Pilkada Lembata
Paket Tujuh Maret: Digitalisasi Diajarkan Sejak Usia Dini, Paket TUNAS Terapkan Klaster Pembangunan
Dengan kurikulum merdeka belajar dia berharap para guru tidak membebani para siswa melainkan membuat siswa merasa merdeka untuk belajar dan berinovasi
Penulis: Ricardus Wawo | Editor: Oby Lewanmeru
POS-KUPANG.COM, LEWOLEBA - Pasangan calon bupati dan wakil bupati Lembata dari Paket Tujuh Maret yakni Yohanes Vianey K Burin dan Paulus Doni Ruing berkomitmen memperkenalkan teknologi dan digitalisasi kepada anak-anak Lembata sejak usia dini.
“Sekarang ada kurikulum Merdeka Belajar yang cocok dengan teknologi karena mereka diberi ruang bagi anak-anak didik kembangkan kapasitas mereka,” ujar Yohanes Vianey Burin.
Dia menyebutkan secara nasional pemerintah sudah mewajibkan pendidikan satu tahun untuk pendidikan usia dini (PAUD) dan wajib belajar hingga sekolah menengah atas atau wajib belajar 12 tahun.
Dengan kurikulum merdeka belajar, dia berharap para guru tidak membebani para siswa melainkan membuat siswa merasa merdeka untuk belajar dan berinovasi.
“Digitalisasi itu perlu diperkenalkan sejak SD karena ke depan semua serba digital terutama untuk masuk pasar kerja,” tegas Vian Burin.
Sementara itu, pasangan calon bupati dan wakil bupati dari Paket TUNAS yakni Kanisius Tuaq dan Muhammad Nasir membeberkan strategi supaya ada pembangunan di Lembata bersifat adil dan merata.
“TUNAS mau bikin hilirisasi maka infrastruktur harus masuk ke kantong-kantong produksi untuk mengurai angka kemiskinan,” tambah Muhammad Nasir.
Untuk diketahui debat publik kedua Pilkada Lembata ini menghadirkan tiga orang panelis. Ketiganya adalah Bill Nope, SH, LLM (Dosen Tata Negara FH Undana Kupang), Dr Fritz Fanggidae, SE (Dosen Fakultas Ekonomi Unkris Kupang) dan Boli Tonda Baso, S,Sos. M.si (Dosen FISIP Undana Kupang).
Debat kali ini dipandu langsung oleh Brigita Manohara, News Anchor TV One. (*)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.