Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Kamis 26 Desember 2024, Beriman Tanpa Rasa Takut

para rasul dalam karya pelayanan, diakonia. Dia bertugas dalam karya sosial mengurus para janda dan kaum miskin.

Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/HO-DOK
Pastor John Lewar, SVD menyampaikan Renungan Harian Katolik Kamis 26 Desember 2024, Beriman Tanpa Rasa Takut 

Oleh : Pastor John Lewa SVD

POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik Kamis 26 Desember 2024, Beriman Tanpa Rasa Takut

Biara Soverdi St. Yosef Freinademetz STM Nenuk Atambua Timor

Pesta Santu Stefanus, Martir Pertama.
Lectio: Kisah Rasul 6:8-10; 7:54-59;
Mazmur 31:3cd-4,6,8ab,16bc,17;
Injil : Matius 10:17-22.

Meditatio:
Pada hari kemarin, kita merayakan Pesta natal. Suasana batin hati kita diliputi sukacita karena kelahiran Yesus, Juruselamat dan Raja damai, Sang Sabda yang telah menjadi manusia dan tinggal di tengah-tengah
kita. Tetapi hari ini Gereja mengajak kita untuk merenungkan peristiwa kematian Diakon Stefanus.

Berkaitan dengan pelayanan yang bisa dilakukan oleh para diakon, Petrus dan para rasul lainnya menyadari bahwa mereka membutuhkan penolong-penolong untuk mengurus para janda dan kaum miskin, yang
selama itu terabaikan.

Kemudian, mereka memilih tujuh orang yang terkenal baik, penuh Roh Kudus dan hikmat. Ketujuh orang itu adalah Stefanus dan Filipus, Prokhorus dan Nikanor, Timon, Parmenas dan Nikolaus (Kis 6:5). Kemudian para rasul berdoa dan meletakkan tangan di atas mereka (ay. 6).

Sebagaimana diceritakan dalam Kisah Para Rasul, Stefanus adalah satu dari tujuh diakon yang dipilih untuk menolong para rasul dalam karya pelayanan, diakonia. Dia bertugas dalam karya sosial mengurus para janda dan kaum miskin.

Kisah Rasul memperlihatkan secara tajam bagaimana Stefanus yang penuh dengan karunia kuasa, mengadakan mukjizat-mukjizat dan tanda-tanda bagi kebaikan dan keselamatan orang banyak. Tampaknya ada orang-orang yang tidak menyukainya karena mereka tidak sanggup melawan hikmatnya. 

Terlebih lagi para anggota Mahkamah Agama sangat tertusuk hati, tidak tahan dan menggertakan gigi, sehingga mereka menyeret Stefanus ke luar kota, lalu melemparinya sampai mati.

Stefanus berbicara dengan keras dan tegas, “Hai orang-orang yang keras kepala dan yang tidak bersunat hati dan telinga, kamu selalu menentang Roh Kudus, sama seperti nenek moyangmu, demikian juga kamu.

Siapakah dari nabi-nabi yang tidak dianiaya oleh nenek moyangmu? Bahkan mereka membunuh orang-orang yang lebih dahulu memberitakan tentang kedatangan Orang Benar, yang sekarang telah kamu khianati dan
kamu bunuh (ay. 51-52). Orang benar itu adalah Yesus.

 Stefanus dibunuh secara keji karena imannya akan Sang Sabda yang telah menjadi manusia. Senjata utama Stefanus dalam menghadapi penganiayaan ini adalah cintanya yang begitu besar kepada Tuhan. Dan cinta kepada Tuhan ini mendorong dia, sehingga menjelang kematiannya, terucap sebuah doa yang keluar dari mulutnya:”Tuhan, janganlah dosa ini ditanggungkan kepada mereka”.

Santo Stefanus telah mewariskan kepada kita nilai hidup kristiani yang luar biasa.

Pertama, iman yang teguh. Stefanus begitu dekat dengan Tuhan yang diimaninya. Tuhan menganugerahi dia rahmat berlimpah.

Banyak mukjizat terjadi atas dirinya. Dia dipenuhi dengan Roh Kudus. Dalam iman, Tuhan juga pasti memberikan kepada kita berkat berlimpahlimpah dalam hidup.

Kedua, berani membela kebenaran. Stefanus tidak gentar menghadapi siapapun dalam situasi yang genting. Dia membela kebenaran iman akan Yesus, Sang Sabda yang telah menjelma menjadi manusia.

Hendaknya kita pun tidak malu bersaksi tentang Tuhan yang lahir di Betlehem. Jangan putus asa bila ada tantangan yang menghadang, bila kita diejek dan diolok - olok karena mengakui Yesus bayi mungil itu.

Ketiga, hargailah kehidupan. Stefanus adalah korban sebuah tindakan kekerasan dan penganiayaan. Kita diajak untuk menghargai harkat dan martabat sesama, menghargai hidup setiap orang. Semua ingin hidup damai dan rukun.

Semoga Natal, kelahiran Kristus Juruselamat meningkatkan iman kita kepada Tuhan, memberanikan kita membela yang benar dan mendorong kita untuk menjunjung tinggi hidup orang lain, sesama kita,

Missio:

Menjadi murid itu penuh resiko sekaligus merupakan konsekwensi yang harus ditanggung. Yesus sendiri sudah menegaskan bahwa jalan kemuridan adalah menyangkal diri dan memanggul salib setiap hari.
Kisah Stefanus menunjukkan resiko kemuridan itu yakni penolakan dan kematian. Mari kita bersaksi tanpa harus merasa takut.

Doa:
Allah Bapa sumber keselamatan kami. Kami mengucap syukur kepadaMu atas kerahiman yang telah Kaulimpahkan kepada kami. Engkau telah menyelamatkan kami dengan kelahiran PuteraMu terkasih dan menggembirakan kami dengan kelahiran Santo Stefanus martirMu di Surga. Demi Kristus Tuhan dan pengantara kami...Amin.

Sahabatku yang terkasih, Selamat Pesta Natal. Natalku, Natalmu, Natal kita bersama. Salam doa dan berkatku untukmu dan keluarga di mana saja berada: Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus....Amin.(*)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved