Tokoh NTT
Profil Tokoh NTT, drg. Domi Mere Mantan Birokrat Pemprov NTT yang Memilih 'Pulang Kampung'
Meski dipercayakan untuk melayani masyarakat di tingkat provinsi, rupanya hati Domi Mere sudah sangat terpaut dengan daerah kelahirannya sendiri
POS-KUPANG.COM- Nama drg. Dominikus Minggu Mere atau akrab disapa Domi Mere bukan asing buat publik Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Seabrek jabatan pernah diemban di lingkup pemerintah baik di Provinsi Timor Timur (ketika masih bergabung dengan Indonesia, Red) sampai kembali Provinsi NTT dan berkarya di beberapa kabupaten di NTT.
Pria kelahiran Ende, 31 Juli 1960 ini dikenal sebagai kader pamong praja tulen dengan catatan perjalanan karirnya sangat bersih.
Mengutip dari laman katolikku.com, Domi Mere pernah beberapa kali menduduki jabatan Kepala Sub Bagian Tata Usaha pada Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bajawa Kabupaten Ngada (1990-1991).
Lalu menjadi Kepala Seksi Kesehatan Gigi pada Dinas Kesehatan Provinsi NTT (1991-1993).
Pada 1997-1998 ia dipercayakan menjadi Kepala Seksi Penyusunan Program (Perencanaan) pada Kanwil Kesehatan NTT.
Kemudian, sejak 1998 sampai dengan 4 September 1999, ia menjabat sebagai Kepala BAPELKES Dili Timor-Timur.
Baca juga: Profil Tokoh NTT Kamillus Elu Wabup TTU Terpilih, Advokat yang Pernah Jadi Staf Ahlinya Ahok
Dari Dili, ia kemudian beralih menjadi Kepala BAPELKES Kupang (September 1999 sampai dengan Maret 2001).
Di tanah kelahirannya, Ende, suami dari Dr. Dra. Maria Matildis Banda, MS ini pun pernah menduduki posisi strategis di lembaga eksekutif/birokrasi.
Ia misalnya pernah menjabat sebagai Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Ende (2001-2008).
Kemudian ia dipercayakan sebagai Kepala Badan Perencanaan Pembangunan (Bappeda) Kabupaten Ende (2008 - Maret 2013).
Dan, pada 2013 ia menjadi Sekretaris Daerah Kabupaten Ende.
Dari Kabupaten Ende, dokter yang menyandang gelar doktor itu kembali berkarya di tingkat Provinsi NTT.
Ia menjabat sebagai Kepala RSUD Prof WZ Yohanes Kupang (31 Agustus 2015 – Oktober 2018), dan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTT (Oktober 2018-31 Juli 2020).
Meski dipercayakan untuk melayani masyarakat di tingkat provinsi, rupanya hati Domi Mere sudah sangat terpaut dengan daerah kelahirannya sendiri.
Baca juga: Profil Tokoh NTT, dr. Anna Maria Toasu Ingin Mengabdi di Kampung Sendiri
Ia sepertinya ingin sekali membaktikan diri dan hidupnya untuk membangun Kabupaten Ende.
Makanya, beberapa kali ia mencoba bertarung dalam hajatan Pilkada Kabupaten Ende.
Terakhir, didukung oleh partai Glokar, pada November 2021 lalu ia bertarung dengan Erik Rede untuk meraih kursi wakil bupati Ende, meski belum beruntung.
Meski demikian, harapan Domi Mere tak pernah pupus. Ia berharap suatu saat kelak ada jalan terbuka di mana ia dapat membaktikan seluruh hidupnya untuk memajukan Kabupaten Ende tercinta.
Harapan seperti itu bukan hal yang mustahil. Sebab Domi Mere adalah figur yang ‘membumi’ dan ‘lintas agama’.
Ia dekat dengan masyarakat kecil, dengan akrab dengan tokoh dan umat beragama, baik Katolik, Kristen Protestan dan Islam.
Singkat cerita, pada hajatan politik Pilkada Serentak 2024, Domi Mere kembali bertarung menjadi calon Wakil Bupati Ende mendampingi calon Bupati Ende, Yosep Benediktus Badeoda.
Didukung oleh lima partai pengusung, yakni PDIP, Demokrat, Partai Ummat, PPP, dan Partai Garuda, paket nomor urut 1 yang mengusung tagline Deo-Do berhasil meraih kemenangan pada Pilkada 27 November 2024 lalu.
Baca juga: Profil Tokoh NTT, Henri Melki Simu Politisi Golkar yang Terpilih Jadi Wabup Malaka
Berdasarkan rapat pleno terbuka rekapitulasi hasil penghitungan suara, paslon nomor urut 1 pada Pilkada Ende 2024 itu memperoleh suara terbanyak dengan 60.589 suara.
Sementara itu, paslon nomor urut 2, Emanuel Eriko Rede dan Awalludin Sutoro hanya 14.964 suara atau terpaut 45.625 suara dari paslon nomor urut 1.
Paslon urut 3, Djafar Ahmad dan Yustinus Sani hanya 38.020 atau selisih 22.569 suara dari paslon nomor urut 1 dan menempatkan diri pada posisi kedua hasil perolehan suara pada Pilkada Ende 2024.
Sedangkan paslon nomor urut 4, Laurentius D. Gadi Djou dan Damran Baleti menempati posisi ketiga hasil perolehan suara pada Pilkada Ende 2024 dengan total perolehan 33.980 suara atau terpaut 26.609 suara dari paslon nomor urut 1.
Pasangan Yosep Benediktus Badeoda-Domi Mere sudah ditetapkan KPU Ende sebagai pemenang pilkada dan menjadi bupati dan wakil bupati Ende periode 2025-2030.
Dalam agenda pelantikan bupati dan wakil bupati Ende terpilih bakal dilantik tanggal 6 Februari 2025 mendatang.
Pasca pelantikan Bupati dan Wakil Bupati Ende terpilih diharapkan segera kembali ke Kota Ende sehari setelah pelantikan guna memenuhi janji politik 100 hari kerja.
Heri Gani selaku Ketua Tim Pemenangan Paket Deo-Do, saat diwawancarai POS-KUPANG.COM, Kamis, 23 Januari 2025 mengatakan, untuk pelaksanaan 100 hari kerja yang sudah ditindaklanjuti tim transisi dengan melakukan konsolidasi dan koordinasi dengan berbagai OPD terkait.
Baca juga: Profil Tokoh NTT Yosefina Seran Gheta, Sosok Ketua Presidium WKRI DPD NTT 2022-2027
Penekanan paling utama adalah berkaitan dengan pelayanan kesehatan di RSUD Ende, kemudian memastikan seluruh pasien yang membutuhkan perawatan rumah sakit baik peserta BPJS maupun yang bukan peserta BPJS dan secara administrasi kependudukan yang bersangkutan berdomisili di wilayah Kabupaten Ende maka mereka semua berhak mendapat pelayanan kesehatan gratis walaupun belum mengantongi BPJS kesehatan.
Lanjut Heri Gani, tim transisi sudah mengatur beberapa langkah dan skenario serta berkoordinasi dengan Dinas Sosial, Dinas Kesehatan, BPJS Kesehatan dan pihak terkait.
"Dan mereka sudah menyanggupi untuk memfasilitasi pelayanan kesehatan yang dibutuhkan oleh masyarakat di sepanjang masa kepemimpinan beliau berdua ini," tambah Heri.
Dijelaskan Heri Gani, pembenahan RSUD Ende sudah menjadi konsep dan komitmen Bupati dan Wakil Bupati Ende terpilih.
Selain pembenahan RSUD Ende, lanjut dia, Yosep Benediktus Badeoda dan dr Dominikus Minggu dalam 100 hari kerjanya akan fokus pada masalah Ende Bersih.
Kondisi Kota Ende saat ini, terutama pada musim hujan adalah masalah sampah yang berserakan di jalan-jalan.
Langkah yang akan diambil yakni penambahan jumlah tenaga kebersihan dan pengangkutan yang saat ini hanya berjumlah kurang lebih 60 orang yang sudah menjadi PPPK.
"Jumlah itu ditengarai masih belum sebanding dengan tuntutan kebutuhan dan persoalan kebersihan di wilayah Kota Ende," ujar Heri Gani.
Selain dua masalah tersebut, pada 100 hari kerja Badeoda-Domi Mere juga bakal memperhatikan masalah penerangan jalan melalui program Ende terang.(*)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.