Penyerangan Deli Serdang
Kisah Saksi soal Prajurit TNI Serang Warga Desa di Deli Serdang
Aksi tersebut memicu emosi pemuda setempat untuk melawan, namun mereka kalah jumlah.
“Banyak anak sekolah bilang ‘Mak, kayak mana ini, aku takut sekolah,’” ujarnya.
Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto menyebutkan bahwa penyerangan itu bermula dari konflik antara kelompok geng motor dan prajurit Armed.
“Jadi memang diawali oleh ya anak-anak muda kebut-kebutan pakai motor ditegur sama anggota,” jelas Panglima TNI.
Sebanyak 45 prajurit yang diduga terlibat dalam penyerangan telah diamankan oleh Polisi Militer Daerah Militer (Pomdam) I Bukit Barisan.
“Panglima juga sudah menyampaikan perkara tersebut sudah ditangani oleh Pomdam I/Bukit Barisan,” kata Komandan Pusat Polisi Militer TNI, Mayjen TNI Yusri Nuryanto.
Anggota DPR RI Ahmad Sahroni menanggapi peristiwa tersebut dengan menyarankan agar proses penegakan hukum diserahkan kepada TNI.
Namun, ia juga mengingatkan masyarakat untuk tidak bersikap arogan.
“Rakyat kita ini, kadang arogansinya muncul, karena apa? Narkoba, minum, yang disalahin sekarang ini kebanyakan ya TNI, polisi, dan para pejabatnya,” ujarnya.
Direktur LBH Medan, Irvan Syahputra, mengkritik pernyataan Sahroni yang dinilai tidak berperspektif korban. Ia meminta agar Pangdam/BB mengusut dan menindak tegas oknum anggota TNI yang terlibat.
“LBH Medan menyesalkan pernyataan dan sikap Ahmad Sahroni, di mana sikap dan pernyataan tersebut tidak berperspektif korban dan cenderung menyalahkan masyarakat,” kata Irvan. (*)
Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.