Anker Wisata Budaya
Mengenal Tradisi Kapung Suku Nanga di Manggarai Timur NTT yang Masih Lestari
Para perempuan suku Nanga pun telah menyiapkan tikar untuk menghormati tamu yang akan datang.
“Salah satu warisan leluhur yang tetap dilestarikan adalah tradisi Kapung. Secara harfiah, "Kapung" berasal dari dialek etnis Kolor yang berarti ucapan syukur atas keberhasilan dan kesuksesan dalam hidup.”
POS-KUPANG.COM - Pada Sabtu malam, 1 Februari 2025, pukul 19.00 Wita, suasana di Kampung Kote tampak sepi. Kala itu, hujan turun disertai badai angin kencang. Ketenangan di kampong tersebut akan terusik karena sesekali terdengar bunyi kendaraan roda dua yang melintas.
Di dalam rumah adat Suku Nanga, Aloysius Belo (85) yang merupakan tetua adat, bersama adiknya Martinus Gilok (62) dan anggota suku berkumpul. Mereka sedang menantikan kedatangan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Manggarai Timur, Petrus Yohanes Elmiance, dan timnya.
Para perempuan suku Nanga pun telah menyiapkan tikar untuk menghormati tamu yang akan datang. Ketika tepat pukul 19.00 Wita, anggota DPRD beserta tim memasuki Rumah Adat Suku Nanga, yang mereka sebut Mbaru Meze Uku Nanga.
Sepatu dan sandal dilepas sebelum memasuki rumah adat. Setelah memasuki rumah, satu per satu anggota keluarga bersama tua adat mempersilakan tamu untuk duduk dan saling bersalaman sebagai tanda persaudaraan.
Beberapa menit kemudian, hidangan kopi disuguhkan kepada semua yang hadir. Jurubicara adat dari pihak tamu, Antonius Sale lalu menyampaikan maksud kedatangan mereka.
"Saya mewakili Anggota DPRD Manggarai Timur. Malam ini kami datang memberi kabar bahwa perjuangan Pak Yance sudah berhasil menjadi anggota DPRD Manggarai Timur. Kami sebelumnya datang meminta restu leluhur Suku Nanga di rumah ini," tutur dia.
Kemudian, seluruh tamu dan anggota suku berpindah ke ruang dekat dapur untuk melaksanakan ritual adat.
Suku Nanga yang berlokasi di Kampung Kote, Kecamatan Kota Komba, Kabupaten Manggarai Timur, memang dikenal masih memelihara warisan budaya yang kaya dalam kehidupan keluarga dan masyarakat.
Salah satu warisan leluhur yang tetap dilestarikan adalah tradisi Kapung. Secara harfiah, "Kapung" berasal dari dialek etnis Kolor yang berarti ucapan syukur atas keberhasilan dan kesuksesan dalam hidup.
Malam itu, seorang anggota suku membawa seekor ayam jantan berbulu warna-warni, yang kemudian dipersembahkan sebagai tanda penghormatan kepada Tuhan melalui leluhur.
Aloysius Belo mengambil peran sebagai pemimpin ritual dengan meminta restu dari semua yang hadir. Suasana hening menyelimuti saat ujud doa dibacakan.
"Malam ini ada tanda-tanda di lidah ayam untuk perjalanan keberhasilan di masa yang akan datang. Para leluhur merestui semua niat baik yang sudah dibuat dan akan dibuat di masa yang akan datang," kata dia saat menerawang.
Setelah proses pemujaan selesai, ayam disembelih dan darahnya diteteskan di tempat-tempat suci. Kemudian, sesajean berupa nasi bercampur daging ayam dipersembahkan kepada leluhur dan sebagian dimakan anggota keluarga terpilih.
Usai ritual, Aloysius Belo menekankan pentingnya merawat warisan nenek moyang.
"Kita harus melaksanakan ritual adat dari tahun ke tahun. Malam ini kita menyaksikan tradisi Kapung bagi keberhasilan Petrus Yohanes Elmiance.” ujar Aloysius.
"Kesuksesan seseorang mendapatkan restu dari Tuhan melalui doa para leluhur. Jangan sesekali melupakan ritual adat yang diwarisakan nenek moyang," sambungnya.
Kisah dan tradisi ini tidak hanya menunjukkan kekuatan ikatan keluarga dan masyarakat, tetapi juga menunjukkan betapa pentingnya menghormati warisan budaya dalam perjalanan meraih kesuksesan.
Tradisi Kapung akan terus menjadi simbol syukur dan penghormatan bagi setiap pencapaian yang diraih oleh generasi mendatang. (kompas.com)
Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS
KOMPAS.com/Markus Makur
TRADISI KAPUNG - Tetua adat Suku Nanga Kamung Kote, Desa Gunung, Kecamatan Kota Komba, Manggarai Timur, Aloysius Belo (85) sedang memegang ayam jantan untuk melaksanakan ritual.adat Kapung di Mbaru Meze (rumah adat), Sabtu (1/2). malam
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.