Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Rabu 22 Januari 2025, Tetaplah Berbuat Kebaikan
Apakah kita selalu siap untuk menolong sesama meskipun ada ancaman serius bagi keselamatan diri kita.
Oleh : Pastor John Lewar SVD
POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik Rabu 22 Januari 2025, Tetaplah Berbuat Kebaikan
Biara Soverdi St. Yosef Freinademetz, STM Nenuk Atambua Timor
Hari ke 5 Pekan Doa Sedunia
Vinsentius
Ibrani 7:1-3,15-17; Mazmur 110:1,2,3,4;
Markus 3:1-6
Meditatio:
Salah satu kebiasaan yang sebenarnya tidak elok, sering dilakukan dengan sadar atau tidak sadar adalah mengamati orang lain ketika mereka melakukan suatu pekerjaan atau pelayanan tertentu.
Biasanya ada kata cemoohan, kritikan tajam dan sedikit saja apresiasi kepada orang lain meskipun mereka sedang melakukan hal yang baik untuk sesamanya.
Orang seperti itu mungkin lupa bahwa dia juga sedang diamati oleh orang-orang di sekitarnya?(adiutami.com/2025/01/22-januari.html).
Baca juga: Renungan Harian Katolik Senin 20 Januari 2025, Maknai Puasa Sebagai Kerinduan Jiwa
Tuhan Yesus sendiri pernah mengalaminya pada suatu hari Sabat, sebagaimana dikisahkan dalam Injil Markus (3:1-6) hari ini. Ketika itu ada seorang yang mati sebelah tangannya.
Orang-orang Farisi sudah tahu bahwa Yesus selalu tergerak oleh belas kasihan kepada orang-orang yang
menderita. Sebab itu, mereka hanya bisa mengamati kalau-kalau Yesus menyembuhkan orang itu pada hari Sabat sehingga menjadi alasan untuk menuntut-Nya.
Yesus adalah Tuhan atas hari Sabat maka Dia menyembuhkan orang yang mati sebelah tangannya. Yesus berbuat baik tetapi orang-orang Farisi dan para pendukung Herodes bersekongkol untuk membunuh-Nya. Ya...aneh tapi nyata!
Bagi para petinggi dan pemimpin agama Yahudi, Yesus adalah saingan. Banyak orang tertarik kepada Yesus karena ajaran-Nya dan berbagai mukjizat yang dibuat-Nya. Tentu hal ini menjadi ancaman bagi otoritas mereka. Karena itu, mereka berusaha mencari-cari celah untuk menjatuhkan-Nya.
Bagi Tuhan Yesus, hari Sabat harus digunakan dengan baik untuk kemuliaan Allah dan keselamatan umat-Nya. Berbuat baik atau berkarya untuk orang yang sedang menderita janganlah dijadikan masalah.
Dengan demikian, tindakan menyembuhkan orang pada hari Sabat itu termasuk perbuatan baik. Juga termasuk menyelamatkan dan diperbolehkan. Tindakan menyelamatkan nyawa orang tidak semestinya mendatangkan kemarahan.
Melalui Injil suci hari ini, kita bisa menggambarkan para pemimpin agama Yahudi di sini sebagai contoh orang yang sibuk mencari kesalahan orang.
Mereka seolah-olah bersikap kritis, tetapi sebenarnya hanya ingin mencela. Bagi orang yang bersikap demikian, perbuatan baik apa pun akan dinilai negatif.
Apakah kita akan berhenti dengan cap atau label negatif yang mereka berikan? Sebagai orang beriman, jawabannya adalah tidak! Tentang hal ini.
Berikanlah yang terbaik dari apa yang engkau miliki dan itu mungkin tidak akan pernah cukup. Tetapi tetaplah berikan yang terbaik. Jangan pedulikan apa yang orang lain pikirkan atas perbuatan baik yang engkau lakukan.
Percayalah, mata Tuhan tertuju pada orang-orang yang jujur dan Dia melihat ketulusan hatimu, demikian
seruan Santa Teresa dari Kalkuta (https://www.lbi.or.id/2019/01/23/).
Hati yang tergerak oleh belas kasihan adalah jati diri Yesus sebagai Imam Agung. Dia mempersembahkan diri-Nya untuk keselamatan manusia apa pun situasinya.
Dia dicela, dipersalahkan, bahkan diancam untuk dibunuh namun la tetap menyelamatkan manusia yang sangat membutuhkan. Layaklah perkataan ini bagi Yesus: "Engkau adalah Imam untuk selamalamanya, menurut tata imam Melkisedek" (Ibr. 7:17).
Apakah kita selalu siap untuk menolong sesama meskipun ada ancaman serius bagi keselamatan diri kita.
Yesus tetap berbuat baik walau perbuatan-Nya itu sering dinilai negatif oleh orang-orang yang memusuhi-Nya. Hal ini menginspirasi kita untuk tetap melakukan kebaikan dengan tulus hati.
Seperti Yesus yang selalu dicari-cari kesalahan-Nya oleh para musuh-Nya, demikianlah perbuatan baik yang kita lakukan tidak jarang tidak diterima atau bahkan dinilai buruk. Kalau mengalami hal yang demikian, seperti Yesus yang terus berbuat baik, marilah kita juga tidak berhenti untuk berbuat baik.
Missio:
Hari ini kita berusaha berbuat baik kepada setiap orang dan jangan sibuk untuk memata-matai, mengamat-amati kesalahan orang lain. Berhenti dengan prasangka dan pikiran negatif tentang orang lain.
Doa:
Ya Tuhan, berilah kami keberanian untuk menolong sesama yang kecil, lemah, miskin, tersingkir, dan difabel. Amin.
Sahabatku yang terkasih, selamat Hari Rabu, Hari ke 5 Pekan Doa sedunia bagi persatuan umat Kristen.
Salam doa dan berkatku untukmu dan keluarga di mana saja berada: Bapa dan Putera dan Roh
Kudus...Amin.(*)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.