Pilgub NTT

Respons Ansy, Melki dan Simon Soal Ancaman Kebencanaan di NTT

Ketiganya memberikan jawaban itu saat sesi kedua debat terakhir Pilgub NTT, Rabu 20 November 2024 malam di Auditorium Undana Kupang. 

Penulis: Irfan Hoi | Editor: Oby Lewanmeru
POS-KUPANG.COM/IRFAN HOI
Tiga pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur NTT saat foto bersama dalam debat ketiga Pilgub NTT. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Irfan Hoi

POS-KUPANG.COM, KUPANG  - Tiga calon gubernur NTT, Ansy Lema, Melki Laka Lena dan Simon Kamlasi merespons pertanyaan panelis mengenai ancaman kebencanaan di Provinsi NTT. 

Ketiganya memberikan jawaban itu saat sesi kedua debat terakhir Pilgub NTT, Rabu 20 November 2024 malam di Auditorium Undana Kupang. 

Debat ketiga ini, membicarakan tema besar "Meningkatkan daya saing daerah berprespektif Gedsi, Resiliensi dan Berkelanjutan". Acara akan dipandu dua moderator yakni Angelica De Evagam dan Reza Siregar dari INews TV. 

Setelah diberi pertanyaan oleh panelis dan dibacakan moderator, Melki Laka Lena menjelaskan, pemerintah perlu melibatkan dan mendengar dengan saksama dari berbagai pihak yang ahli maupun memiliki konsen pada bidang kebencanaan. 

Melki - Johni, kata dia, langkah pertama adalah melakukan pemetaan pada daerah rawan bencana di seluruh NTT. Dengan pemetaan maka bisa dirumuskan dalam sebuah kebijakan. 

"Tentu kami mesti bekerja sama dengan pihak BNPB, BPBD dan teman-teman NGO, kampus yang terkait dengan masalah tersebut," kata dia dalam sesi kedua debat Pilgub NTT pendalaman visi misi. 

Ke depan, perencanaan pembangunan di NTT juga perlu memperhatikan aspek kebencanaan yang ada di NTT. Disamping adanya edukasi kepada masyarakat sehingga memberi masyarakat bisa melakukan mitigasi awal dalam upaya perlindungan diri. 

Menurut dia, perhatian lainnya juga ada pada kelompok rentan. Terkadang saat situasi bencana kelompok difabel, lansia maupun anak dan perempuan sering terabaikan. 

Calon Gubernur NTT nomor urut tiga, Simon Kamlasi yang diberi kesempatan untuk menanggapi jawaban itu menjelaskan, akibat bencana hidrometeorologi yang melanda NTT sering membuat petani kesulitan. 

Menurut dia, banyak embung maupun penampung air skala besar jebol akibat kondisi cuaca yang tidak menentu. Sehingga, ke depan diperlukan upaya lebih serius bahkan sentuhan teknologi. 

"Bisa pakai geo membran yang anti pecah. Itu bisa kita pakai untuk membantu sistem irigasi yang menjamin petani mendapat akses air," ujarnya. 

Sedangkan, calon gubernur nomor urut satu, Ansy Lema menekankan pada perencanaan yang memiliki prespektif penanggulangan dan pengurangan resiko bencana. Kemudian dilakukan identifikasi mengenai sumber bencana itu. 

"Perlu juga kita ketahui masyarakat siapa saja yang punya potensi mengalami kerentanan sebagai dampak dari bencana ini," kata Ansy Lema. 

Baca juga: Ansy-Jane Dorong Program Rp 1 Juta per Bulan bagi Posyandu untuk Pemberian Makanan Tambahan

Berkaitan dengan ancaman bencana yang berimbas ke petani - peternak, Ansy Lema mendorong pemerintah agar bisa mengakses jaminan asuransi di Kementerian Pertanian.

Asuransi itu memberi jaminan kepada petani - peternak. Pada intinya, kata dia, perlu ada edukasi terhadap hal itu. (fan) 

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved