Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Minggu 1 Desember 2024, “Angkatlah Mukamu, Penyelamatmu Sudah Dekat”
Kedatangan itu sendiri akan didahului dengan tanda-tanda alam seperti tanda-tanda pada matahari, pada bulan dan bintang-bintang.
Oleh : Romo Leo Mali
POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik Minggu 1 Desember 2024, “Angkatlah Mukamu, Penyelamatmu Sudah Dekat”
Yer. 33:14-16, 1Tes. 3:12-4:2
Injil: Lukas 21:25-28.34-36
Kita memasuki masa Adventus dalam kalender liturgi. Masa adventus, penantian akan IA yang datang (Ad-venire), akan berlangsung selama empat minggu.
Secara liturgis, Gereja menyiapkan masa empat minggu ini untuk menyambut perayaan peringatan kelahiran Tuhan kita Yesus Kristus pada hari Natal.
Namun Adventus, juga dipahami sebagai persiapan untuk menyamput Tuhan yang datang kembali di akhir jaman.
Adventus dalam dua pengertian di atas menuntut dari kita dua sikap bathin yang sama: berjagajaga dan berdoa, karena akan datang penderitaan besar tetapi juga akan tiba sesudahnya keselamatan dari Allah.
Penderitaan besar
Ajakan untuk membangun sikap berjaga-jaga dan berdoa dalam Injil Lukas hari ini, pertama-tama dikaitkan dengan penderitaan dan kesusahan besar menjelang kedatangan Anak Manusia.
Kedatangan itu sendiri akan didahului dengan tanda-tanda alam seperti tanda-tanda pada matahari, pada bulan dan bintang-bintang.
Orang akan mati ketakutan karena cemas. Berhubung dengan segakla asesuatu yang menimpa bumi ini, sebab kuasa-kuasa langit akan bergoncangan. Laut menderu dan bergelora.
Peristiwa alam yang dahsyat itu benar-benar ngeri dan menakutkan. (Luk. 21:25-28) Penderitaan dan ketakutan membuat seseorang kehilangan kepercayaan diri. Nyali hilang. Harapan hilang.
Kata-kata Yesus merupakan sebuah seruan profetik tentang kesulitan besar yang dihadapi oleh
para murid.
Para pendengar perdana menghubungkan kata-kata Yesus ini dengan keruntuhan Bait Allah
di Yesuralem menyusul penaklukan Yerusalem oleh kekuasaan Romawi di bawah kepemimpinan Titus
pada tahun 71.
Lebih jauh kata-kata Yesus juga dianggap sebagai sebuah antisipasi terhadap persekusi
jemaat kristen perdana yang berlangsung selama tiga abad lamanya setelah kematian Yesus.
Persekusi di dalam wilayah kekuasaan imperium Romawi sendiri baru berakhir pada tahun 313 ketika kaiser
Konstantinus mengeluarkan Edict Milan yang memberikan kebebasan umat Kristiani untuk beribadat.
Deru gelombang kehidupan, seperti penderitaan dan ketakutan bisa saja menenggelamkan para
murid, seperti dilukiskan dalam kisah para murid yang hampir tenggelam dalam perahu yang dihantam
gelombang. (Bdk. Luk. 8:22-25), atau Petrus dan para murid lainnya yang lari meninggalkan Yesus saat IA
disalibkan.
Injil hari ini melukiskan secara ekstrim, bagaimana ketakutan bisa menyebabkan kematian.
Tapi untuk apa semua ini terjadi?
Kita bisa membaca Injil hari ini dari kaca mata perayaan minggu sebelumnya yakni hari Raya Kristus Raja semesta alam. Kristus adalah Raja semesta alam. Seluruh kegoncangan yang kita alami: biar langit runtuh; biar bintang-bintang jatuh menimpa bumi; biar bumi bergoncang dan biar semuanya akan berlalu. Tapi kasih setia Tuhan tidak berubah. “ Langit dan bumi akan berlalu, tetapi sabdaku takkan berlalu.”(Luk.21: 33)
Yesus memilih lukisan tentang situasi ekstrim dalam Injil hari ini untuk menegaskan kesetiaanNya:
bahwa di balik himpitan ini IA akan datang. Seperti apa yang kita dengar dalam bacaan pertama melalui
Firman Tuhan kepada Nabi Yeremia bahwa Tuhan itu setia.
“ Sungguh, waktunya akan datang, bahwa Aku menepati Janji yang telah kukatakan kepada kaum Israel dan kaum Yehuda.”( Yer. 33:14) Janji Tuhan bahwa IA akan datang pada waktu yang tepat, tidak hanya berlaku untuk Israel dan Yehuda, tetapi juga untuk para murid dan hari ini juga berlaku bagi kita.
Karena itu melanjutkan katakataNya mengenai peristiwa alam yang mengguncangkan kehidupan para murid, Yesus berkata: “Pada waktu itu orang akan melihat anak manusia datang dalam awan, dengan segala kekuasaan dan kemuliaanNya.”(Luk.21:27)
Angkatlah Mukamu
Kehidupan kita tidak akan berakhir di sini. Begidu pula semua penderitaan yang kita hadapi di dunia ini bukanlah kata akhir dari hidup kita. Tapi bagi kita, inilah kesempatan untuk memilih: tunduk pada ketakutan dan tenggelam pada kekuasaan dunia ini atau mengangkat kepala dan menyerukan nama Tuhan.
Yesus menyuguhkan jawaban tegas. “ Apabila semuanya itu mulai terjadi, bangkitlah dan angkatlah mukamu, sebab penyelamatanmu sudah dekat.” (Ayat 28).
Yesus mengajarkan para murid untuk memiliki sikap iman yang benar. Ketakutan boleh saja mengancam hidup mereka. Tapi ketakutan tidak boleh menguasai hidup mereka.
Penderitaan memang bisa membuat manusia terpuruk dalam hidupnya. Tapi penderitaan tidak boleh menjadi hal terbesar dalam hidup.
Ada kalanya dalam ketundukan pada rasa takut, manusia berusaha mencari jalan keluar atas kesulitan hidupnya dengan mengandalkan kekuatan dari tangannya sendiri.
Demikian pula, kerap dalam penderitaan manusia lupa bahwa hidup itu jauh lebih besar daripada kesulitannya.
Yesus mengajarkan sikap iman yang benar, seperti yang akan ditunjukkan dalam tragedy salib, bahwa dalam penderitaan setiap orang yang percaya harus berani untuk “mengangkat kepala,” dan mengarahkan pandangan pada pertolongan sejati yang datang dari Tuhan.
Sama seperti pada mujizat penyembuhan si lumpuh IA berkata, “bangkitlah angkatlah tilammu dan berjalanlah.” (Yoh. 5:8) Inilah sikap yang ingin diperkenalkan kepada para murid.
Kepercayaan bahwa hidup kita adalah milik Tuhan. Karena itu penyelamatan sejati pasti akan datang dari Allah. Ajakan untuk mengangkat kepala dan menyadari penyelamatan yang datang dari Tuhan adalah dasar dari sebuah hidup yang baru. Inilah juga dasar dari keberanian untuk sebuah penyangkalan diri.
Karena itu Yesus melanjutkan ajakanNya, “Berjaga-jagalah senantiasa sambil berdoa, supaya kamu mendapat kekuatan untuk luput dari semua yang akan terjadi itu dan supaya kamu tahan berdiri di hadapan Anak Manusia.” (Luk. 21: 36)
Penderitaan hidup bisa saja menimbulkan sikap putus asa. Dalam keadaan putus asa seseorang tidak akan sanggup memandang masa depan. Hidup tenggelam dalam ketakutan. Tapi Tuhan membuktikan kekuasaanNya. IA menepati janjiNya dan kehadiranNya akan membalikkan semua situasi.
Kita dengar dalam bacaan pertama.” Sungguh waktunya akan datang, bahwa Aku menepati janji yang telah Kukatakan kepada kaum Israel dan kaum Yehuda.” (Yer. 33:14). Dengan janjiNya IA menghidupkan harapan.
Pemenuhan janji dan harapan Tuhan terjadi bagi Israel dan Yehuda. Dan hari ini janji itu juga dipenuhi bagi kita. Inilah perwujudan keadilan Allah yang memerdekakan umatNya: bahwa IA adalah Allah kita.
Ia mendatangi kita dan peduli pada sedu sedan kehidupan kita, karena itu IA tidak ingin membiarkan umatNya tenggelam dalam kubangan penderitaannya sendiri.
Sikap berjaga-jaga dan berdoa perlu dibangun tapi bukan untuk memelihara rasa takut. Focus perhatian kita bukanlah pada kesusahan dan penderitaan, sebesar apapun itu. Tetapi DIA yang akan datang, Allah Yang Setia dan selalu menepati janjiNya adalah focus perhatian kita.
Ada sukacita dan harapan di hadapan kita. Dengan meletakkan perhatian utama pada kehadiran Kristus sendiri yang ada di depan kita, hati kita tergerak pada kesucian serta kelimpahan kasihNya. Sehingga kita semua merunduk di hadapan Tuhan dan mengakui diri sebagai seorang berdosa dan yang tidak pantas, yang ingin selalu dibaharui dan dikuduskan oleh Kasih Allah sendiri.
Inilah dasar yang melahirkan sikap berjaga-jaga dan berdoa. IA yang ada di depan kita, jauh lebih besar dari semua hal lain dalam hidup kita.
Selamat memasuki masa Adventus. Angkatlah mukamu! Sambutlah masa berahmat yang mengingatkan kita akan kelimpahan rahmat Allah bagi hidup kita; rahmat yang telah nyata pada saat kedatangan Kristus yang pertama di hari Natal, Yang sedang kita alami dan yang akan IA nyatakan sekali lagi pada saat kedatangan-Nya di akhir jaman.
Kasih Tuhan seperti ini akan selalu menjadi awal dari musim semi kehidupan kita, di mana sebuah kehidupan akan senantiasa mendapatkan kembali sebuah awal yang baru. Tuhan memberkati. !!!.(*)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.