Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Minggu 1 Desember 2024, “Angkatlah Mukamu, Penyelamatmu Sudah Dekat”
Kedatangan itu sendiri akan didahului dengan tanda-tanda alam seperti tanda-tanda pada matahari, pada bulan dan bintang-bintang.
Lebih jauh kata-kata Yesus juga dianggap sebagai sebuah antisipasi terhadap persekusi
jemaat kristen perdana yang berlangsung selama tiga abad lamanya setelah kematian Yesus.
Persekusi di dalam wilayah kekuasaan imperium Romawi sendiri baru berakhir pada tahun 313 ketika kaiser
Konstantinus mengeluarkan Edict Milan yang memberikan kebebasan umat Kristiani untuk beribadat.
Deru gelombang kehidupan, seperti penderitaan dan ketakutan bisa saja menenggelamkan para
murid, seperti dilukiskan dalam kisah para murid yang hampir tenggelam dalam perahu yang dihantam
gelombang. (Bdk. Luk. 8:22-25), atau Petrus dan para murid lainnya yang lari meninggalkan Yesus saat IA
disalibkan.
Injil hari ini melukiskan secara ekstrim, bagaimana ketakutan bisa menyebabkan kematian.
Tapi untuk apa semua ini terjadi?
Kita bisa membaca Injil hari ini dari kaca mata perayaan minggu sebelumnya yakni hari Raya Kristus Raja semesta alam. Kristus adalah Raja semesta alam. Seluruh kegoncangan yang kita alami: biar langit runtuh; biar bintang-bintang jatuh menimpa bumi; biar bumi bergoncang dan biar semuanya akan berlalu. Tapi kasih setia Tuhan tidak berubah. “ Langit dan bumi akan berlalu, tetapi sabdaku takkan berlalu.”(Luk.21: 33)
Yesus memilih lukisan tentang situasi ekstrim dalam Injil hari ini untuk menegaskan kesetiaanNya:
bahwa di balik himpitan ini IA akan datang. Seperti apa yang kita dengar dalam bacaan pertama melalui
Firman Tuhan kepada Nabi Yeremia bahwa Tuhan itu setia.
“ Sungguh, waktunya akan datang, bahwa Aku menepati Janji yang telah kukatakan kepada kaum Israel dan kaum Yehuda.”( Yer. 33:14) Janji Tuhan bahwa IA akan datang pada waktu yang tepat, tidak hanya berlaku untuk Israel dan Yehuda, tetapi juga untuk para murid dan hari ini juga berlaku bagi kita.
Karena itu melanjutkan katakataNya mengenai peristiwa alam yang mengguncangkan kehidupan para murid, Yesus berkata: “Pada waktu itu orang akan melihat anak manusia datang dalam awan, dengan segala kekuasaan dan kemuliaanNya.”(Luk.21:27)
Angkatlah Mukamu
Kehidupan kita tidak akan berakhir di sini. Begidu pula semua penderitaan yang kita hadapi di dunia ini bukanlah kata akhir dari hidup kita. Tapi bagi kita, inilah kesempatan untuk memilih: tunduk pada ketakutan dan tenggelam pada kekuasaan dunia ini atau mengangkat kepala dan menyerukan nama Tuhan.
Yesus menyuguhkan jawaban tegas. “ Apabila semuanya itu mulai terjadi, bangkitlah dan angkatlah mukamu, sebab penyelamatanmu sudah dekat.” (Ayat 28).
Yesus mengajarkan para murid untuk memiliki sikap iman yang benar. Ketakutan boleh saja mengancam hidup mereka. Tapi ketakutan tidak boleh menguasai hidup mereka.
Penderitaan memang bisa membuat manusia terpuruk dalam hidupnya. Tapi penderitaan tidak boleh menjadi hal terbesar dalam hidup.
Ada kalanya dalam ketundukan pada rasa takut, manusia berusaha mencari jalan keluar atas kesulitan hidupnya dengan mengandalkan kekuatan dari tangannya sendiri.
Demikian pula, kerap dalam penderitaan manusia lupa bahwa hidup itu jauh lebih besar daripada kesulitannya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.