NTT Terkini
Usai Bencana, Wagub NTT Terpilih Johni Asadoma Temui Warga Amfoang di Kabupaten Kupang
Luapan banjir yang meluap berdampak pada masyarakat di Desa Naitae, Tuakau, dan Nuataus.
Penulis: Irfan Hoi | Editor: Rosalina Woso
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Irfan Hoi
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Wakil Gubernur NTT Johni Asadoma memberikan respons cepat terhadap bencana alam yang terjadi di wilayah Amfoang Kabupaten Kupang.
Purnawirawan Polri itu melakukan kunjungan ke beberapa titik pada Minggu (2/2/2025). Johni Asadoma menyusuri jalan yang rusak menuju ke arah Amfoang pasca bencana. Dia juga membawa bantuan untuk warga terdampak.
"Kita belum dilantik, tapi harus turun ke masyarakat untuk memperhatikan kondisi masyarakat," kata dia, Senin (3/2/2025) di Kupang.
Mantan Kapolda NTT itu mengatakan, hampir seluruh lahan pertanian terendam banjir. Petani kali ini bisa dikatakan gagal tanam. Dampaknya berlanjut ke mendukung swasembada pangan yang dicanangkan pemerintah pusat.
Kader Gerindra NTT itu berkunjung pertama di Desa Pariti. Ia melihat korban banjir luapan kali Noelbiboko. Setidaknya ada 14 rumah rusak akibat bencana itu.
Baca juga: Tiga Bibit Siklon Tropis Terpantau, Warga NTT Diminta Waspada
Saat berada di Desa Naitae, Johni Asadoma meninjau puluhan rumah yang rusak akibat hancur. Ada 23 rumah rusak dan 1 korban jiwa. Johni Asadoma berbincang dengan warga setempat. Disamping melihat kondisi infrastruktur yang rusak.
"Kami mohon agar jembatan yang dibangun harus disesuaikan dengan kondisi alam dan lingkungan, dan dikaji berdasarkan keperluan dan kebutuhan di pemukiman padat penduduk," kata Johni Asadoma mengulang pernyataan warga setempat, Metus Salak Atteh.
Johni Asadoma menuturkan, gorong-gorong jembatan yang dibangun tersumbat. Dampaknya air meluap dan merendam rumah warga. Luapan banjir yang meluap berdampak pada masyarakat di Desa Naitae, Tuakau, dan Nuataus.
Dampak dari beberapa infrastruktur yang rusak itu, membuat akses jalan ke Amfoang terisolir. Warga kemungkinan hanya bisa menggunakan jalur laut di daerah Naikliu.
Banjir itu, menurut dia, timbul akibat dari tersumbatnya jembatan yang dikerjakan pemerintah pada tahun 2021 lalu. Konstruksi jembatan disebut menjadi faktor yang membuat banjir itu.
Dia mengatakan, Melki - Johni akan memperjuangkan itu agar jembatan ini bisa direhabilitasi dan tidak lagi terjadi banjir. Dia berharap masyarakat setempat bisa bersabar.
"Dengan berkoordinasi dengan semua pihak, baik itu kementerian PUPR, Balai Jalan dan Jembatan. Kerugian yang dialami di desa Naitae lebih besar karena dampaknya sangat merugikan rakyat. Kami akan prioritaskan," kata dia.
Disamping itu, anak sekolah yang tidak bisa bersekolah karena akses jalan yang rusak. Alhasil, para guru harus membagi waktu untuk dilakukan pembelajaran di rumah. Perlu dilakukan pembersihan di halaman rumah, dibutuhkan alat berat untuk membersihkan.
"Saya harus minta tolong ke pemerintah provinsi karena saya belum menjabat. Harapannya saya bisa ditolong. Itulah kondisi masyarakat kita disana harus kita bantu," ujarnya.
Johni Asadoma menyebut, selain jembatan Naitae, jembatan Bisnaen dan Termanu juga mengalami hal yang sama. Sejumlah warga di daerah itu mengkritisi pembangunan jembatan yang ada.
Bahkan warga setempat mengancam akan merobohkan jembatan yang tersumbat itu. Sebab, sebelum adanya pembangunan jembatan justru tidak ada bencana alam. Masyarakat juga ingin menyampaikan langsung ke Pemprov NTT.
"Masyarakat juga sebenernya ingin secara langsung bertemu dengan pemprov Tapi karena dengan adanya kunjungan masyarakat mengurungkan niatnya karena beranggapan bahwa wagub yang sudah hadir merupakan jawaban atas kegelisahan mereka," ujarnya.
Pdt. Pitor totok Ketua Klasis Fatuleu Barat menyampaikan, warga setempat tidak ingin direlokasi. Sebab, lahan pertanian dan mata pencaharian ada di kawasan tersebut. Dia mengkritik pembangunan jembatan yang memberi efek bencana alam.
"Kami tidak sepakat dalam hal relokasi Kami bermukim di sini karena lahan pertanian kami ada di belakang rumah kami," kata dia. (fan)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.