Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Minggu 23 Februari 2025, Lompatan Iman dan Pengampunan
karena kita sanggup mempercayakan hidup sepenuhnya kepada Tuhan. Transformasi itu terlihat dalam beberapa aspek:
Oleh : Romo Leo Mali
POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik Minggu 23 Februari 2025, Lompatan Iman dan Pengampunan
Dalam Fear and Trembling (1843), Filsuf Søren Kierkegaard (1813-1855) mengangkat kisah Abraham yang diperintahkan mengorbankan Ishak (Kej. 22:1-19). Abraham taat, meskipun secara logis permintaan Allah tampak paradoksal. Ia percaya pada janji Tuhan, meskipun tidak memahami rencana-Nya. Kierkegaard menyebut tindakan ini sebagai lompatan iman, yaitu keberanian eksistensial untuk menyerahkan diri sepenuhnya kepada Tuhan.
Iman tidak hanya bergantung pada rasio, tetapi juga kepercayaan penuh kepada Allah. Abraham melampaui akal dan moralitas duniawi, memilih menaati Tuhan. Demikian pula, ajaran pengampunan dalam keyakinan Kristiani adalah bentuk lompatan iman. Mengasihi dan mengampuni musuh menuntut kita melepaskan naluri
membalas dendam dan melampaui logika dunia yang menuntut keadilan retributif.
Dunia melihat pengampunan sebagai kelemahan, tetapi dalam perspektif iman, pengampunan adalah kekuatan yang membebaskan. Mari kita refleksikan pengampunan melalui kisah Daud yang mengampuni
Saul (1 Samuel 26:2-7,12-13,22-23) serta nasihat Yesus untuk mengasihi dan mengampuni musuh dalam bacaan injil hari ini. Lukas 6:27-38.
Daud dan Saul: Pengampunan yang Melampaui Logika Dunia
Dalam 1 Samuel 26, Daud mendapat kesempatan kedua untuk membunuh Saul, yang terus menerus mengejarnya dan berusaha menghabisinya. Abisai melihat ini sebagai peluang dari Tuhan, tetapi Daud menolak dengan berkata, "Jangan musnahkan dia! Sebab siapakah yang dapat menjamah orang yang diurapi Tuhan dan bebas dari hukuman?" (1 Sam. 26:9). Daud memilih mengampuni dan menyerahkan penghakiman kepada Tuhan.
Pengampunan Daud bukan tanda kelemahan, melainkan wujud ketaatan kepada kehendak Allah. Ini adalah tindakan iman yang membebaskan dirinya dari kebencian dan balas dendam. Dalam momen itu, Daud mengambil lompatan iman, memilih percaya bahwa Tuhan berdaulat atas segala sesuatu. Yesus dan Kasih kepada Musuh Yesus dalam Lukas 6:27-38 mengajarkan, Kasihilah musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu; mintalah berkat bagi orang yang mengutuk kamu, berdoalah bagi orang yang mencaci kamu." (Luk. 6:27-28).
Ini adalah panggilan untuk hidup dalam kasih yang melampaui batas manusiawi. Secara naluriah, kita cenderung membalas kebaikan dengan kebaikan dan keburukan dengan hukuman. Namun, Yesus mengajak kita melawan kebencian dengan kasih, membalas kejahatan dengan kebaikan. Dengan ini pula Ia mengajak kita menjadi saudaraNya dan anak-anak Bapa surga. “Sebab Ia baik terhadap orang yang tidak tahu berterima kasih dan terhadap orang jahat” (Luk. 6:35).
Pengampunan dan Transformasi Diri
Yesus menegaskan pula bahwa pengampunan membawa transformasi: “Ampunilah, maka kamu akan diampuni.” (Luk. 6:37). Mengampuni bukan hanya membebaskan orang lain, tetapi juga membebaskan diri kita sendiri. Pengampunan membawa transformasi hidup, karena kita sanggup mempercayakan hidup
sepenuhnya kepada Tuhan. Transformasi itu terlihat dalam beberapa aspek:
Pertama, Transformasi Pribadi: Orang yang mudah memaafkan memiliki kesehatan mental yang lebih baik dan hidup lebih damai. Ia seperti seorang pejalan kaki tanpa kerikil dalam sepatunya.
Kedua, Transformasi Relasi: Pengampunan memperbaiki hubungan yang rusak. Banyak konflik antarindividu atau kelompok dapat berakhir jika ada keberanian untuk mengampuni.
Ketiga, Transformasi Sosial: Dalam skala lebih luas, pengampunan dapat mengubah masyarakat. Sejarah membuktikan bahwa tokoh seperti Nelson Mandela, Mahatma Gandhi, dan Martin Luther King Jr. mengubah dunia dengan memilih jalan pengampunan. Pengampunan bukan kelemahan, tetapi kekuatan yang mampu
mentransformasi kehidupan. Daud dan Yesus telah menunjukkan bahwa pengampunan adalah tindakan iman yang membebaskan dan membawa damai. Ketika kita memilih untuk mengampuni, kita tidak hanya mengubah diri sendiri, tetapi juga dunia di sekitar kita.
Mari kita melangkah dalam iman dan menjadikan pengampunan sebagai jalan hidup kita. Amin.(*)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.