Lewotobi Erupsi

Erupsi Saat Hujan, Warga Lereng Lewotobi yang Pergi Berkebun Diminta Waspada Banjir

Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Lewotobi Laki-laki, melaporkan tinggi kolom abu tidak teramati lantaran tertutup kabut tebal.

Editor: Oby Lewanmeru
POS-KUPANG.COM/HO-PGA LEWOTOBI
ERUPSI - Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores Timur, NTT, kembali erupsi Senin, (24 /2/2025). 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Paul Kabelen

POS-KUPANG.COM, LARANTUKA - Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT), kembali erupsi Selasa (25/2/2025).

Di saat bersamaan, terjadi hujan dengan intensitas deras disertai gemuruh dan petir di lereng gunung yang masih bertatus Level III (Siaga). Warga diminta waspada banjir lahar dingin.

Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Lewotobi Laki-laki, melaporkan tinggi kolom abu tidak teramati lantaran tertutup kabut tebal.

Meski demikian, alat seismogram merekam kekuatan erupsi dengan amplitudo maksimum 17.7 mm dan berdurasi 1 menit 28 detik.

"Kolom abu tidak teramati," demikian laporan tertulis yang dirilis Kepala PGA Lewotobi dari Desa Pululera, Herman Yosef Mboro.

Baca juga: Gunung Lewotobi Laki-laki 2 Kali Meletus, Semburkan Kolom Abu Setinggi 1.500 Meter

Selain menganjurkan aktivitas tak boleh kurang dari 6 kilometer, masyarakat juga diminta untuk selalu mewaspadai potensi banjir lahar hujan, apa lagi desa-desa yang memiliki sungai yang berhulu ke Gunung Lewotobi Laki-laki.

"Waspadai potensi banjir lahar hujan pada sungai-sungai yang berhulu di puncak Gunung Lewotobi Laki-Laki," ujar Herman.

Pantauan POS-KUPANG.COM di Desa Hokeng Jaya, Dulipali, Nawokote, Nobo, dan Dusun Podor, banyak warga yang beraktivitas meski radiusnya kurang dari 6 kilometer.

Dari sekian desa terkatogeri Kawasan Rawan Bencana (KRB) itu, Desa Dulipali, Nawokote, dan Klatanlo adalah wilayah paling berIsiko terhadap banjir lahar dingin.

Alasan warga nekat beraktivitas dalam radius bahaya karena tuntutan hidup. Mereka datang untuk memanen hasil bumi seperti kalapa dan kemiri.

Selain persoalan hidup, akhir-akhir ini sering terjadi aksi pencurian di kebun. Kedatangan mereka juga untuk melakukan pengawasan terhadap aset yang mereka tinggalkan sejak November 2024.

Setelah memanen komoditi, para penyintas langsung kembali ke camp pengungsian yang disediakan Pemerintah Daerah Flores Timur. Adapun jumlah pengungsi sebanyak 5.000-an jiwa baik di hunian sementara (Huntara), pokso terpusat, maupun mandiri. (*)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved