 Desember 2000,” kata Kapolres Intan Jaya Kompol Dr Subekti Wibowo SH MSi, Senin (7/10/2024).

Kompol Subekti menjelaskan kronologis kejadian berawal sekira pukul 08.00 WIT, tim patroli melaksanakan pembersihan Sektor Ambush. Setelah itu tim kembali ke Pos Titigi dengan laporan aman.

“Sekira pukul 11.00 WIT ketika pengambilan logistik dilakukan di dekat Pos Titigi, Pratu llham Jaya yang berada di posisi terakhir terkena tembakan dari OPM,” ujarnya.

Pada pukul 11.10 WIT, pertolongan pertama dilakukan, tetapi Pratu llham tidak dapat diselamatkan. Pada pukul 11.20 WIT evakuasi jenazah dilakukan dengan kekuatan 12 orang.

“Aksi penembakan ini merupakan kejadian kedua kalinya dan menunjukkan pola serangan OPM yang memanfaatkan situasi saat anggota Satgas melaksanakan tugas,” katanya.

Kompol Subekti memperkirakan, penembakan dilakukan oleh kelompok yang dipimpin Joshua Maiseni. “Joshua Maiseni dan kawan-kawan masih berada di sekitar Kampung Titigi,” katanya.

Pengamat militer Made Supriatma mengatakan, korban terus berjatuhan di Papua baik di pihak TNI/Polri maupun TPNPB-OPM. Namun korban terbesar adalah masyarakat sipil.

“Ini yang harus menjadi perhatian kita semua, jumlah orang yang tersingkir dari tempat tinggalnya menurut data pada awal 2023 sekitar 60 ribu. Mungkin sekarang lebih besar lagi mengingat perluasan wilayah konflik,” ujarnya.

Menurut Supriatma, konflik Papua menuntut pendekatan lain. Masalah IDPs (Internally Displaced Person), sebenarnya bukan masalah domestik Indonesia tapi bisa menjadi persoalan internasional.

“Negara-negara yang memiliki komitmen terhadap demokrasi dan HAM seharusnya bisa turun tangan secara langsung untuk membenahi soal ini. Konflik Papua tidak bisa dibiarkan berlarut terus-menerus, sebab akan menjadi masalah besar ke depannya,” demikian Supriatma. 

Sementara itu, Aibon Kogoya, Komandan Makodam III Batalion Dulamo TPNPB Kabupaten Intan Jaya pun membenarkan keterlibatan pihaknya.

“Penembakan ini benar-benar dilakukan oleh saya dan anak buah saya, menembak satu anggota TNI dari Satgas Yonif Raider 509/ Balawara Kostrad, bagian dari Komando Operasi Habema di Pos Titigi,” kata Kogoya, Selasa (8/10/2024) silam.

Kogoya mengatakan, aksi yang dia dan pasukannya lakukan bukan untuk meminta sesuatu apa pun dari Indonesia, selain meminta Pemerintah RI berhenti membawa masuk investor atau perusahaan asing ke Papua.

Kemudian, menutup semua perusahaan yang sedang menggarap dan mencuri hasil kekayaan orang Asli Papua.

KKB Kabur dari Lapas

Dua hari sebelumnya, Pentolan KKB Papua lainnya, Penihas Heluka kabur dari Lapas Wamena, Kabupaten Jayawijaya Papua Pegunungan pada Selasa (25/2/2025) sore.

Penihas alias Kopi Tua Heluka menamakan dirinya sebagai Komandan Operasi dan Komandan Batalyon Yamue Kodap XVI Yahukimo.

Dia kabur bersama enam narapidana (napi) lainnya dari lembaga pemasyarakatan kelas IIB itu. 

Penihas sebelumnya ditangkap oleh Satgas Gakkum Ops Damai Cartenz pada 19 Mei 2023. Ia disebut terlibat dalam serangkaian aksi kriminal, termasuk pembunuhan terhadap aparat keamanan.

Di antaranya, pembunuhan terhadap Pratu Eka Johan, seorang Babinsa di Yahukimo, Papua, November 2022 lalu. Saat itu, korban meninggal akibat beberapa tusukan benda tajam.

Selain itu, ia disebut terlibat penembakan terhadap anggota polisi di Yahukimo yang mengakibatkan Brigadir Usdar meninggal dunia pada November 2022.

Penihas menjalani persidangan perdana di Pengadilan Negeri Wamena pada November 2023.

Pada April 2024, ia diputus bersalah melakukan tindak pidana "Secara bersama-sama melakukan pembunuhan berencana dalam beberapa tindak pidana kejahatan dan di muka umum secara bersama-sama melakukan kekerasan yang menyebabkan luka berat.

Ia divonis 13 tahun penjara pada 7 Februari 2024 dan baru menjalani masa tahanan selama satu tahun sebelum melarikan diri.

Kronologi kabur

Waka Satgas Operasi Damai Cartenz 2025 Kombes Pol Adarma Sinaga menerangkan, kronologi kaburnya para tahanan itu terjadi saat waktu aktivitas di area lapangan Lapas Wamena pada Selasa sekira pukul 15.00 WIT. 

Ketika hujan lebat sekitar pukul 15.09 WIT sebanyak tujuh tahanan membobol pagar pertama, di sebelah kiri dalam Lapas menggunakan tang potong.

Mereka mudian melarikan diri dengan memanjat pagar kedua, menggunakan tali sal (tambang) sepanjang satu meter yang diikatkan pada kawat duri.

Namun, satu dari tujuh tahanan yang kabur berhasil diamankan petugas. 

“Satu dari tujuh tahanan berhasil diamankan oleh petugas lapas, sementara enam lainnya berhasil melarikan diri, termasuk Penihas Heluka,” ujar Adarma dalam keterangan tertulis dikutip dari Seputar Papua. 

Kepala Operasi Damai Cartenz-2025, Brigjen Pol Dr Faizal Ramadhani menegaskan pihaknya akan terus melakukan pengejaran terhadap para tahanan, terutama Kopi Tua Heluka.

“Kami berkomitmen untuk menjaga kedamaian dan memberikan rasa aman bagi masyarakat. Upaya pengejaran terhadap narapidana yang kabur ini akan terus kami intensifkan,” kata Faizal

Aparat keamanan, kata dia, tidak akan memberikan ruang bagi KKB dan akan terus memburu para pelarian hingga tertangkap.

Masyarakat juga diimbau untuk melaporkan kepada aparat keamanan jika melihat atau mengetahui keberadaan Penihas Heluka.

“Kami mengajak masyarakat untuk berperan aktif dalam menjaga situasi tetap kondusif dan segera melaporkan kepada aparat keamanan jika mengetahui informasi terkait keberadaan para pelarian,” tegas Kasatgas Humas Ops Damai Cartenz-2025, Kombes Pol Yusuf Sutejo. (*)

 

 

 
Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS

 

Sumber: Tribun Papua
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved