Liputan Khusus
Lipsus - 5 Ton Batubara Tumpah ke Laut Flores
Lalu tugboat menarik kapal tongkang tersebut berlayar ke tengah untuk menghindar dari gelombang sehingga lebih aman.
POS-KUPANG.COM, ENDE - Kapal jenis tugboat Nusa Bahari Perkasa Perdana (NBP Perdana) dan Kapal Tongkang yang memuat batubara seberat 5.150 ton terdampar di Pantai Maurole, Ropa, Kecamatan Maurole, Kabupaten Ende, Jumat (31/1).
Berdasarkan laporan Kapolsek Maurole, Iptu Syaiban yang diterima Pos Kupang melalui Kasubsi PIDM Sihumas Polres Ende, Ipda Heru Sutaban, Jumat (31/1) menyebutkan, pada Senin (27/1) lalu sebuah tugboat dan kapal tongkang bersandar di Pelabuhan Jeti, di belakang PLTU Ropa.
Namun pada saat itu, tali bolder kapal tongkang sebelah kanan putus akibat gelombang tinggi sehingga tugboat menarik kapal tongkang tersebut berlayar ke Pantai Mausambi. Sesampainya di sekitar Pantai Mausambi, tugboat dan kapal tongkang tersebut menurunkan jangkar lalu berlabuh dan berlindung di sekitar Pantai Mausambi.
Namun, pada Jumat (31/1) cuaca semakin memburuk dan gelombang tinggi. Lalu tugboat menarik kapal tongkang tersebut berlayar ke tengah untuk menghindar dari gelombang sehingga lebih aman.
Akan tetapi akibat hantaman gelombang laut yang tinggi, tugboat dan kapal tongkang tersebut terseret arus ombak ke arah Pantai Maurole sekitar pukul 06.00 Wita. Kapal tongkang itu akhirnya terdampar di Pantai Maurole dengan posisi miring dan kemasukan air laut. Sedangkan tugboat dalam kandas di terumbu karang.
Dalam kondisi tersebut, sebanyak tiga orang ABK turun dari kapal tongkang tersebut dan dievakuasi ke salah satu rumah warga di Desa Maurole. Kemudian, enam orang ABK lainnya berenang ke arah pantai dan langsung dievakuasi warga ke rumah tersebut.
Melihat kondisi tersebut, beberapa warga berenang menuju tugboat untuk menyelamatkan kapten kapal dan salah seorang ABK kapal beserta barang – barang yang masih tertahan di atas kapal.
Kapten kapal (red: Nahkoda) dan seorang ABK serta barang - barang berhasil diselamatkan warga. Selanjutnya dievakuasi warga ke salah satu rumah warga.
"Mereka semua selamat, mereka sekarang sudah dievakuasi ke pelabuhan kalau tidak salah, itu informasi yang saya dengar dari anggota yang ada di lapangan. Saya lagi sakit, tapi informasi yang saya dapat terakhir itu mereka sudah di terminal Pelabuhan Ropa," kata Kapolsek Maurole, Iptu Syaiban melalui telepon selulernya.
Dikatakan Iptu Syaiban, nahkoda kapal tugboat na'as tersebut sudah menghubungi agen dan pemilik kapal guna melakukan evakuasi terhadap kapal tugboat Nusa Bahari Perkasa (NBP) Perdana dan kapal tongkang yang terdampar.
Adapun para awak kapal yang terdampar terdiri dari nakhoda Rafi Aan Eko Yulianto (Nahkoda), Hermansyah ( Chief Officer/Mualim 1), Prasetyo (Second Officer/Mualim 2), Khairul Arif Catur (Chief Engineer/Kepala Kamar Mesin), Alif Arasy (Masinis 1), Irwansyah Sitompul (Masinis 2), Mocholil Yasin (Juru Mudi), Ahmad Riski Febrianto (Juru Mudi) serta Andik Ahmad Djudin (Oiler).
Sementara di Labuan Bajo, Manggarai Barat, sebuah Kapal Wisata Presley Jalasen hanyut dan menghantam tanggul di Kampung Ujung, Labuan Bajo, Jumat (31/1) mengakibatkan kapal kayu tersebut hancur berkeping-keping.
"Dikarenakan ombak besar disertai hujan dan angin kencang 20-30 knot, mengakibatkan tali moring bagian haluan kapal putus sehingga kapal hanyut dan terhempas ke pinggir pantai dan benturan dengan tanggul," jelas Kepala KSOP Kelas II Labuan Bajo, Stephanus Risdiyanto.
Menurut Stephanus, kapal tersebut sudah tidak beroperasi sejak 2024, karena rusak mesin. Dua orang anak buah kapal (ABK) yang menjaga kapal tersebut selamat. Pihaknya bersama personel Sat Polairud Polres Manggarai Barat telah turun ke lokasi untuk mengamankan kerangka kapal, dan mengangkat serpihan agar tidak menggangu alur pelayaran.
"Badan kapal sudah diikat agar tidak hanyut," kata Stephanus.
Satu Warga Tewas
Sementara itu, Thomas Otemusu, warga Fatuleu Barat ditemukan tewas usai dilaporkan terseret arus banjir sungai Siumate saat bersama isterinya Orpa Nenobahan dan anaknya mencoba menghindari area rawan bencana di sekitar sungai tersebut, Jumat (31/1).
"Korban Thobias Otemusu yang terseret banjir tadi di Fatuleu Barat sudah di temukan warga. Kondisi sudah meninggal dunia," ungkap Yes Fetmoes, warga Desa Naitae melalui telepon.
Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Kupang, Smith Roberth Yorhans Fanggi menyebutkan, Thomas adalah RT 07 RW 04 Dusun 2 Desa Naitae hanyut terseret arus sungai dan ditemukan tewas 300 meter jadi titik awal hanyut.
Informasi yang dihimpun Pos Kupang menyebutkan, Thomas bersama istri dan anaknya saat hujan deras berusaha menghindari area rawan bencana untuk menyelamatkan diri. Namun banjir besar di sungai Siumate membuat Thomas Otemusu dan istrinya terseret banjir dan hanyut.
Beruntung istri yang sempat hanyut berusaha berpegangan pada daun gewang yang ada di tepi sungai untuk bertahan hidup dan dia berhasil selamat bersama anaknya yang akhirnya di tolong warga.
Namun Thomas terseret arus banjir sekitar 300 meter dari titik awal dan ditemukan dalam kondisi meninggal dunia.
"Betul ditemukan sudah meninggal, tim BPBD dan Basarnas juga sudah turun ke lokasi," ungkap Smith.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Kupang, Semmy Tinenti juga membenarkan adanya laporan warga yang terseret banjir di desa Naitae tersebut.
Dirinya meminta agar warga berhati-hati dan melakukan evakuasi bila hujan dengan intensitas sedang hingga lebat terjadi dalam waktu satu jam atau lebih. Saat ini BPBD juga telah menerima sejumlah laporan adanya banjir seperti di Desa Oebelo, dan Desa Naitae.
Di Desa Naitae saat ini sesuai laporan dari kepala desa warga sementara mengevakuasi diri ke tempat yang lebih tinggi karena luapan sungai Siumate menggenangi rumah mereka. Luapan sungai Siumate ini karena adanya sumbatan pada gorong-gorong jembatan Siumate sehingga aliran air menjadi terhambat dan meluber ke pemukiman warga.
Sementara puluhan rumah warga di Dusun IV, RT 19 dan 20, Desa Oebelo, Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang terendam banjir akibat hujan lebat kemarin.
Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Kupang, Drs. Saryaskus Paulus Liu yang mengatakan pihaknya akan bertindak cepat untuk membantu warga yang terdampak. Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran terhadap keselamatan beberapa balita dan warga disabilitas yang tinggal di wilayah itu.
"Tadi saya lihat langsung rumah warga yang terdampak, dan ada balita dan warga disabilitas di sana.. Jika kondisi banjir tidak segera membaik, warga harus dievakuasi. Kasihan ada lansia dan balita," ujar Saryaskus.
Saat ini, kata Saryadkus, dirinya maupun tim masih melakukan pendataan terhadap warga terdampak. Data sementara menunjukkan 11 rumah warga telah terendam banjir, tetapi jumlah tersebut diperkirakan bertambah.
Sebagai langkah antisipasi, pihaknya telah berkoordinasi dengan tokoh-tokoh agama untuk menyiapkan rumah ibadah sebagai posko pengungsian bagi warga yang terdampak. Selain itu, Dinsos juga siap mendistribusikan bantuan berupa nasi kotak dan sembako bagi warga yang membutuhkan.
Banjir di Oebelo
Selain rumah warga, ruas jalan Negara trans Timor juga tertutup air. Arus lalu lintas terhambat. Warga yang terdampak berupaya mengurangi genangan dengan menggali lubang saluran air di depan rumah mereka.
Kepala Desa Oebelo, Marthen Halla, mengungkapkan banjir ini merupakan kejadian setiap tahun saat curah hujan tinggi. Hingga saat ini, pihak desa masih melakukan pendataan, dan sejauh ini tercatat sebanyak 11 rumah terdampak.
Ia menjelaskan, salah satu penyebab banjir adalah jembatan kecil di lokasi yang tersumbat, sehingga aliran air tidak berjalan lancar. "Ke depannya, masalah saluran air di lokasi ini perlu diperbaiki dan dinormalisasi," tambahnya.
Akibat luapan air yang menggenangi jalan Timor Raya tepatnya di batas Desa Oebelo dan Desa Tanah Merah Kabupaten Kupang, arus lalulintas terhambat. Bahkan kendaraan roda dua tidak bisa melintas.
Sejumlah pemuda di sekitar lokasi banjir mencoba membantu sejumlah kendaraan agar bisa melintas namun kesulitan karena sejumlah kendaraan roda dua mati di tengah jalan. Hanya kendaraan roda empat yang bisa melintas namun tetap dipandu oleh pemuda sekitar dengan sistim buka tutup jalan.
Seorang pegawai pertanahan Kabupaten Kupang, Natalia mengaku beruntung bisa melintasi banjir berkat bantuan warga sekitar untuk bisa pergi ke kantor.
"Banjir cukup deras, ada motor yang sudah putar balik Kupang karena sampai saat ini masih turun hujan dan banjir," ungkap Natalia, pegawai Pertanahan Kabupaten Kupang.
Hujan lebat yang mengguyur Kota Kupang sejak dini hari Jumat kemarin menyebabkan banjir dan genangan di sejumlah tempat seperti di depan gedung Golkar NTT atau bersebelahan dengan kantor DPRD Kota Kupang.
Pantauan Pos Kupang di lokasi tersebut, kendaraan dari arah bundaran Tirosa menuju ke El Tari harus ekstra hati-hati. Pegawai di Kantor Golkar NTT sempat menutup jalur itu dan dialihkan ke jalan alternatif. Beberapa kendaraan harus memutar balik dan mencari jalan lainnya. Sementara kendaraan roda empat memilih untuk menerobos genangan tersebut.
Di SDI bertingkat Kecamatan Kelapa Lima, juga terpantau dipenuhi genangan. Lalu lintas kendaraan RA Kartini dari arah depan Lippo Kupang atau sebaliknya terganggu. Bahkan ada kendaraan roda dua yang menggunakan lajur pejalan kaki menghindari genangan.
Sementara saat hujan terjadi, banjir terjadi di depan Hotel Aston Kupang. Beberapa lapak jualan di sekitarnya ikut terendam. Selain itu, di beberapa titik lainnya seperti di ruas jalan Kuanino hingga Maulafa juga dilaporkan banjir. Akibatnya jalanan dan perumahan hingga area publik ikut terkena dampak.
Agung (30) seorang warga di Kota Kupang menilai genangan yang sering terjadi akibat resapan tidak baik. Seharusnya, pengerjaan proyek terutama jalan, harus memperhatikan aspek itu.
, masalah genangan itu sering terjadi. Terutama di titik-titik yang sering dilanda kejadian itu. Sehingga, pemerintah maupun para pihak harusnya bisa mengurai masalah ini.
"Ini genangan di daerah-daerah tertentu itu sering terjadi. Harusnya kan bisa diselesaikan. Kan kita sudah tahu apa masalahnya. Resapan yang kurang baik. Itu pokoknya. Kalau resapan bagus, drainase juga bagus, otomatis hujan lebat sekalipun kita tidak perlu khawatir soal banjir dan genangan itu," ujarnya.
Dia berharap, pemerintah bisa mengatasi masalah ini. Apalagi musim hujan diperkirakan hingga akhir Februari 2025. Agung juga meminta masyarakat agar tidak membuang sampah ke selokan atau drainase yang bisa menyumbat aliran air.
4 Kabupaten Terdampak Cuaca Ekstrem
Pemerintah NTT mencatat kurang lebih ada beberapa daerah di empat kabupaten di yang terendam banjir dan longsor akibat cuaca ekstrem berupa hujan yang terus terjadi beberapa hari terakhir.
Sejumlah kabupaten itu seperti Kabupaten Malaka, Kota Kupang, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) dan Kabupaten Kupang.
Kepala Pelaksana BPBD NTT Cornelis Wadu di Kupang, Jumat (31/1) mengatakan, beberapa daerah di Flores diinformasikan juga terkena bencana alam seperti banjir, namun Cornelis mengaku belum mendapatkan informasi resmi dari Pemda setempat.
Dari sejumlah wilayah yang terkena bencana itu, Kabupaten Malaka disebut sebagai kabupaten yang termasuk paling parah bencana banjirnya. Sebab, air yang masuk ke permukiman warga berasal dari beberapa aliran sungai di sekitar kabupaten itu.
Namun, ujarnya, tidak ada masyarakat yang mengungsi karena banjirnya cepat surut dan bisa ditangani dengan baik oleh Pemda setempat.
Untuk di Kabupaten TTS terdapat longsor di ruas jalan Trans Timor yang sempat menutup jalur transportasi di seluruh pulau Timor dan juga jalur antarnegara. Tetapi saat ini sudah bisa dilalui kendaraan setelah materialnya dipindahkan.
Sementara di Kota Kupang banjir hanya merusak satu unit jembatan, dan dua rumah terendam banjir. Sementara di Kabupaten Kupang beberapa lokasi terendam banjir.
Karena itu masyarakat diimbau untuk mewaspadai potensi curah hujan yang tinggi terjadi di NTT saat ini khususnya di pulau Timor.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kelas II El Tari Kupang memperkirakan kondisi cuaca ekstrem di wilayah NTT dapat terus terjadi hingga tiga Februari 2025 mendatang.
"Beberapa hari terakhir hujan dengan intensitas sedang hingga sangat lebat terjadi di NTT khususnya di Kota Kupang, dan di Kota Kupang pada tanggal 27 Januari lalu hujannya sudah masuk dalam kategori ekstrem," kata Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Kelas II El Tari Kupang, NTT Sti Nenotek.
Akses Warga Tiga Kecamatan Terhambat
Curah hujan yang tinggi di wilayah NTT juga mengakibatkan banjir di beberapa daerah. Banjir tersebut melanda wilayah Desa Tominuku, Kecamatan Alor Tengah Utara, Kabupaten Alor mengakibatkan akses jembatan terputus.
Warga yang melintas terpaksa harus berjalan kaki melewati jembatan tersebut, dibantu warga sekitar agar tidak terseret banjir.
Anggota DPRD Kabupaten Alor, Yohanis Atamai mengatakan, masalah tersebut sudah cukup lama dibicarakan namun belum ada tindakan lanjut dari pemerintah.
“Masalah ini sudah cukup lama kami sampaikan di rapat-rapat dewan bahwa jembatan penghubung antara Desa Welai Selatan dan Desa Tominuku rusak. Jembatan ini bukan hanya menghubungkan dua desa inu tetapi juga akses ke kecamatan lain seperti ke Kecamatan Mataru, Kecamatan Pureman, dan akses warga menuju Kecamatan Alor Tengah Utara,” ujarnya Jumat (31/1).
Dikatakan Anis, pemerintah juga perlu memperhatikan akses-akses ke pelayanan publik seperti fasilitas kesehatan serta sekolah yang ada di wilayah tersebut.
“Setiap tahun kami selalu berusaha menyampaikan ini agar ada solusi dari pemerintah. Di desa-desa ini ada fasilitas pelayanan kalau ada orang sakit, orang meninggal, atau ibu melahirkan yang harus diantar ke puskesmas atau dirujuk ke kota. Bagaimana solusinya? Apakah kita akan terus-menerus gotong orang sakit. Bagaimana dengan anak-anak dan guru yang mau ke sekolah.
Bagaimana dengan mobilitas warga di hari-hari pasar. Ini perlu menjadi perhatian semua pihak,” ungkapnya.
Terkait hal ini sambung Anis, sudah disampaikan kepada Penjabat Bupati Alor, Zeth Libing pada sidang paripurna.
“Sudah disampaikan dan katanya akan dibangunkan jembatan, serta Dinas PU sudah ke lokasi dan melihat kerusakan tersebut. Tetapi kita perlu langkah antisipasi, karena baru awal bulan saja sudah seperti ini. Ini adalah jalan poros utama bagi warga desa yang tiap tahun selalu ada keluhan masyarakat, semoga cepat teratasi,” kata Anis.
Selain itu dia juga meminta BPBD Kabupaten Alor agar memperhatikan wilayah dan titik-titik rawan banjir di Kabupaten Alor, agar segera dilakukan antisipasi. (ary/cr6/fan/uka/rey/cr19)
Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.