Berita Sabu Raijua
Lilin di Pusaran Makam Julian Hendrik Pahlawan Asal Sabu Raijua
Julian Hendrik mulai menyala. Malam Perenungan aka segera dimulai yang diawali dengan doa dan sambutan-sambutan.
Penulis: Agustina Yulian Tasino Dhema | Editor: Rosalina Woso
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Asti Dhema
POS-KUPANG.COM, SEBA - Suara gong mulai terdengar mengiringi para penari Ledo Hawu yang dibawakan anak-anak sekolah untuk menyambut para tamu kehormatan dalam Acara Malam Renungan Hari Pahlawan Julian Hendrik/Bangngu Ludji He.
Malam Renungan Hari Pahlawan ini dilaksanakan di Makam Pahlawan Perintis Kemerdekaan Julian Hendrik/Bangngu Ludji He, RT 015, RW 007, Dusun 3, Desa Eimau, Sabu Tengah, Kabupaten Sabu Raijua Minggu, 10 November 2024.
Jarak Desa Eimau dari Seba sekitar 7 kilometer atau bisa ditempuh dalam waktu 15 menit menggunakan kendaraan. Kondisi jalan menuju ke Makam Pahlawan ini masih membutuhkan perbaikan apalgi lokasi ini berdekatan dengan salah satu destinasi wisata di Sabu Raijua yakni Goa Maballa.
Lampu warna warni di sekitar pusaran makan pahlawan Julian Hendrik mulai menyala. Malam Perenungan aka segera dimulai yang diawali dengan doa dan sambutan-sambutan.
Setiap tanggal 10 November negara Republik Indonesia memperingati Hari Pahlawan. Peringatan ini sebagai bentuk penghormatan warga negara Indonesia kepada pahlawan yang telah gugur di medan perang.
Baca juga: Jadwal Tol Laut KM Sabuk Nusantara 90 Mulai 5 November 2024, Sabu-Raijua Pulang Pergi, Ndao-Kupang
Salah satu Pahlawan Perintis Kemerdekaan Indonesia asal Sabu Raijua adalah Julian Hendrik/Bangngu Ludji He. Julian Hendrik dan perjuangannya dalam Pemberontakan di Atas Kapal Perang Belanda De Zeven Provincien (Kapal Tujuh).
Julian Hendrik adalah tokoh inti yang bersama Pa Radja, Kawilarang, Gosal dan Rumambi yang merancang strategi perampasan kapal tujuh.
Pa Radja dan kawan lain yang gugur di atas kapal dipindahkan tulang belulang ke TMP Kalibata, sedangkan Julian Hendrik pulang ke kampung dalam keadaan sakit setelah menjalin putusan pengadilan la pulang membawa surat merah (surat pecatan Belanda) dan tak lama meninggal di tengah keluarga.
Sejarawan Indonesia sekaligus wartawan senior, Peter Apollonius Rohi (alm) dengan pengalaman pendidikan militer dan intelijen memudahkan dalam pelacakan dengan menganalisa verbal/ Steno. Nama asli tetap berbekas pada nama baptis.
Ludji He membalik nama menjadi Ludji Julian, He Hendrik. Pembalikan nama seperti juga dipakai oleh orang-orang Tionghoa, Han Handoko/Handoyo.
Tahun 2012 dimulainya pelacakan makam di Sabu Raijua. Melacak keberadaan 460 orang anak buah kapal (ABK) kapal Ki, Kapal Tujuh (De Zeven Provincien) tidaklah mudah.
Kesulitan dalam pelacakan keberadaan awak kapal yang kembali ke kampung menyebar ke pelosok negeri, merubah nama asal ketika masuk pendidikan KIS Makasar. Kweekschool voor Inlandsche Schepelingen te Makassar yang merupakan sekolah pelatihan pelayaran untuk pelaut pribumi.
Opa Peter sapaan akrabnya, membaca kembali arsip Belanda sidang Larsdraad (Mahkamah Angkatan Laut) di Surabaya. Ditemukan bahwa kelahiran Julian Hendrik tertulis, lahir di Desa Aimano di Seba. Kata Seba menjadi petunjuk pelacakan awal pada saat itu.
Opa Peter sadar, dengan umur 70-an yang dianugerahkan Tuhan tak lama akan menghadap sang Pencipta. Sehingga tidak menunggu bantuan pemerintah lalu merenovasi Makam yang telah ditemukannya.
Kemudian menggalang dukungan semua pihak, sahabat kenalan, keluarga untuk patungan dalam nuansa gotong royong dan sepakat merenovasi makam Julian Hendrik.
Sejak dimulainya direnovasi, setiap memperingati Hari Pahlawan yang jatuh pada 10 November 2024 selalu diadakan Malam Renungan Hari Pahlawan bertempat di pusaran makam Julian Hendrik yang merupakan kegiatan rutin dilakukan sejak tahun 2015.
Hal ini masih diwarisi sampai sekarang, meskipun renovasi makam berjalan 9 tahun pekerjaan, tidak akan menurunkan semangat keluarga dalam penyelesaian pekerjaan ini. Itulah sebabnya keluarga melalui tim kerja terus menggalang sumbangan pribadi dari pemerhati budaya dan dermawan.
Karena atas kesadaran keterbatasan dana dari pemerintah dan prioritas pembangunan, yang memaksa tim untuk meminta dukungan pribadi.
"Jangan sekali sekali melupakan sejarah (jasmerah). Merdeka. Merdeka, Merdeka!," kalimat legenda yang diserukan Ketua Panitia Acara malam Renungan Hari Pahlawan Julian Hendrik/Bangngu Ludji He, Pelipus Libu Heo mengutip kalimat yang digaungkan Bapak Proklamator, Ir Soekarno saat membuka acara ini.
Pendiri Yayasan Generasi Peduli Sabu Raijua (GPS), Jefrison Hariyanto Fernando mengatakan, bicara tentang hari pahlawan erat kaitannya dengan generasi muda. Anak-anak Sabu Raijua harus punya kontribusi untuk membangun Sabu Raijua dengan mengisi kemerdekaan dalam kontes bagaimana membalas sebagai jasa-jasa para pahlawan.
Yayasan GPS salah satu Yayasan pertama yang bisa wadah untuk mengelola makan pahlawan dan bisa merayakan hari pahlawan setiap tanggal 10 November di Makam Pahlawan Julian Hendrik/Bangngu Ludji He ini.
"Hari ini pertama kali yayasan ini terlibat dalam kegiatan hari ini. Kita berharap bahwa ke depan panitia yang sudah terbentuk bukan saja untuk kegiatan hari ini tapi untuk melanjutkan semua pembangunan yang ada sehingga di tahun yang akan datang kita akan melakukan hal yang lebih besar lagi dari hari ini," ungkap Nando pada Minggu, 10 November 2024 malam.
Ia menuturkan bahwa diawal renovasi makam ini Pemda Sabu Raijua pernah berkontribusi sehingga ke depan diharapkan bisa terlibat aktif. "Saya harapkan kami ke depan bahwa beberapa pihak, semua elemen mari kita bersama-sama membangun termasuk Pemda Sabu Raijua. Kalau bisa perayaan hari pahlawan kita laksanakan di sini," lanjut Nando.
Ungkapan terima kasih juga disampaikan Nando kepada beberapa donatur yang terlibat aktif dan kepada keluarga yang telah mempercayakan yayasan GPS untuk turut aktif terlibat dalam kegiatan perayaan hari pahlawan ini dan juga dalam proses pembangunan ke depan diharapkan bahwa panitia yang terbentuk akan terus melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya.
"Kami keluarga sangat senang. Ini adalah orang-orang muda yang patut kami berikan rasa hormat dan bagi kami ini juga adalah pahlawan-pahlawan sekali lagi terima kasih. Terima kasih kepada pemerintah yang sebesar-besarnya karena memang beberapa kali pernah datang. Banyak yang menjadi harapan kami yang disampaikan dan banyak juga janji yang diberikan ketika harapan-harapan itu disampaikan tetapi sampai saat ini akses jalan menuju makam pahlawan ini masih belum diperbaiki," ungkap Mahari mewakili keluarga Julian Hendrik.
Ia juga berharap kepada pemerintah Kabupaten Sabu Raijua agar tidak hanya tabur bunga di pelabuhan Seba di hari Pahlawan tetapi juga di Makam Pahlawan Julian Hendrik. Sehingga janji yang diberikan kepada mereka tidak menjadi fatamorgana semata.
Di hadapan Ketua DPRD Kabupaten Sabu Raijua, Rae Edin Saputra Monoe Lado terkait akses jalan menuju makam pahlawan, Mahari menyampaikan agar menjadi catatan untuk disampaikan kepada pemerintah. Oleh karena itu, harapan ke depannya bisa lebih bersinergi untuk hal-hal yang bermartabat seperti ini.
Rangkaian acara Malam Renungan Hari Pahlawan Julian Hendrik/Bangngu Ludji He ini menampilkan tarian Ledo Hawu, cerita rakyat, dan aksi sosial berupa penyerahan bingkisan kepada 20 orang anak yatim piatu.
Di penghujung acara Malam Renungan Hari Pahlawan Julian Hendrik/Bangngu Ludji He, undangan yang hadir seperti Ketua DPRD Sabu Raijua, Danramil Sabu, Danposal Sabu Raijua, Pos AU Sabu Raijua, dan perwakilan Polres Sabu Raijua menyalakan lilin di pusaran makam Julian Hendrik.
Dengan adanya' kegiatan ini, bisa melestarikan tradisi perenungan hari Pahlawan 10 November dalam memperingatkan jasa - jasa para pahlawan khususnya Bangngu Ludji He, kemudian merenungkan kisah perjuangan Bangngu Ludji He melalui semangat perjuangan dan nasionalisme serta mengkampanyekan Julian Hendrik untuk dikenal luas oleh masyarakat sebagai salah satu pahlawan perintis kemerdekaan asli Pulau Sabu.(dhe)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.