COP for Hope: Timor Leste Advokasi Kebutuhan Mendesak Negara-negara Kepulauan Kecil

POS-KUPANG.COM, BAKU - Sebagai bagian dari COP29 di Baku, Kantor Berita Trend dengan bangga mempersembahkan COP for Hope, sebuah proyek khusus yang menawarkan platform tak tertandingi untuk mendengarkan para pemimpin dunia dan perintis di bidang politik, ekonomi, sains, dan ekologi, semuanya disatukan oleh komitmen bersama untuk mengatasi tantangan iklim yang mendesak saat ini.

Dalam wawancara eksklusif dengan Kantor Berita Trend, João Carlos Soares, Direktur Jenderal Lingkungan Hidup pada Sekretariat Negara Lingkungan Hidup, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Timor Leste, berbagi prioritas dan harapan negaranya sebagai bagian dari COP29.

Menurut Soares, Timor Leste diwakili oleh delegasi yang terdiri dari 23 anggota, mulai dari menteri hingga negosiator, seiring negara tersebut terus mendorong aksi iklim global dan dukungan keuangan yang lebih kuat.

“Pertama-tama, saya ingin menekankan bahwa kami di sini dengan delegasi sekitar 23 delegasi, termasuk ketua delegasi, pengganti, dan negosiator,” jelas Soares.

“Kami memulainya dari COP8, dan sejak itu delegasinya terus berkembang. Dari pihak pemerintah, kami memiliki perwakilan dari berbagai sektor, antara lain luar negeri, pariwisata, lingkungan hidup, pertanian, perikanan, dan transportasi”.

Ketika sesi tingkat tinggi COP29 dibuka, Soares menekankan pentingnya partisipasi aktif Timor Leste dalam negosiasi-negosiasi penting mengenai perubahan iklim.

“Hari ini merupakan pembukaan sidang tingkat tinggi, dan kemarin kami telah melakukan rapat koordinasi teknis untuk membahas berbagai permasalahan,” ujarnya.

“Timor Leste, sebagai Negara Tertinggal (LDC) dan Negara Berkembang Pulau Kecil (SIDS), adalah bagian dari kelompok khusus yang berfokus pada tantangan-tantangan unik ini”.

Soares menekankan bahwa perundingan iklim di Timor-Leste dipandu oleh Adão Soares Barbosa, utusan khusus negara tersebut dan duta besar untuk perubahan iklim. Ia juga memimpin kelompok Kerugian dan Kerusakan, yang terdiri dari 47 negara.

 “Salah satu fokus utama kami di COP29 adalah masalah keuangan, khususnya terkait dengan kerugian dan kerusakan,” jelas Soares.

“Timor Leste berkomitmen untuk mendorong mobilisasi dana sebesar $200 miliar untuk kerugian dan kerusakan, sebuah tujuan yang ambisius, namun kami yakin hal ini penting untuk memenuhi kebutuhan negara-negara yang paling rentan”.

Ia menguraikan posisi Timor Leste yang lebih luas dalam perundingan tersebut. “Kami bukan negara maju, kami juga tidak mempunyai ambisi besar, namun kami berkomitmen untuk melakukan bagian kami,” kata Soares.

“Berdasarkan Kontribusi yang Ditentukan Secara Nasional (NDC), Rencana Adaptasi Nasional, dan komunikasi, kami melaporkan secara rutin isu-isu iklim seperti kenaikan permukaan laut dan perkembangan karbon. Tujuan kami di COP29 adalah untuk bernegosiasi secara fleksibel, dengan mempertimbangkan keadaan unik dari negara-negara tersebut. masing-masing negara, dan untuk mendapatkan komitmen dari negara-negara maju dan lembaga keuangan internasional untuk mendukung upaya adaptasi dan mitigasi kami".

Dengan penekanan khusus pada pendanaan iklim, Soares menguraikan keterlibatan Timor-Leste dengan berbagai mekanisme pendanaan.

“Kami adalah bagian dari beberapa platform pendanaan internasional seperti Green Climate Fund, Global Environment Facility, Adaptation Fund, dan dana bilateral dan multilateral. Kami juga menyambut baik pembentukan dana Loss and Damage yang baru-baru ini dibentuk. Ini adalah sumber daya yang sangat penting bagi negara-negara seperti Timor-Leste, yang sangat bergantung pada dukungan keuangan eksternal untuk mengatasi dampak perubahan iklim”.