Pilgub NTT

Ansy-Jane Dorong Program Rp 1 Juta per Bulan bagi Posyandu untuk Pemberian Makanan Tambahan

Angka stunting tahun 2023 berada di angka 37.9 persen. Indeks pembangunan manusia tahun 2023 ada di angka 66.68 persen.

Penulis: Michaella Uzurasi | Editor: Oby Lewanmeru
POS-KUPANG.COM/MICHAELLA UZURASI
Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur NTT nomor urut 1, Yohanis Fransiskus Lema dan Jane Natalia Suryanto (Ansy-Jane) pada debat pubik ketiga . 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Michaella Uzurasi 

POS-KUPANG.COM, KUPANG - Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur NTT nomor urut 1, Yohanis Fransiskus Lema dan Jane Natalia Suryanto (Ansy-Jane) mendorong program Rp 1 juta per bulan bagi posyandu untuk pemberian makanan tambahan. 

Demikian disampaikan Ansy Lema dalam debat publik ketiga, Rabu, 20/11/2024. 

"Tema debat ketiga malam hari ini adalah mengenai daya saing daerah. Tema ini sangat penting karena menentukan kemajuan suatu daerah Jika daya saingnya tinggi maka suatu daerah pasti akan maju. Jika sebaliknya, daya saingnya rendah, maka ini merupakan indikasi suatu daerah mengalami keterbelakangan. 
Berdasarkan data badan riset dan inovasi nasional(BRIN), indeks daya saing daerah NTT tahun 2023 adalah sebesar 3.42 persen. 
Tugas kita bersama adalah bekerja seoptimal mungkin untuk meningkatkan kualitas dan daya saing daerah dalam seluruh aspek kehidupan. Kita perlu terobosan-terobosan besar dengan dasar riset dan inovasi dan tentu didukung oleh tata kelola pemerintahan yang benar. Ini menjadi kunci utama. Kita perlu memajukan sektor pariwisata agar para petani, peternak dan nelayan kita juga maju. Mengapa? Karena pariwisata ini adalah prime mover, ibarat lokomotif kereta api yang menggerakkan gerbong-gerbong pertumbuhan ekonomi. Namun kami juga melihat bahwa dalam kasus NTT ini tingkat daya saing mengalami hambatan karena sejumlah persoalan besar," kata Ansy. 

"Pertama, kemiskinan. Kemiskinan NTT hari ini berada pada angka 19.48 persen. Siapa yang miskin? Apa profesi mereka dan tinggal di mana? Kemiskinan di NTT adalah kemiskinan masyarakat desa yang berprofesi sebagai petani, peternak dan nelayan. Maka strategi solusinya adalah membangun desa dan memberdayakan masyarakat desa karena semua persoalan ada di desa. Kami punya program Desa Menyala fokusnya pada pemberdayaan ekonomi petani peternak nelayan dan juga kaum perempuan dan mama-mama," tambahnya. 

Kedua, lanjut Ansy, terkait dengan rendahnya kualitas pendidikan masyarakat NTT.
Berbicara menyangkut kualitas pendidikan maka menurut dia, kita harus bekerja secara serius untuk meningkatkan hal ini. 

Angka stunting tahun 2023 berada di angka 37.9 persen. Indeks pembangunan manusia tahun 2023 ada di angka 66.68 persen.

Selain program Rp 1 juta per bulan bagi posyandu, dalam program NTT Sehat Cerdas dan berkarakter juga ada gerakan seribu laptop per tahun untuk siswa SMA dan SMK sederajat yang masuk dalam kategori miskin karena kesehatan dan pendidikan menjadi kata kunci untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. 

Ketiga, korupsi. Dalam program NTT Bersih Melayani, Ansy-Jane mendorong penciptaan tata kelola pemerintahan yang bersih, transparan, profesional dan akuntabel melalui digitalisasi untuk mencegah kebocoran dan potensi korupsi dan menyisir anggaran yang tidak efisien atau inefficient.

Keempat, Mall Administrasi. Birokrasi harus diciptakan untuk mendukung terciptanya iklim investasi yang kondusif dan berkelanjutan untuk memunculkan pusat pertumbuhan baru di NTT. 

"New Growth Center tentu berdasarkan pemetaan potensi keunggulan dan karakterisik wilayahnya. 
Kata kuncinya adalah kita perlu menerapkan pola SID (Survey Identifikasi Desain). Kita perlu melibatkan dunia kampus dan dunia usaha untuk merancang pola industri yang mau kita bangun. Basisnya SID tentu ada pada riset dan inovasi" jelas Ansy. 

Baca juga: Persiapkan Generasi Muda Kompeten, Ansy Lema Dukung Pendidikan Vokasi

"Intinya pembangunan harus berpusat dan berorientasi pada pembangunan manusia. Tidak boleh ada sedikitpun diskriminasi dan tidak boleh ada satu kelompok masyarakat pun yang dilupakan dalam pembangunan maka pelibatan partisipatoris kaum perempuan, disabilitas dan masyarakat adat tidak boleh juga dilupakan. Mereka harus dilibatkan secara aktif. Ada 2.8 juta perempuan di NTT, ada 64.000 masyarakat dengan disabilitas dan ada ratusan kelompok adat di NTT. Mereka semua punya potensi, mereka semua punya keunggulan, mereka semua punya kelebihan dan jika diberdayakan dengan benar akan meningkatkan daya saing daerah," tambah Jane. (uzu)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved