Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Jumat 14 Februari 2025, “Effata”
Berani Berbicara: Menyuarakan kebenaran dan kasih Tuhan kepada mereka yang mungkin belum mendengar-Nya.
Oleh : Bruder Pio Hayon SVD
POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik Jumat 14 Februari 2025, “Effata = Terbukalah”
Hari Jumat Pekan Biasa V
PW St. Sirilius dan Metodius
Bacaan I: Kej. 3: 1-8
Injil: Markus. 7: 31-37
Saudari/a yang terkasih dalam Kristus
Salam damai sejahtera untuk kita semua. Terbukalah adalah ungkapan bagi satu kegiatan yang telah terjadi dan membuka satu peristiwa baru. Dalam kisah injil hari ini dikisahkan tentang orang buta dan tuli itu disembuhkan oleh Yesus dengan menyebut Effata yang artinya Terbukalah.
Saudari/a terkasih dalam Kristus
Hari ini, kita merayakan peringatan St. Sirilius dan Metodius, dua sosok yang sangat berpengaruh dalam sejarah Gereja dan penyebaran iman Kristen, terutama di antara bangsa Slavia. Mereka dikenal sebagai "Penginjil Slavia" karena usaha mereka untuk menerjemahkan Kitab Suci dan mengembangkan bahasa liturgi Slavia.
Tema "Effata" atau "Terbukalah" yang diambil dari Injil Marcus (Mrk. 7:31-37) mengajak kita untuk merenungkan tentang keterbukaan, baik secara fisik maupun spiritual. Dalam bacaan pertama (Kejadian 3:1-8), kita melihat kisah penciptaan dan kejatuhan manusia.
Adam dan Hawa yang awalnya hidup dalam keadaan baik dan intim dengan Tuhan, terpengaruh oleh godaan dan akhirnya memilih untuk menutup diri dari kebenaran Allah. Mereka bersembunyi dari Tuhan setelah menyadari ketelanjangan mereka. Ini menggambarkan bagaimana dosa dapat menutup hati kita dan menjauhkan kita dari hubungan yang benar dengan Tuhan.
Sebaliknya, dalam Injil (Markus 7:31-37), Yesus menyembuhkan seorang yang tuli dan gagap dengan mengucapkan kata "Effata" – "Terbukalah". Ini bukan hanya tentang membuka telinga dan mulut secara fisik, tetapi juga tentang membuka hati dan pikiran untuk menerima kasih dan kuasa Tuhan. Yesus menunjukkan bahwa Dia datang untuk membebaskan kita dari keterikatan dan ketidakmampuan kita, mengajak kita untuk mendengarkan suara-Nya dan berbicara tentang kebaikan-Nya.
Keterbukaan adalah inti dari kedua bacaan ini. Ketika kita menutup diri dari Tuhan, kita kehilangan kesempatan untuk mengalami kasih dan penyembuhan-Nya. St. Sirilius dan Metodius membuka jalan bagi banyak orang untuk mendengar kabar baik dalam bahasa mereka sendiri, sehingga mereka dapat memahami dan mengalami kasih Tuhan dengan lebih baik.
Mereka menjadi saluran berkat, membawa kebenaran dan terang ke dalam hidup orang-orang yang sebelumnya mungkin hidup dalam kebingungan dan kegelapan. Sebagai umat Kristen, kita dipanggil untuk menjadi "Effata" bagi orang-orang di sekitar kita. Kita perlu membuka hati kita untuk mendengarkan suara Tuhan dan berani berbagi kasih-Nya kepada orang lain.
Dalam kehidupan sehari-hari, mungkin ada banyak "keterbukaan" yang perlu kita lakukan:
a) Mendengarkan dengan Sungguh: Mendengarkan kebutuhan dan cerita orang lain tanpa menghakimi.
b) Membuka Diri untuk Belajar: Menerima ajaran baru dan perspektif yang berbeda, terutama dalam konteks iman.
c) Berani Berbicara: Menyuarakan kebenaran dan kasih Tuhan kepada mereka yang mungkin belum mendengar-Nya.
Saudari/a terkasih dalam Kristus
Pesan untuk kita, pertama: mari kita berdoa agar kita selalu terbuka untuk menerima kasih Tuhan dan berani membuka diri kita untuk menjadi saluran berkat bagi orang lain.
Kedua, sebagaimana St. Sirilius dan Metodius menginspirasi kita untuk berbagi Injil, semoga kita juga dapat mengajak banyak orang untuk "terbuka" terhadap kebaikan dan kasih Tuhan.
Ketiga, selalu siap membuka mata dan telinga kita pada panggilan Tuhan dalam diri sesama di sekitar kita.(*)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.