Pilkada Serentak 2024

Angka Golput Pilkada Serentak 2024 Tinggi

Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI mengakui tingkat partisipasi pemilih pada Pilkada 2024 lebih rendah dibandingkan dengan Pilpres dan Pileg 2024.

Editor: Alfons Nedabang
POS-KUPANG COM.COM/ASTI DHEMA
Para pemilih melakukan pencoblosan di TPS 2 Desa Menia, Kecamatan Sabu Barat, Kabupaten Sabu Raijua pada Rabu, 27 November 2024. 

POS-KUPANG.COM, JAKARTA - Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI mengakui tingkat partisipasi pemilih pada Pilkada 2024 lebih rendah dibandingkan dengan Pilpres dan Pileg 2024.

Anggota KPU RI, August Mellaz menyebut tingkat partisipasi pemilih pada Pilkada 2024 diperkirakan di bawah 70 persen.

Hal ini, menurutnya, sudah menjadi pola umum karena Pilkada cenderung memiliki partisipasi lebih rendah dibandingkan Pemilu nasional.

“Kalau kita lihat sekilas ya, dari gambaran secara umum, ya kurang lebih di bawah 70 persen. Secara nasional rata-rata,” ujar Mellaz di Media Center KPU RI, Jakarta, Jumat (29/11).

Saat ini, KPU sedang fokus pada rekapitulasi hasil Pilkada yang berlangsung di tingkat kecamatan sebelum dilanjutkan ke tingkat provinsi. Evaluasi terkait rendahnya partisipasi pemilih akan dilakukan setelah proses rekapitulasi selesai.

Mellaz juga menjelaskan salah satu faktor teknis yang membedakan Pilkada dan Pemilu nasional, yaitu jumlah Tempat Pemungutan Suara (TPS) dan kapasitas pemilihnya. Hal itu nanti bakal jadi pembahasan saat evaluasi. 

Pada Pemilu nasional, ada lebih dari 800 ribu TPS dengan maksimal 300 pemilih per TPS. Sedangkan di Pilkada, jumlah TPS lebih sedikit dengan kapasitas pemilih sekitar 600 orang jika dilakukan pemadatan. 

Baca juga: Gunakan Hak Pilih di Pilkada Serentak 2024, Calon Bupati Willy Lay Coblos di TPS 05 Manuaman

Berdasarkan data yang dirilis Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta, ada 8.214.007 orang dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) tersebar di 14.835 Tempat Pemungutan Suara (TPS).

Realita setelah penghitungan yang dilakukan oleh KPU Jakarta, angka partisipasi pemilih hanya 53,05 persen. 

Artinya, persentase golput di Jakarta sebanyak 46,95 persen atau setara dengan 3,8 juta jiwa. Angka ini menjadi persentase tertinggi sepanjang sejarah golput di Jakarta.

Secara nasional, partisipasi pemilih pada Pilkada tahun 2024 didominasi oleh Millenial (rentan umur 1981 - 1996) dan Gen Z (rentan umur 1997 - 2012). Sedikit berbeda dengan Jakarta yang didominasi oleh generasi X (rentan umur 1965 - 1980).

Sementara itu berdasarkan hasil pemantauan Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat (JPPR) tingkat partisipasi pilkada di sejumlah daerah berada dibawah 50 persen.

Misalnya, di Tambora, Jakarta Barat, dan Bandung, Jawa Barat, pemilih yang menggunakan hak suaranya kurang dari separuh dari daftar pemilih tetap (DPT).

Survei Charta Politika menunjukkan bahwa Pilkada Jakarta hanya diikuti 58 persen daftar pemilih tetap. Jadi ada 42 persen pemilih yang tidak menggunakan hak pilihnya alias golput pada pilkada serentak kali ini.

Terkait hal tersebut Anggota Komisi II DPR RI Fraksi PKB Mohammad Toha meminta KPU melakukan evaluasi total terhadap pelaksanaan Pilkada Serentak 2024.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved