Pilkada Ende

Data Kemiskinan di Ende Belum Valid, Djafar Achmad: JASA akan Lakukan Verifikasi dan Validasi 

Dia juga menegaskan akan berkoordinasi dengan lintas sektor guna menangani masalah kemiskinan di Kabupaten Ende. 

Editor: Oby Lewanmeru
POS-KUPANG.COM/ALBERT AQUINALDO
Pasangan calon bupati dan wakil bupati Ende nomor urut 3, Djafar Achmad dan Yustinus Sani saat tampil dalam sesi debat kedua Pilkada Kabupaten Ende, Sabtu, 2 November 2024 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Albert Aquinaldo

POS-KUPANG.COM, ENDE - Pada tahun 2022, Kabupaten Ende termasuk dalam 18 kabupaten yang merupakan kabupaten dengan kemiskinan ekstrim. 

Data BPS tahun 2020 menunjukkan, tingkat miskin ekstrim di Kabupaten Ende sebesar 13,53 persen dengan besaran jumlah penduduk miskin ekstrim sebanyak 37,17 ribu jiwa. 

Tingkat kemiskinan ekstrim di Kabupaten Ende tersebut merupakan bagian dari penduduk miskin sebesar 23,76 persen atau 65,22 ribu jiwa. 

Calon Bupati Ende nomor urut 3 yang juga merupakan petahana dalam paparannya mengatakan angka kemiskinan di Kabupaten Ende pada tahun 2021 sebanyak 66 ribu lebih dan menurun pada tahun 2022 menjadi 62 ribu lebih sedangkan kemiskinan ekstrim berada pada angka 32 ribu lebih jiwa.

Untuk mengatasi kondisi kemiskinan ekstrim ini, Djafar Achmad menyebut langkah pertama yang akan dilakukan adalah akan melakukan verifikasi dan validasi data kemiskinan terutama terhadap PNS, pekerja migran dan penduduk yang sudah meninggal dunia yang masih terdata dalam kategori kelompok masyarakat miskin

Selain itu, Djafar mengatakan paket JASA juga akan memperkuat bantuan sosial melalui program pemberdayaan ekonomi keluarga, membantu modal usaha, pelatihan keterampilan, pembinaan pola bapa angkat melalui CSR baik perusahaan swasta maupun BUMN.

"Kemudian kepala desa dan lurah itu harus melakukan eliminasi bagi masyarakat yang sudah dapat bantuan selama enam atau tujuh tahun, itu harus diganti kedalam modal kerja, misalkan kalau pedagang ikan keliling, kita kasih motor dengan cool boxnya, petani kita kasih traktor supaya tidak minta bantuan terus selama enam atau tujuh tahun," tegas Djafar Ahmad.

Dia juga menegaskan akan berkoordinasi dengan lintas sektor guna menangani masalah kemiskinan di Kabupaten Ende. 

Meski demikian, Djafar Achmad menyebut data kemiskinan di Kabupaten Ende belum valid sehingga angka kemiskinan di wilayah itu terlihat tetap tinggi walaupun pertumbuhan ekonomi Kabupaten Ende naik sekitar 3 persen namun angka penurunan angka kemiskinan belum signifikan.

"Kita ingin pertumbuhan ekonomi Kabupaten Ende tumbuh 5 persen sehingga angka kemiskinan turun signifikan," tutup Djafar Achmad.

Menanggapi strategi yang dipaparkan Djafar Achmad, calon bupati nomor urut, Lori Gadi Djou yang diberikan kesempatan pertama memberikan tanggapan mengatakan, dalam mengatasi masalah kemiskinan harus dikaji berdasarkan empat kategori kemiskinan yakni absolut, relatif, kultural dan struktural.

"Strategi pada masih-masing kategori ini pasti akan berbeda-beda tidak bisa digradualkan, tadi saya tidak melihat Pak Djafar bicara ke arah sana," tandas Lori Gadi Djou.

Sementara itu, calon bupati nomor urut 1, Yosep Benediktus Badeoda yang diberikan kesempatan kedua untuk memberikan tanggapan atas penjelasan Djafar Achmad memberikan apresiasi atas penjelasan tersebut namun dirinya mengaku belum menemukan komitmen paket JASA untuk memastikan percepatan atau upaya jangka pendek mengatasi masalah kemiskinan.

"Kan ada program program dari pusat itu, saya ingin memastikan bahwa program pusat ini harus jalan dan jaminan sosial harus jalan, hal-hal lain itu jangka panjang, jangka pendeknya adalah bagaimana kita bisa memastikan program yang dicanangkan pemerintah pusat itu berjalan dengan baik dan tepat sasaran," ujar Yosep Badeoda.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved