Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Senin 17 Februari 2025, “Meminta Tanda”
Permintaan tanda ini mencerminkan ketidakpercayaan dan keraguan. Daripada mencari hubungan yang lebih dalam dengan Tuhan
Oleh : Bruder Pio Hayon SVD
POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik Senin 17 Februari 2025, “Meminta Tanda”
Hari Senin Pekan Biasa VI
Bacaan I: Kej. 4: 1-15.25
Injil: Markus 8: 11-13
Saudari/a yang terkasih dalam Kristus
Salam damai sejahtera untuk kita semua. Setiap hari kita akan mendapatkan banyak tanda dalam hidup kita. Bagi yang berkendaraan pasti akan melihat tanda lalu lintas dan bagi para petani awan, hujan dan angin adalah tanda bagi mereka untuk aktivitas pertanian mereka. Begitulah setiap hari kita pasti akan mengalami tanda.
Saudari/a terkasih dalam Kristus
Pada hari pertamam pekan ini, kita merenungkan bacaan dari Kejadian 4:1-15, 25 dan Injil Markus 8:11-13 dengan tema "Meminta Tanda". Tema ini mengajak kita untuk merenungkan bagaimana kita sering mencari tanda dari Tuhan dan apa makna di balik pencarian tersebut.
Dalam bacaan pertama (Kejadian 4:1-15, 25), kita melihat kisah Kain dan Habel, dua putra Adam dan Hawa. Kain, yang merasa cemburu terhadap Habel karena persembahannya diterima Tuhan, akhirnya membunuh saudaranya. Ketika Tuhan menanyakan Kain tentang Habel, Kain menjawab dengan kata-kata yang penuh penyangkalan.
Dia kemudian menerima hukuman dari Tuhan, tetapi juga tanda perlindungan agar tidak dibunuh oleh orang lain. Kisah ini menggambarkan bagaimana manusia sering kali terjebak dalam tindakan yang salah dan berusaha mencari pembenaran untuk tindakan tersebut. Kain meminta tanda perlindungan, bukan dari rasa penyesalan, tetapi lebih karena takut akan konsekuensi dari perbuatannya. Ini menunjukkan bahwa kita sering kali mencari tanda dari Tuhan bukan untuk memperbaiki diri, tetapi untuk melindungi diri kita dari akibat yang lebih besar.
Sedangkan dalam Injil (Markus 8:11-13), kita menemukan orang-orang Farisi yang meminta tanda dari Yesus untuk membuktikan otoritas-Nya. Mereka ingin melihat mujizat yang jelas sebagai bukti dari siapa Yesus sebenarnya. Namun, Yesus menanggapi permintaan mereka dengan ketidakpuasan, mengatakan bahwa generasi ini tidak akan diberikan tanda. Ini menunjukkan bahwa meskipun Yesus telah melakukan banyak mujizat, hati orang-orang Farisi tetap keras dan skeptis.
Permintaan tanda ini mencerminkan ketidakpercayaan dan keraguan. Daripada mencari hubungan yang lebih dalam dengan Tuhan, mereka lebih memilih bukti fisik untuk memperkuat iman mereka. Yesus, di sisi lain, menginginkan iman yang datang dari kepercayaan dan pengenalan akan-Nya, bukan dari bukti yang terukur. Kedua bacaan ini mengingatkan kita bahwa meminta tanda tidak selalu merupakan ekspresi iman yang tulus.
Terkadang, kita mencari tanda untuk membenarkan keraguan kita atau untuk menghindari tanggung jawab atas tindakan kita. Seperti Kain yang mencari perlindungan dan orang Farisi yang menginginkan bukti, kita perlu merenungkan motivasi di balik permintaan kita. Apakah kita mencari tanda dari Tuhan untuk mendukung keputusan yang sudah kita buat, ataukah kita benar-benar ingin mendalami kehendak-Nya?
Tuhan menginginkan hubungan yang lebih dalam dan pribadi dengan kita, di mana kita tidak hanya meminta tanda, tetapi juga siap untuk mendengar dan mengikuti petunjuk-Nya.
Saudari/a terkasih dalam Kristus
Pesan untuk kita, pertama: mari kita berdoa agar Tuhan menguatkan iman kita, sehingga kita tidak terjebak dalam pencarian tanda yang hanya membuktikan ketidakpercayaan kita.
Kedua, semoga kita dapat belajar untuk percaya pada kuasa dan kasih-Nya yang sudah terbukti dalam hidup kita, tanpa perlu mencari tanda-tanda yang harus membenarkan iman kita.
Ketiga, kita pun semakin mampu dan peka untuk membaca tanda-tanda kehadiran Tuhan dalam hidup kita.(*)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.