Wisata NTT
Wisata NTT, Atraksi Etu Buat Adrenalin Wisatawan Terpacu saksikan Dua Pria Bertarung di Ngagekeo
Kabupaten Nagekeo tidak sekedar memiliki keindahan alam yang luas biasa. Atraksi budaya nagekeo juga bikin decak kagum
Penulis: Alfred Dama | Editor: Alfred Dama
POS KUPANG.COM -- Kabupaten Nagekeo tidak sekedar memiliki keindahan alam yang luas biasa.
Atraksi budaya nagekeo juga bikin decak kagum, salah satu adalah atraksi Etu .
Da, Etu Adalah salah satu tradisi dan warisan budaya masyarakat dari Kabupaten Nagekeo, NTT yang masih dilestarikan hingga saat ini adalah Tinju Adat, yang lebih dikenal dengan sebutan Etu atau sejenis tinju adat .
Dikutup dari pariwisata.nagekeokab.go.id ini dilakukan turun temurun sebagai ungkapan syukur atas panen yang diperoleh.
Tinju adat ini sebagai simbol pengorbanan dan kesuburan. Ritual ini bertujuan untuk mempererat persaudaraan, memupuk konsistensi, dan menghargai satu sama lain untuk membentuk karakter yang baik.
Baca juga: Wisata NTT, Pesona 17 Pulau Bak Permata yang Terhampar di Riiung Ngada NTT
Ritual Etu biasanya dilaksanakan di tempat terbuka dan dihadiri oleh orang-orang dari berbagai kampung.
Petarung biasanya berasal dari berbagai kampung dan memiliki usia serta kemampuan fisik yang sebanding. Ritual ini seringkali diikuti oleh anak muda yang mencari jati diri.
Biasanya, seorang petarung, sebelum memulai ritual Etu, harus memohon pertolongan Tuhan dan leluhur.
Berbeda dengan Tinju pada umumnya, wisatawan yang baru pertama kali berkunjung akan dikejutkan oleh suasana dan suguhan atraksi yang unik karena kedua petarung tidak menggunakan sarung tinju dan pengaman wajah.
Peralatan yang digunakan oleh kedua petarung terbuat dari pintalan ijuk, sabut kelapa, ujung tanduk rusa serta tulang daun dari pohon aren. Kedua petarung wajib mengenakan kain tenun adat arena/loka etu sesuai masing- masing wilayah fungsionaris Adat.
Baca juga: Wisata NTT, Bukit Cendana Spot Indah Nikmati Golden Sunset di Sumba Tengah
Dalam arena tinju dipimpin oleh satu wasit sekaligus seka atau melerai serta Sike sebagai pengendali personal petinju atau memacu petinju maju menyerang atau mundur menghindari serangan
Tinju adat adalah rangkaian dari kalender budaya pertanian yaitu berada diantara fase pasca panen, setiap tahun sekali sebagai tanda ucapan syukur kepada Tuhan dan leluhur atas panenan di tahun itu sekaligus meminta perlindungan untuk kehidupan dan pertanian di waktu yang akan datang.
Adapun jadwal pelaksanaan Etu biasanya berbeda-beda di beberapa tempat. Di Kampung Ngegedhawe, Desa Ngegedhawe misalnya terjadi di setiap tanggal 10 Juli, sementara Suku Nataia di Desa Olaia biasanya rutin melaksanakan ritual ini setiap tanggal 10 sampai dengan 13 Juli.
Kemudian tinju adat di Kampung adat Gero Desa Gerodhere terjadi di tanggal 15 Juli, sementara itu tinju adat di Kampung Dhereisa biasanya dilaksanakan setiap tanggal 23 Juli.
Sementara itu di Kampung wisata Kawa Etu dilaksanakan setiap tanggal 23 Agustus dan di Kampung Labo Etu digelar setiap tanggal 28 Agustus.
Wisata NTT, Bukit Wairinding di Sumba Timur yang Memikat,SpotPrewedding Maudy Ayunda dan Jesse Choi |
![]() |
---|
Wisata NTT, Pesona Desa Wisata Mingar Ata Nale, Bisa Lihat Hasil Laut Tangkapan Warga |
![]() |
---|
Wisata NTT, Pesona Pantai Mingar di Lembata, Pantai yang Memiliki Keunikan di Bulan-bulan Tertentu |
![]() |
---|
Wisata NTT, Ini Waktu yang Tepat Kunjungi Lamalera, Kampung Nelayan Pemburu Ikan Paus di Lembata |
![]() |
---|
Wisata NTT, Pesona Pantai Suka Pati Keindahan Lain di Ngada NTT, Hamparan Pasir dan Bebatuan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.