Lewotobi Erupsi
Jarang Erupsi Tapi Gempa Terus Terjadi, Lewotobi Laki-laki Masih Awas
PGA juga terus memberi himbauan untuk mewaspadai ancaman banjir lahar dingin. Intensitas hujan akhir-akhir ini cukup tinggi.
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Paul Kabelen
POS-KUPANG.COM, LARANTUKA - Beberapa pekan terakhir terhitung sejak 1-17 Desember 2024, aktivitas erupsi dari Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur, Pulau Flores, NTT, sudah jarang terjadi.
Berbeda dengan letusan dahsyat tanggal 3 hingga belasan November. Sehari selalu saja terjadi erupsi, bahkan kolom abu melampaui 8 kilometer dari puncak gunung berketinggian 1.584 MDPL dan itu tercatat di 7 November 2024. Sedang awal Desember cenderung berkurang bahkan sangat jarang.
Meski demikian, berdasarkan laporan harian Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Lewotobi Laki-laki yang dirilis enam jam sekali, aktivitas sejumlah kegempaan masih terus terjadi.
Seperti gempa letusan, hembusan, tremor harmonik, tektonik dalam, tektonik jauh, tektonik lokal, vulkanik dalam, tornillo, serta vulkanik dangkal. Kegempaan-kegempaan ini sangat berpotensi menyuplai magma.
Status Gunung Lewotobi Laki-laki hingga, Selasa, 17 Desember 2024 masih Level IV (Awas). Sementara Gunung Lewotobi Perempuan berdiri di sampingnya adalah Level I (Normal).
Sejak pukul 12.00 Wita sampai 18.00 Wita, Gunung Lewotobi Laki-laki mengalami 1 kali gempa hembusan dengan amplitudo 7.4 mm berdurasi 200 detik, 7 gempa tremor harmonik dengan amplitudo 22.2 mm durasi 566 detik, dan 1 gempa tektonik jauh dengan amplitido 14.8 mm durasi 42 detik.
"Status Gunung Lewotobi Laki-laki Level IV (Awas)," demikian laporan di grup WhatsApp Info PGA Lewotobi.
PGA juga terus memberi imbauan untuk mewaspadai ancaman banjir lahar dingin. Intensitas hujan akhir-akhir ini cukup tinggi.
"Terekam adanya aliran banjir di peralatan seismik G. Lewotobi Laki-Laki. Masyarakat dan seluruh pihak terkait agar mewaspadai potensi banjir lahar hujan pada sungai-sungai yang berhulu di puncak G. Lewotobi Laki-laki terutama daerah Dulipali, Padang Pasir, Nobo, Klatanlo, Hokeng Jaya, Boru, Nawakote," imbuh salah satu pengamat gunung dari Kantor di Desa Pululera.
Baca juga: "Pray for Lewotobi” BBPP Kupang Donasi untuk Korban Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki
Lebih dari 9.000 warga sejumlah desa di Kecamatan Wulanggitang dan Kecamatan Ile Bura masih menempati posko pengungsian. Permukiman mereka di bawah radius 6 kilometer dari pusat erupsi.
Mereka adalah warga Hokeng Jaya, Padang Pasir, Nawokote, Dulipali, Klatanlo. Pemerintah sedang menyiapkan hunian sementara (Huntara), sebelum memastikan lokasi yang tepat untuk pembangunan hunian tetap (huntap) guna merelokasi warga ke tempat aman. (*)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.