Breaking News

Berita NTT

Libatkan Peternak Lokal, Pelni Resmikan Digester Biogas di Kupang NTT

termasuk pelatihan mengenai pemanfaatan kotoran sapi sebagai sumber energi terbarukan yang ramah lingkungan. 

Penulis: Irfan Hoi | Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/IRFAN HOI 
Direktur Keuangan dan Manajemen Resiko PT Pelni (Persero) Anik Hidayati (tengah) saat menyerahkan program TJSL kepada peternak lokal di Kupang.  

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Irfan Hoi

POS-KUPANG.COM, KUPANG  - PT Pelni (Persero) meresmikan digester biogas dengan melibatkan peternak lokal di Kecamatan Alak, Kota Kupang, NTT

Peresmian digester biogas itu dilakukan Direktur Keuangan dan Manajemen Resiko PT Pelni Anik Hidayati dan Vice President Treasury Fauzi Ferryna, di halaman kantor Pelni Cabang Kupang, Rabu 18 Desember 2024.

Kepala Kantor Pelni Cabang Kupang Harianto Sembiring bersama sejumlah undangan menyaksikan peresmian digester biogas itu. 

Fauzia Ferryna dalam sambutannya mengatakan, program itu merupakan bentuk kepedulian PT Pelni terhadap  masyarakat lingkungan sekitar, yakni pemanfaatan kotoran ternak sebagai salah alternatif sumber energi terbarukan. 

Baca juga: Pesan Ketua DPRD untuk Pemimpin Terpilih NTT di HUT ke-66 NTT

"Yang lebih ramah lingkungan dan bisa bermanfaat untuk para peternak," kata dia menambahkan. 

Fauzia Ferryna menyebut alasan memilih kecamatan Maulafa, Kota Kupang sebagai lokasi pemberdayaan melaksanakan program itu. Kupang, kata dia, merupakan lumbung ternak di Indonesia. 

Selain itu, peternak di Maulafa menjadi pengguna PT Pelni yang menggunakan kapal milik PT Pelni yakni KM Cemara Nusantara dalam angkutan ternak keluar wilayah NTT

"Memang kita ingin adanya peternak ini bisa memanfaatkan kotoran sapi yang dihasilkan untuk dapat dimanfaatkan untuk hal yang lebih bermanfaat, untuk pupuk juga bisa," kata Fauzia Ferryna. 

Biogas dengan kotoran ternak itu diyakini mempunyai biaya murah. Dia menyebut, pemberdayaan program tersebut berkolaborasi dengan peneliti dari Universitas Brawijaya. 

Nantinya akan ada pemberdayaan bersama termasuk pelatihan mengenai pemanfaatan kotoran sapi sebagai sumber energi terbarukan yang ramah lingkungan. 

PT Pelni berharap agar program itu bisa bermanfaat bagi masyarakat setempat termasuk peternak sapi. Dia memastikan PT Pelni akan tetap hadir sebagai kontribusi pembangunan masyarakat. 

Ketua Pusat Studi Pemberdayaan Desa dari Universitas Brawijaya, Ir Sugiarto mengatakan, dari pusat studi pembangunan desa diberi kepercayaan dalam bimbingan dan pendampingan kepada masyarakat, yang berkolaborasi dengan Politeknik Negeri Kupang. 

Sugiarto mengatakan, penelitian itu mengakomodir masyarakat di Kelurahan Alak, yang ternaknya di kandangkan. Menurut dia, untuk biogas sangat memungkinkan menghasilkan energi yang terbarukan. 

Sementara ternak yang tidak dikandangkan, bisa dilakukan pengumpulan kotorannya agar membangun sistem biogas yang ramah lingkungan. Kegiatan itu juga melibatkan mahasiswa yang ikut dalam penelitian. Mahasiswa itu sedang dalam tugas akhir. 

"Sewaktu-waktu itu bisa menjadi laboratorium untuk membangun keberlanjutan," katanya. 

Dia berharap proses yang ada harus terus berlanjut. Paling tidak bisa membantu pencemaran lingkungan, disamping melakukan pengembangan dan pupuk bahkan bisa dikirim keluar daerah. 

Teknologi itu, kata dia, bisa mendorong masyarakat bisa melakukan sistem peternakan dengan ternak dikandangkan. Meski persoalan ada pada pakan ternak yang jika ternak dikandangkan maka masyarakat sulit memperoleh pakan. 

Dia bilang, daging ternak khusus sapi dari NTT merupakan kualitas terbaik. Berbagai produk kuliner di wilayah Jawa, sumber bahan bakunya berasal dari NTT

Sugiarto berkata, program pendampingan itu juga telah dijabarkan ke peternak lokal. Tujuannya agar peternak itu bisa mandiri dalam pengoperasian digester Biogas. Bahkan sistem itu mampu digunakan secara berkelanjutan hingga puluhan tahun ke depan. 

Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PT PELNI (Persero), Anik Hidayati mengatakan, TJSL kali ini dipusatkan di Kupang, NTT

Anik Hidayati bilang, TJSL tidak saja ingin meraih laba atau pendapatan. Namun, membantu dan bisa bermanfaat bagi masyarakat.  

Pekan lalu, kata dia, ada pemberdayaan petani sayur. Petani ini menjadi supplier ke kapal-kapal penumpang milik PT Pelni. NTT, terdapat KM Cemara Nusantara untuk mengangkut ternak dari NTT ke Jakarta maupun wilayah lainnya. 

"Untuk hari ini, kami juga mau hadir dan bermanfaat. Kotoran yang tinggal ini harus diolah untuk tetap memberi manfaat bagi masyarakat," kara dia. 

Setiap bulan, pemerintah menargetkan Pelni membawa 550 ekor ternak dari NTT. Dia berharap kuota itu harus terpenuhi dalam memenuhi target yang ada setiap tahunnya. 

Anik Hidayati mengaku pernah melihat ujicoba ternak sapi terapung di Belanda. Desainnya dibuat bertingkat. Bahkan ada pengelolaan limbah peternakan yang ujungnya menjadi pil dan itu sebagai pupuk. Program TJSL merupakan langkah awal agar terus memberi efek positif untuk masyarakat. 

Anik Hidayati berharap, fasilitas yang dibangun dalam program TJSL PT Pelni bisa dimanfaatkan perguruan tinggi di Kupang sebagai bagian dari keberlanjutan. (fan) 

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved