Lewotobi Erupsi
Lewotobi Erupsi, Suster Lidwin SSpS : Malam Itu Guncangannya Seperti Pesawat Tabrak Gunung
rekan suster yang tinggal bersama Suster Nikolin, SSpS di Biara Hokeng. Kamarnya bersebelahan dengan Suster Nikolin.
Penulis: Aris Ninu | Editor: Rosalina Woso
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Aris Ninu
POS-KUPANG.COM, MAUMERE - Banyak kisah, kenangan dan cerita semasa Suster Nikolin Padjo, SSpS yang menjabat sebagai Pemimpin Biara Hokeng, Kabupaten Flores Timur, NTT.
Selama 3 tahun memimpin komunitas SSpS di Kaki Gunung Lewotobi itu Suster Nikolin adalah sosok yang luar biasa bagi penghuni biara.
Pasalnya, Suster Nikolin adalah sosok yang memperhatikan keperluan dan kepentingan orang yang tinggal bersamanya.
"Biasanya kalua hujan petir Suster Nikolin ini yang selalu bangun kami agar waspada. Tetapi kali ini ketika kami ajak Suster Nikolin agar keluar dari biara, Suster Nikolin yang bilang kepada kami tidak apa-apa hujan petir saja, tidak apa-apa. Kalimat itu rupanya membuat kami kuat dan merasa Suster Nikolin adalah orang yang sungguh luar biasa. Malah ketika hujan petir Suster Nikolin terlihat tenang dan tidak gelisah. Kami yang lain ada ketakutan Suster Nikolin tampak tenang saja," kata Suster Lidwin Maria, SSpS, Kepala Sekolah SMPK Santisima Hokeng, Kecamatan Flores Timur.
Baca juga: Pemerintah Desa Lewolaga Flores Timur Siapkan Sekolah Jadi Tempat Pengungsian Korban Lewotobi Erupsi
Suster Lidwin adalah rekan suster yang tinggal bersama Suster Nikolin, SSpS di Biara Hokeng. Kamarnya bersebelahan dengan Suster Nikolin.
Sore itu, Senin, 4 November 2024 menjelang malam POS-KUPANG.COM, sempat berbincang-bincang dengan Suster Lidwin asal Nagekeo.
Saat berbicara Suster Lidwin tampak seperti ketakutan karena membayangkan detik-detik dan proses evakuasi semua penghuni yang sungguh mengerikan.
"Malam itu kami semua sudah tidur tapi saat hujan kami sudah siap mau keluar dari biara tapi Suster Nikolin bilang tidak apa-apa ini hujan petir biasa. Malam itu, ada dua penjaga kami yang belum tidur, mereka masih main HP. Begitu ada gemuruh besar seperti pesawat tabrak gunung mereka berdua lari ke dalam biara dan panggil kami satu satu. Kami semua keluar dan siap mau ke Boru dan kebun misi. Begitu semua dievakuasi baik perawat, para suster, calon suster anak asrama kami lalu ke kamar Suster Nikolin. Saya saksikan sendiri ada batu besar menindih kamar suster lalu batu hilang ada lubang di kamar Suster Nikolin. Batu itu dari gunung dan hilang sampai sekarang. Di kamarnya Suster Nikolin itu ada semacam lubang besar," kata Suster Lidwin.
Ia mengaku kejadian itu membuat trauma dan tidak mau Kembali Hokeng karena sungguh diluar pikirannya. Peristiwa itu sungguh menakutkan.
"Malam itu, lampu PLN mati dan hujan deras. Kami mau keluar gelap. Waktu kami evakuasi kami lari tidak lihat ke belakang. Kami lari ke Boru dan kebun. Ada juga suster yang sudah lansia kami evakuasi semua. Semua aman dan selamat. Tetapi Suster Nikolin saat kami mau panggil bongkahan batu sudah merobohkan kamarnya," papar Suster Lidwin.
Ia mengisahkan, saat sore hari sebelum kejadian situasi Hokeng seperti sepi dan tidak seperti biasanya.
"Saya sempat doa vesper. Tuhan terima kasih semoga kasihMu tetap bersama kami. Begitu doa saya. Saya pikir situasi akan aman-aman saja. Namun malamnya malah hujan petir. Saya merasakan gunung itu ada pesawat tabrak. Gemuruhnya keras dan sangat menakutkan," ungkapnya.
Ia kini berharap semua proses evakuasi berjalan baik dan kondisi di Hokeng bisa seperti dulu lagi.
Namun Suster Lidwin mengaku kejadian yang terjadi itu sungguh menakutkan dirinya dan tak bisa dicerita karena berlangsung sangat cepat.(*)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.