Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Minggu 8 Desember 2024, Ada Nilai dari Setiap Pengorbanan untuk Perubahan
Ia meratap karena harapan bahwa anak-anaknya akan kembali ke tanah pemberian Allah sangat mustahil.
Tapi yang lebih penting dari semuanya itu adalah bahwa setelah mereka kembali ke Yerusalem, mereka yang menjalani hidup yang lebih suci, relasi mereka dengan Allah akan lebih akrab dan penuh saling percaya. Allah akan membersihkan mereka dari dosa, penyebab mereka dibuang dan tinggal di tanah asing. Allah akan tetap menjadi Allah mereka, dan mereka yang menjadi umat yang setia dan penuh rasa syukur.
Apa yang diserukan nabi Baruch terpenuhi sebagian ketika dengan tiba-tiba, tanpa ada tanda-tanda sebelumnya, Raja Persia, memberikan kebebasan kepada siapa saja yang ingin kembali ke Yerusalem. Tapi yang anehnya, mereka yang ingin kembali justru muncul dari masyarakat golongan kaum miskin, yang tidak sukses di tanah pembuangan.
Mereka bahagia, namun di Yerusalem mereka harus mulai dari nol dalam segala hal. Meski demikian, dalam keterbatasan mereka mulai membangun kembali pertama-tama adalah Bait Allah, dan tembok pelindung kota.
Jadi, perikop ini mengajak kita, siapa saja untuk kembali kepada Allah; percaya para kerahiman Allah, kembali dari perbudakan kepada kebebasan, dari perbudakan dosa kepada kesucian hidup agar tidak terjadi lagi buruk seperti pembuangan.
St. Lukas dalam Injilnya hari ini memperlihatkan bagaimana St. Yohanes Pembaptis memulai pewartaanya di Sugai Yordan. Ia diplih Allah untuk menyiapkan umat Israle dalam menyambut kedatangan Allah. St. Lukas, dengan caranya sendiri, mengawali ceritanya dengan memberikan daftar aturan. Diawali dengan menyebut Kaisar Tiberius, yang menjadi perwakilan Roma pada saat itu.
Dua dari mereka itu sangat penting untuk kita dalam konteks renungan ini, yakni Pontius Pilatus, wali negeri Yudea, dan Herodes membawahi Galilea. Herodes ini adalah putra dari Herodes yang membunuh para bayi di Betlehem.
Ia juga menyebut Hanas dan Kaifas. Kaifas adalah imam agung yang diplih oleh Kekaisan Roma, namun Hanas, babap mertuanya, yang adalah mantan imam agung (asli) disingkirkan oleh Roma, namun masih terus punya pengaruh dan tak da keputusan apa pun tanpa persetujuannya.
Setelah memberikan gambaran situasi sosial politik, St. Lukas memberikan situasi hidup beragama dengan mengetengahkan apa yang sedang dibuat oleh Yohanes Pembaptis. Perlu kita tahu bahwa ritus pembersihan diri dengan air sugngai Yordan sudah biasa dipratekkan.
Umat Yahudi sudah terbiasa untuk menerima pembasuhan ini sebagai bentuk pembersihan diri dari dosa-dosa di mata Allah. Sambil mengutip Kitab Yesaya 40: 3, Yohanes menyebut dirinya suara yang berseru-seru di padang gurun: “Siapkanlah jalan bagi Tuhan, luruskanlah jalan-Nya....”.
Seruan Yohanes rupanya sungguh mengganggu posisi bagi para pemimpin, baik sivil maupun religius pilihan Kaisar Romawi. Untuk membebaskan mereka dari hal, pilihannya hanya satu, Yohanes harus mati.
Apa pesan bacaan ini bagi kira sekarang?
Pertama: mengenal waktu yang tempat. Seruan St. Yohanes untuk berubah dibuat pada saat dan moment yang tepat. Situasi sosial dan politik yang digambarkan oleh Penginjil adalah juga cara mengenal situasi sosial. Ini membuka pesan bagi kita untuk mengenal waktu yang sedamg kita hadapi bukan hanya dalam konteks hidup beragama, tapi juga sosial politik.
Kedua: Panggilan untuk berubah. Berubah dari cara hidup dan cara berpikir lama kepada yang baru. Sehingga perubahan atau pertobatan menuntut korban dan refleksi dan kemauan kuat untuk berubah, dan menemukan hal baru. Tanpa korban, mustahil ada perubahan.
Ketiga: Menyiapkan jalan. Perubahan perlu persiapan. Seruan St. Yohanes menekankan agar siap sedia. Artinya ciptakan suasana baru, buat rekoleksi sehari atau retreat tiga hari, ciptakan waktu untuk berdoa, menerima sakramen tobat, ikut perayaan ekaristi, dan sering membaca Kitab Suci setiap hari, dll.
Keempat: Pentingnya untuk mendengar nasihat sesama. Sesama yang baik akan memberikan kita kekuatan, sedangkan sebaliknya, memberikan kita pelajaran. Mendengar nasihat mereka yang lebih punya pengalaman; juga dari pengalaman sendiri dan pengalaman hidup orang lain bisa menjadi suara teguran dan nasihat.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.