Pilkada Serentak 2024

Angka Golput Pilkada Serentak 2024 Tinggi

Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI mengakui tingkat partisipasi pemilih pada Pilkada 2024 lebih rendah dibandingkan dengan Pilpres dan Pileg 2024.

Editor: Alfons Nedabang
POS-KUPANG COM.COM/ASTI DHEMA
Para pemilih melakukan pencoblosan di TPS 2 Desa Menia, Kecamatan Sabu Barat, Kabupaten Sabu Raijua pada Rabu, 27 November 2024. 

"Penurunan partisipasi itu menjadi bahan evaluasi, kenapa partisipasi pemilih bisa menurun? Apa penyebabnya?" kata dia.

Baca juga: Pilkada Kota Kupang, Calon Wali Kota Kupang Jonas Salean Coblos di TPS 9 

Menurut Toha, tentu ada sejumlah kemungkinan yang menjadi penyebab menurunnya angka partisipasi pemilih.  Misalnya, masa kampanye yang pendek menjadi penyebab penurunan partisipasi.

Dengan masa kampanye yang pendek, maka waktu sosialisasi para pasangan calon (paslon) sangat terbatas, sehingga masyarakat tidak mendapatkan informasi yang cukup.

"Tentu ini harus dikaji secara mendalam," ucap legislator asal Dapil Jawa Tengah V itu.

Atau sosok calon yang diusung tidak diminati masyarakat. Mungkin karena calon tersebut tidak dikenal masyarakat atau karena kandidat itu dari luar daerah, sehingga pemilih tidak menyukainya. 

Karena masyarakat tidak senang dengan pasangan calon yang diusung, mereka kemudian memutuskan untuk golput. "Tentu kita akan menunggu evaluasi dan kajian mendalam yang dilakukan KPU," ujar Toha.

Dia menegaskan bahwa Pilkada 2024 menelan biaya cukup besar, sekitar Rp 37,4 triliun.  Sehingga, lanjut dia, sangat merugi jika angka partisipasi pemilihnya rendah. 

"Pilkada merupakan pesta demokrasi. Yang berpesta adalah rakyat. Jika rakyat enggan menyalurkan hak pilihnya, maka ada yang salah dengan pesta itu," pungkasnya. (tribun network/mam/wly)

Ikuti berita POS-KUPANG.COM lain di GOOGLE NEWS

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved