Berita NTT
Penjabat Gubernur NTT Ajak BKMT Bantu Pemerintah Selesaikan Tiga Masalah Utama
Sehingga, keberadaan BKMT NTT agar ikut memperhatikan hal itu. Fokus dalam penanganan itu ada di ibu hamil dan menyusui.
Penulis: Irfan Hoi | Editor: Oby Lewanmeru
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Irfan Hoi
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Penjabat Gubernur NTT Andriko Noto Susanto mengajak Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT) untuk membantu pemerintah menyelesaikan tugas masalah utama yang ada di NTT.
Tiga masalah yang dimaksud adalah kemiskinan, kemiskinan ekstrim dan stunting merupakan pekerjaan bersama. Dia bilang itu merupakan akar dari berbagai masalah yang ada. Dampaknya akan mengarah ke pembangunan lainnya di NTT.
"Tiga persoalan ini kita selesaikan maka persoalan pendidikan, kesehatan dan lain-lain menjadi lebih mudah. Semoga pemimpin di NTT dapat menjalankan fungsi dan tugas itu sebaik-baiknya," ujarnya ketika pelantikan pengurus dan pembukaan Rakerwil BKMT NTT, Minggu, 8 Desember 2024.
Mengenai stunting, Pemprov NTT juga melaksanakan sebuah gerakan kemanusiaan. Ia merasa selama ini, kurangnya kepedulian terutama dalam pola asuh terhadap anak.
Sehingga, keberadaan BKMT NTT agar ikut memperhatikan hal itu. Fokus dalam penanganan itu ada di ibu hamil dan menyusui.
Andriko Susanto meyakini BKMT bisa mengambil peran dalam bagian ini.
Dia juga menyampaikan mengenai situasi kebencanaan dan konflik sosial yang terjadi di NTT. Perhatian dari Pemerintah pusat juga terus berdatangan, tidak terkecuali respons masyarakat yang tinggi.
"Tapi memang dibalik musibah itu ada anugerah yang pantas kita syukuri karena banyak pejabat negara hadir di NTT. Saya maknai sebagai berkah untuk NTT," katanya.
Salah satu, kata dia, membuat NTT lambat dari berbagai Provinsi lainnya adalah pendidikan. Sehingga, layanan pendidikan harus menjadi utama setiap pemerintahan dari pusat hingga kabupaten/kota.
Menurut dia, pendidikan merupakan tanggung jawab bersama. Semua potensi dan upaya yang dilakukan masyarakat dalam meningkatkan kualitas pendidikan harus dilakukan. BKMT, sudah melakukan itu.
Dikatakan, 22 persen kompetensi pendidikan di NTT sesuai dengan standar. Artinya, baru ada 22 persen anak-anak di NTT yang relevan kompetensi dari total lebih dari 1 juta peserta didik di Provinsi ini. Disamping kualitas dari pengajar.
Baca juga: Kontribusi Kita Bantu Cegah Stunting Generasi Penerus Bangsa
Dia berharap angka ini terus mengalami kenaikan. Keputusan harus dibuat lebih cepat agar generasi emas 2045 bisa tercapai. Andriko Susanto berpesan juga mengenai ruang interaksi anak-anak pada era kekinian.
Sebab, ada ketergantungan anak-anak dalam menggunakan gadget. Ruang Bersama Merah Putih yang dicetuskan pemerintah pusat menjadi wadah bagi ibu-ibu untuk bisa mencegah masalah yang bisa memberi dampak lebih besar dikemudian hari.
"BKMT bisa mengambil peran menggerakkan semua potensi. Kami menyambut baik beasiswa yang diberikan kepada anak-anak kita," katanya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.