Berita NTT

Pemerintah Pusat Bakal Alokasikan Rp 8 Triliun untuk Asupan Pangan Bergizi di NTT

Agus menyebut, pemerintah pusat hadir untuk menanggulangi stunting di NTT melalui program makan bergizi gratis.

Penulis: Elisabeth Eklesia Mei | Editor: Eflin Rote
POS-KUPANG.COM/EKLESIA MEI
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTT, Agus Sistyo Widjajati 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Eklesia Mei

POS-KUPANG.COM, KUPANG - Pemerintah pusat bakal mengalokasikan sebanyak Rp 8 triliun untuk asupan pangan bergizi di Provinsi NTT.

Demikian disampaikan Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTT, Agus Sistyo Widjajati di Kupang, Kamis 21 November 2024.

Agus menyebut, pemerintah pusat hadir untuk menanggulangi stunting di NTT melalui program makan bergizi gratis.

"Ada 749 titik layanan makanan bergizi gratis akan disediakan dengan anggaran melebihi Rp 8 triliun untuk memberikan asupan pangan bergizi bagi generasi penerus NTT selama 1 tahun," kata Agus.

Menurut Agus, besarnya perhatian pusat kepada NTT perlu disambut dengan penggunaan pangan lokal yang kaya nutrisi dalam program memenuhi kebutuhan tumbuh kembang anak-anak NTT.

"Integrasi dengan program cetak lahan pertanian di NTT yang memiliki lebih dari 1 juta lahan kering menjadi satu kesatuan mendorong sektor pertanian secara simultan di Bumi Flobamorata pada sisi hulu dan hilir," ucapnya.

Tangguhnya sisi hulu dan hilir sektor pertanian, kata Agus, dapat menjadi input yang berkualitas untuk mengembangkan industri pengolahan dan mendukung pariwisata di NTT.

Di sisi lain, kata Agus, pertumbuhan ekonomi NTT terus meningkat, meskipun belum setinggi periode pra-pandemi.

"Sejak 2021, ekonomi NTT tumbuh rata-rata sebesar 3,22 persen (yoy) atau berada di bawah kinerja rata-rata 5 tahun sebelum pandemi yang mencapai 5,10 persen (yoy)," bebernya.

Baca juga: Kerja Sama dengan BGN, TNI AU Dukung Program Makan Bergizi Gratis 

Sementara, lanjutnya, kinerja ekonomi NTT belum mampu kembali tumbuh di atas rata-rata nasional sebesar 5,04 persen (yoy). Yang mana, sumbangan Industri pengolahan terhadap perekonomian NTT yang masih terbatas sebesar 1,36 persen dan produktivitas pertanian padi sebesar 4,57 ton/ha masih di bawah rata-rata nasional.

"Kondisi ini menyebabkan tingginya ketergantungan NTT terhadap barang dari luar daerah. Di sisi lain, karakteristik geografis berbentuk kepulauan, menyebabkan konektivitas menjadi tantangan NTT," pungkasnya. (cr20)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved