Pilgub NTT
Ansy-Jane Gelontor Rp 100 Juta untuk Desa Manyala, Modal UMKM Rp 5 Juta, Kader Posyandu Rp 300 Ribu
Yohanis Fransiskus Lema dan Jane Natalia Suryanto menyiapkan program Desa Manyala untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat NTT.
Penulis: Irfan Hoi | Editor: Alfons Nedabang
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Irfan Hoi
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubenur Nusa Tenggara Timur Yohanis Fransiskus Lema dan Jane Natalia Suryanto menyiapkan program Desa Manyala untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat NTT.
Paslon nomor urut 1 Ansy-Jane mengalokasikan Rp 100 juta per tahun untuk setiap Desa Manyala.
Program prioritas lainnya, yakni pemberian makanan tambahan (PMT) Rp 1.000.000 per bulan.
Selain itu, pemberian insentif untuk kader posyandu Rp 300 ribu per bulan dengan mekanisme pembayaraannya langsung ke rekening setiap kader.
Ansy-Jane juga menyiapkan modal usaha Rp 5 juta untuk target 1.000 pelaku UMKM.
Berikutnya, gerakan 1.000 laptop untuk anak SMA/SMK dan madrasah aliyah.
Hal ini disampaikan Ansy-Jane dalam Debat Kedua Pilgub NTT yang diselenggarakan KPU NTT di Auditorium Undana Kupang, Rabu (6/11/2024) malam.
Debat kedua mengusung tema Mewujudkan Kesejahteraan Masyarakat NTT yang Berkeadilan dan Inklusi. Debat dipandu moderator Anisha Dasuki dan Ariyo Aryadi dari INews.
Adapun panelis debat kedua, yakni Dr. Dominggus Elcid Li merupakan peneliti IRSGC, Dr. Hamzah H Wulakada dari Undana Kupang dan Dr. Werenfridus Taena dari Universitas Timor.
Baca juga: Debat Kedua Pilgub NTT, Ketua KPU: Berbicaralah dengan Bahasa Kasih
Pada segmen pertama, paslon diberi kesempatan lima menit untuk memaparkan visi misi dan program unggulan.
Ansy Lema yang mendapat kesempatan berbicara pertama, menyampaikan bahwa salus populis suprema lex, yakni kesejahteraan rakyat adalah hukum tertinggi.
Hal itu yang melandasi, pendiri republik ini untuk menggagas dan merumuskan tujuan dasar negara. Seperti yang termaktub dalam aliena keempat salah satunya adalah memajukan kesejahteraan umum.
Sebagai pemimpin, Ansy-Jane ingin fokus pada filosofi dasar itu. Untuk itu, keduanya menekankan konsep pembangunan inklusi yang menekankan pada dua prinsip kesejahteraan, yakni merata dan berkeadilan.
Menurut Ansy-Jane, menjadikan manusia sebagai subyek dan orientasi pembangunan. Tidak boleh seorang pun yang dilupakan dalam setiap pembangunan.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.