Berita Belu
Penangkaran Benih Padi di Belu Langkah Maju untuk Kemandirian Pertanian
Namun, dengan adanya petani lokal yang mulai berhasil menangkar benih sendiri, ketergantungan pada pasokan dari luar semakin berkurang.
Penulis: Agustinus Tanggur | Editor: Oby Lewanmeru
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Agustinus Tanggur
POS-KUPANG.COM, ATAMBUA - Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Belu, Maria P Kasih Bere Leki, mengungkapkan bahwa perkembangan penangkaran benih padi di Belu menjadi langkah maju bagi sektor pertanian lokal.
Hal ini disampaikan Kabid Kasih Bere Leki, saat diwawancarai Pos Kupang di lokasi penangkaran padi milik Damianus Ehak, di Desa Dafala, Kecamatan Tasifeto Timur, Sabtu 2 November 2024.
Menurutnya, selama ini Kabupaten Belu masih harus mendatangkan benih padi dari luar, seperti dari Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Timor Tengah Selatan (TTS), Kupang dan bahkan pulau Flores.
Namun, dengan adanya petani lokal yang mulai berhasil menangkarkan benih sendiri, ketergantungan pada pasokan dari luar semakin berkurang.
“Kami sangat bersyukur bahwa penangkaran benih padi yang diupayakan para petani kita di Belu, terutama di Desa Dafala, mulai tumbuh dan berkembang. Dengan adanya penangkaran ini, kita tak lagi terkendala dalam pengadaan benih,” ujar Kasih.
Menurut Kasih, penangkaran benih padi yang berkembang di Belu kini menjadi fokus pemerintah daerah untuk memperkuat kemandirian benih dalam jangka panjang.
"Pemerintah melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) II telah memprioritaskan program penyediaan sarana dan prasarana pertanian, di mana salah satunya adalah mendukung produksi benih dari petani lokal," tuturnya.
Pada musim tanam pertama tahun ini, tambahnya, pemerintah telah mengalokasikan anggaran untuk membeli kembali benih padi sebanyak 4.125 kg benih padi dari penangkaran lokal di Desa Dafala untuk didistribusikan kepada petani penerima manfaat kegiatan pada musim tanam pertama tahun 2024.
"Benih ini akan digunakan untuk lahan seluas 165 hektar yang akan digarap oleh petani penerima bantuan. Ini adalah bentuk nyata dukungan pemerintah untuk meningkatkan produktivitas pertanian masyarakat miskin ekstrem di Belu," jelas Kasih.
Kasih juga menegaskan bahwa pengembangan penangkaran di Belu tidak hanya akan berfokus pada padi, tetapi juga pada tanaman lain seperti, jagung, kacang hijau dan kacang-kacangan lainnya.
"Kami berharap Kabupaten Belu dapat berkembang menjadi sentra penangkaran padi dan kacang-kacangan. Selama ini, penangkaran memang sudah berjalan namun belum optimal. Dengan dukungan APBD yang berkelanjutan, kami yakin potensi ini bisa lebih maksimal,” tambahnya.
Lebih lanjut, Kasih mengungkapkan bahwa benih berkualitas adalah faktor utama yang dapat mendorong pertumbuhan produksi pangan di Belu.
“Benih memegang peranan penting dalam upaya peningkatan produksi pangan kita. Ketika kita bisa mengandalkan benih lokal yang berkualitas, tentunya produktivitas pertanian kita akan semakin meningkat dan lebih berkelanjutan,” ungkapnya.
Sementara perwakilan UPT Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Provinsi NTT, Semuel Lay PA, menyampaikan bahwa pihaknya bertanggung jawab atas pengawasan seluruh proses sertifikasi produsen benih di Belu, dari awal hingga akhir.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.