Berita Internasional

Bashar al-Assad Ceritakan Suasana Dramatis Saat Dia Dievakuasi ke Rusia

Akan tetapi, situasi kala itu berubah drastis saat ia tiba di pangkalan udara Hmeimim yang dikelola Rusia. Taka lama kemudian dia dievakuasi ke Moskwa

|
Editor: Dion DB Putra
Sputnik
Presiden Rusia, Vladimir Putin, menyambut Presiden Suriah, Bashar al-Assad, saat pertemuan mereka di resor Laut Hitam di Sochi, Rusia, Kamis (17/5/2018). Rusia memberikan suaka politik kepada Assad sejak 8 Desember 2024. 

POS-KUPANG.COM, DAMASKUS - Presiden Suriah yang terguling, Bashar al-Assad akhirnya mengeluarkan pernyataan pertama  sejak dia meninggalkan negeri itu.

Bashar al-Assad mengungkap suasana dramatis Ketika Rusia mengevakuasinya ke Moskwa  pada 8 Desember 2024.  

Pernyataan Assad diterbitkan  kanal Telegram resmi kepresidenan Suriah pada Senin (16/12/2024).

“Pada saat pasukan teroris menyusup ke Damaskus, saya bergerak ke Latakia untuk mengoordinasikan operasi pertempuran bersama sekutu Rusia,” ujar Assad dalam pernyataannya, dilansir dari Reuters.

Assad menyatakan, hingga dini hari 8 Desember 2024, ia masih berada di Kota Damaskus menjalankan tugasnya sebagai Presiden Suriah. 

Akan tetapi, situasi kala itu berubah drastis saat ia tiba di pangkalan udara Hmeimim yang dikelola Rusia. 

“Setibanya di Hmeimim, jelas bahwa pasukan kita telah sepenuhnya mundur dari semua garis pertempuran dan posisi terakhir militer telah jatuh,” tulis Assad.

Pangkalan Hmeimim, kata Assad, diserang habis-habisan oleh drone pemberontak, memaksa pihak Rusia mengevakuasi dirinya ke Moskwa.  

“Dengan tidak adanya cara keluar yang layak, Moskwa meminta komando pangkalan untuk segera mengevakuasi saya ke Rusia,” ujarnya. 

Otoritas Rusia di Kremlin pada 9 Desember 2024 memastikan Presiden Vladimir Putin telah memberikan suaka kepada Bashar al-Assad dan keluarganya.  

Rusia  telah menjadi sekutu kunci Suriah sejak intervensi militernya pada 2015 guna membantu Presiden Bashar al-Assad menghadapi pemberontak. 

Pemberontak yang dipimpin kelompok Hayat Tahrir al Sham (HTS) sukses merebut ibu kota Damaskus dalam serangan kilat, sekaligus mengakhiri lebih dari lima dekade kekuasaan keluarga Assad di Suriah. 

Menurut laporan pekan lalu, Assad merahasiakan rencana kepergiannya hingga detik terakhir, bahkan dari lingkaran dalamnya. 

“Tidak ada satu pun yang mengetahui rencana ini, termasuk para pejabat maupun kerabat dekat,” ungkap sumber yang mengetahui hal ini.   

Bubarkan Faksi Pemberontak 

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved