Prakiraan Cuaca
Prospek Cuaca Sepekan Kedepan, NTT Berpotensi Hujan Ekstrem dan Angin Kencang 7-13 Februari 2025
Prospek Cuaca Sepekan Kedepan, NTT Berpotensi Hujan Ekstrem dan Angin Kencang 7-13 Februari 2025
Penulis: Adiana Ahmad | Editor: Adiana Ahmad
POS-KUPANG.COM - Berdasarkan Prospek Cuaca Sepekan Kedepan yang dikeluarkan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika ( BMKG ), NTT berpotensi hujan ekstrem dan angin kencang 7-13 Februari 2025.
Melalui rilis resminya 6 Februari 2025, BMKG mengungkapkan, hujan ekstrem dan angin kencang di NTT dan beberapa Wilayah Indonesia merupakan dampak tidak langsung dari Siklon Tropis Taliah yang kini mulai menjauh dari Indonesia.
Menurut Prediksi BMKG, NTT berpotensi hujan ekstrem pada periode 7-9 Februari 2025.
Sementara angin kencang berpotensi landa NTT 10-13 Februari 2025.
Baca juga: BMKG Ingatkan Indonesia Masih Berpotensi Cuaca Ekstrem Meski Siklon Tropis Taliah Menjauh
Karena itu BMKG mengimbau Warga untuk waspada terhadap kondisi cuaca tersebut.
Berikut Prospek Cuaca Sepekan Kedepan yang dirilis BMKG:
Saat ini dinamika atmosfer di sebagian besar wilayah Indonesia dipengaruhi oleh beberapa sistem tekanan rendah yang aktif di Belahan Bumi Utara (BBU) dan Belahan Bumi Selatan (BBS).
Sistem tekanan rendah yang terdapat di BBU adalah Bibit Siklon 95W, yang terdeteksi di Samudra Pasifik Barat, utara Papua Barat, bergerak ke arah Barat – Barat Laut dengan kecepatan angin maksimum mencapai 20 knot (37 km/jam) yang memberikan pengaruh tidak langsung berupa hujan dengan intensitas sedang – lebat di wilayah Maluku Utara, Papua Barat Daya dan Pesisir utara Papua.
Sementara itu, di BBS masih terpantau Siklon Tropis Taliah yang berada di Samudra Hindia selatan Banten, bergerak ke arah Barat – Barat Daya dengan kecepatan 50 knot (95.6 km/jam), yang turut memberikan dampak tidak langsung terhadap terjadinya hujan dengan intensitas sedang yang dapat disertai angin kencang di wilayah Pesisir selatan Bengkulu, Lampung, Banten hingga Jawa Barat.
Selain kedua sistem tekanan rendah tersebut, sirkulasi siklonik juga terpantau di utara Kalimantan dan Teluk Carpentaria, yang memicu peningkatan aktivitas konvektif di wilayah sekitarnya.
Baca juga: PREDIKSI Cuaca NTT Hari Ini, BMKG sebut Sirkulasi Siklonik di Australia Picu Hujan Petir di NTT
Sirkulasi ini berkontribusi terhadap terbentuknya pola belokan angin yang dapat meningkatkan potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat di beberapa wilayah selatan Indonesia, terutama Nusa Tenggara Timur, Maluku, dan Papua bagian selatan.
Selain sistem tekanan rendah, kondisi atmosfer di Indonesia dalam sepekan ke depan juga dipengaruhi oleh aktifnya gelombang equatorial Rossby dan gelombang Kelvin.
Fenomena Gelombang Kelvin diprediksi aktif di wilayah Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Kep. Riau, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, utara Kalimantan, Kalimantan bagian Selatan, dan Sulawesi bagian tengah.
Sementara itu, Gelombang Ekuatorial Rossby diprediksi aktif di Laut Cina Selatan utara Kalimantan, Samudra Pasifik utara Sulawesi hingga Papua Papua Barat, dan Papua yang berkontribusi terhadap peningkatan potensi pembentukan awan konvektif dan curah hujan di wilayah tersebut.
Dinamika Atmosfer Sepekan Kedepan
Berdasarkan analisa prognosis, Siklon Tropis Taliah bergerak ke arah Barat – Barat Daya dan menjauhi wilayah Indonesia.
Namun dalam seminggu kedepan, BMKG masih memantau berbagai fenomena atmosfer yang diperkirakan mempengaruhi peningkatan curah hujan di wilayah Indonesia.
Angin Monsun Asia juga masih menjadi faktor utama penyebab terjadinya hujan di wilayah Indonesia.
Baca juga: Cuaca Ekstrem Berpotensi Picu Longsor di Sejumlah Wilayah NTT
Faktor lainnya, yaitu fenomena La Nina lemah, terpantaunya Bibit Siklon Tropis 92W dan gelombang atmosfer mendukung peningkatan dalam potensi terjadinya hujan signifikan di beberapa wilayah Indonesia.
MJO diprediksi berada pada fase 6 hingga sepekan kedepan yang tidak memberikan pengaruh terhadap dinamika atmosfer di wilayah Indonesia.
Meskipun demikian, fenomena MJO secara spasial masih bertahan di Samudra Hindia Selatan Jawa, Bali, NTB, dan NTT.
Oleh sebab itu, daerah-daerah tersebut masih cukup tinggi potensi cuaca signifikan.
Selain itu, Fenomena Gelombang Rossby Ekuator terpantau aktif di Laut Cina Selatan utara Kalimantan, Samudra Pasifik utara Sulawesi hingga Papua Papua Barat, dan Papua.
Sedangkan, Gelombang Kelvin terpantau aktif di Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Kep. Riau, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, utara Kalimantan, Kalimantan bagian Selatan, dan Sulawesi bagian tengah.
Analisis OLR juga menunjukkan nilai negatif pada 9-11 Februari 2025, yang mengindikasikan semakin signifikannya potensi hujan di beberapa wilayah di Indonesia.
Selain itu, sirkulasi siklonik terpantau di Australia Bagian Utara, Selat Malaka bagian timur Aceh, Samudera Hindia sebelah barat Aceh dan Laut Sulu, yang membentuk daerah perlambatan kecepatan angin (konvergensi) yang memanjang di Pesisir Utara Australia Bagian Utara, Teluk Carpentaria, Laut Arafuru, laut Timor bagian selatan, Aceh, dan Kalimantan Utara.
Daerah konvergensi lain memanjang di Bali hingga Nusa tenggara Timur di Sulawesi bagian Tengah, Laut Jawa, Kalimantan Utara, Selat Makassar bagian selatan, Papua bagian tengah dan Papua Pegunungan.
Daerah pertemuan angin (konfluensi) terpantau di Laut Cina Selatan, pesisir barat Bengkulu hingga Lampung, di Samudra Hindia selatan Bali, Laut Jawa, Laut Flores, Laut Banda, dan Laut Arafura.
Kondisi tersebut mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan dan ketinggian gelombang laut di sekitar sirkulasi siklonik dan di sepanjang daerah konvergensi/konfluensi tersebut.
Baca juga: BPBD Kabupaten Kupang Tunggu Analisis Cuaca BMKG soal Banjir Rob di Tablolong
Berdasarkan analisis kondisi lokal/mikro menunjukkan adanya kecenderungan peningkatan aktivitas konvektif akibat kondisi labilitas yang kuat di Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat, Papua Barat Daya, Papua Tengah, Papua, Papua Pegunungan dan Papua Selatan.
Sementara itu, hujan dengan intensitas sedang hingga sangat lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang, berpotensi terjadi di wilayah berikut:
Hujan Sedang – Lebat: Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jambi, Kep. Bangka Belitung, Bengkulu, Lampung, Banten, Jakarta, Jawa Timur, Bali, NTB, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat Daya, Papua Barat, Papua Tengah, Papua dan Papua Selatan.
Hujan Lebat – Sangat Lebat: Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Kalimantan Utara, Sulawesi Barat dan Papua Pegunungan.
Hujan Sangat Lebat – Ekstrem: NTT dan Sulawesi Selatan.
Potensi Angin Kencang: Bengkulu, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, NTT, NTB dan Maluku.
Sedangkan cuaca selama periode 10 – 13 Februari 2025 di Indonesia umumnya hujan ringan.
Sementara itu, hujan dengan intensitas sedang hingga ekstrem yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang, berpotensi terjadi di:
Hujan Sedang – Lebat: Jawa Barat, Bali, NTB, NTT, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, Maluku, Papua Barat Daya, Papua Barat, Papua Tengah, Papua Pegunungan, Papua dan Papua Selatan.
Hujan Lebat – Sangat Lebat: DI Yogyakarta, Jawa Timur dan Sulawesi Selatan.
Hujan Sangat Lebat – Ekstrem: Nihil.
Potensi Angin Kencang: NTT, Sulawesi Selatan dan Maluku.
Imbauan BMKG
Menghadapi potensi cuaca ekstrem ini, BMKG mengimbau masyarakat untuk:
Waspada terhadap kemungkinan hujan lebat yang disertai petir.
Berhati-hati terhadap jalanan licin yang berpotensi membahayakan keselamatan.
Siap siaga menghadapi potensi bencana hidrometeorologi, seperti banjir, banjir bandang, dan tanah longsor, yang dapat terjadi kapan saja.
Memantau informasi cuaca terkini melalui kanal resmi BMKG, seperti situs web http://www.bmkg.go.id, media sosial @infobmkg, atau aplikasi infoBMKG.
Tetap tenang dan siaga menghadapi perubahan cuaca ekstrem, serta pahami langkah evakuasi jika diperlukan. Informasi ini akan terus diperbarui sesuai dengan perkembangan cuaca terbaru. (*)
Ikuti berita POS-KUPANG.com di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.