Opini

Kebijakan Luar Negeri Prabowo: Memperkuat Pengaruh Global Melalui Diplomasi Ekonomi

Kebijakan luar negeri negara ini mencerminkan perubahan signifikan dari sikap yang secara historis tidak selaras menjadi pendekatan yang lebih asertif

Editor: Agustinus Sape
X/PRABOWO SUBIANTO
Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto 

Oleh Simon Hutagalung

POS-KUPANG.COM - Indonesia sedang menjalani perjalanan transformatif di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto. Kebijakan luar negeri negara ini mencerminkan perubahan signifikan dari sikap yang secara historis tidak selaras menjadi pendekatan yang lebih asertif dan proaktif dalam hubungan internasional.

Evolusi ini didorong oleh pengakuan atas posisi geografis Indonesia yang strategis, sumber daya alam yang melimpah, dan kebutuhan untuk memperkuat posisi ekonomi Indonesia di kancah global. Pemerintahan Prabowo menekankan tidak hanya diplomasi politik tetapi juga penetrasi ekonomi, dengan fokus pada perdagangan, investasi, dan kemitraan kerja sama di wilayah-wilayah penting, termasuk Pasifik, Asia Timur, Asia Tenggara, Afrika, dan Amerika Latin.

Esai ini akan menganalisis bagaimana kebijakan luar negeri Indonesia di bawah kepemimpinan Prabowo bertujuan untuk meningkatkan pengaruh ekonomi, memperkuat hubungan bilateral dan multilateral, dan memposisikan Indonesia sebagai pemain tangguh di pasar negara berkembang, yang pada akhirnya mendorong pertumbuhan dan ketahanan yang berkelanjutan.

Alasan rasional

Upaya Indonesia untuk menerapkan kebijakan luar negeri yang tegas berakar pada beberapa kepentingan ekonomi. Ambisi negara ini untuk menjadi pemimpin perekonomian global pada tahun 2045 memerlukan keterlibatan proaktif dengan pasar internasional dan peluang investasi. Kebutuhan ini diperparah dengan tantangan perekonomian dalam negeri Indonesia, termasuk pengangguran, kesenjangan pendapatan, dan ketergantungan pada pasar tradisional.

Dengan memperluas hubungan perdagangan dan investasi dengan berbagai wilayah, Indonesia dapat mendiversifikasi basis perekonomiannya, memitigasi risiko yang terkait dengan ketergantungan yang berlebihan pada pasar tertentu, dan pada akhirnya meningkatkan ketahanan perekonomiannya.

Selain itu, lanskap geopolitik di Asia-Pasifik berkembang pesat, dengan meningkatnya persaingan antar negara-negara besar seperti Amerika Serikat dan Tiongkok. Dengan menerapkan kebijakan luar negeri yang lebih tegas, Indonesia bertujuan untuk memperkuat aliansinya, mengimbangi pengaruh eksternal, dan memperkuat perannya sebagai pemimpin di Asia Tenggara. Pendekatan proaktif ini tidak hanya mendukung kepentingan nasional Indonesia namun juga mendorong stabilitas dan kerja sama di kawasan, menjadikannya pemain penting dalam membentuk dinamika geopolitik di masa depan.

Area Fokus: Wilayah Pasifik

Kebijakan luar negeri Indonesia di bawah kepemimpinan Prabowo menekankan penguatan hubungan ekonomi dengan negara-negara Kepulauan Pasifik, yang memberikan peluang besar bagi perdagangan dan investasi. Dengan memperluas kemitraan di sektor-sektor seperti perikanan, pertanian, dan pariwisata, Indonesia dapat memanfaatkan kedekatan geografis dan sumber daya alamnya untuk mendukung pembangunan ekonomi di negara-negara tersebut sekaligus meningkatkan jejak ekonominya. Inisiatif penguatan hubungan diplomatik melalui organisasi seperti Pacific Islands Forum (PIF) semakin menunjukkan komitmen Indonesia dalam membina hubungan yang menguntungkan kedua belah pihak.

Asia Timur 

Di Asia Timur, Indonesia secara strategis memposisikan dirinya sebagai pusat perdagangan dan investasi. Wilayah ini adalah rumah bagi beberapa negara dengan perekonomian terbesar di dunia, termasuk Tiongkok, Jepang, dan Korea Selatan. Dengan membina kemitraan ekonomi yang lebih erat, Indonesia dapat memanfaatkan industri teknologi tinggi dan sektor manufaktur yang maju, sehingga memfasilitasi pertumbuhan industri dalam negeri. Upaya diplomatik untuk terlibat dalam kerangka regional seperti ASEAN dan KTT Asia Timur memungkinkan Indonesia untuk menjaga hubungan yang seimbang dengan negara-negara besar sambil mengadvokasi stabilitas regional dan kerja sama dalam isu-isu penting seperti keamanan siber, energi, dan keamanan.

Asia Tenggara 

Sebagai pemain kunci di ASEAN, kebijakan luar negeri Indonesia bertujuan untuk meningkatkan perdagangan intra-ASEAN dan integrasi ekonomi. Dengan memperkuat peran kepemimpinannya dalam organisasi, Indonesia dapat mendorong inisiatif yang mendorong saling ketergantungan ekonomi, kolaborasi, dan kemitraan antar negara anggota. Pendekatan kolaboratif ini tidak hanya memperkuat stabilitas regional tetapi juga menempatkan Indonesia sebagai tokoh sentral dalam mengatasi tantangan bersama seperti perubahan iklim dan ancaman keamanan transnasional. Selain itu, komitmen Indonesia untuk meningkatkan konektivitas infrastruktur di kawasan ini akan meningkatkan pengaruhnya dan mendorong pertumbuhan ekonomi.

Afrika

Kebijakan luar negeri Prabowo juga meluas ke Afrika, dimana Indonesia melihat adanya potensi besar untuk keterlibatan ekonomi. Dengan memperluas perdagangan dan investasi di sektor infrastruktur, energi, dan teknologi, Indonesia dapat mengakses pasar yang kaya sumber daya sekaligus berkontribusi terhadap pembangunan negara-negara tersebut. Memperkuat hubungan melalui perjanjian kerja sama bilateral dengan Uni Afrika (AU) memungkinkan Indonesia berbagi pengalaman dalam kerja sama Selatan-Selatan, menciptakan kemitraan yang saling menguntungkan dan mendukung pembangunan berkelanjutan.

Amerika Latin 

Di Amerika Latin, Indonesia berupaya menjalin kemitraan perdagangan dengan negara-negara besar seperti Brasil dan Argentina. Dengan berfokus pada sektor energi terbarukan, pertanian, dan pertambangan, Indonesia dapat mendiversifikasi portofolio perdagangannya dan mengakses pasar baru. Penjangkauan diplomatik melalui organisasi seperti CELAC (Komunitas Negara-negara Amerika Latin dan Karibia) memberikan platform bagi Indonesia untuk terlibat dengan negara-negara Amerika Latin, membina kerja sama ekonomi dan pertukaran budaya.

Strategi Penetrasi Ekonomi

Untuk mencapai tujuan politik luar negerinya, Indonesia menerapkan beberapa strategi yang ditujukan untuk penetrasi ekonomi. Pertama, perluasan perdagangan merupakan fokus utama, dengan upaya untuk membangun perjanjian perdagangan bebas bilateral dan meningkatkan mekanisme pengurangan tarif. Dengan mendorong ekspor Indonesia dan mengurangi ketergantungan pada pasar tradisional, pemerintah bertujuan untuk menciptakan perekonomian yang lebih tangguh dan mampu menahan fluktuasi ekonomi global.

Promosi investasi adalah strategi kunci lainnya. Pemerintah Indonesia secara aktif berupaya menarik investasi asing langsung (FDI - Foreign Direct Investment) di sektor-sektor strategis dengan memberikan insentif bagi perusahaan internasional untuk berinvestasi di Indonesia. Pada saat yang sama, ada dorongan bagi perusahaan-perusahaan Indonesia untuk berinvestasi di luar negeri, dengan dukungan pemerintah yang bertujuan untuk memastikan perlindungan dan mendorong peluang bisnis. Pembangunan infrastruktur juga penting bagi strategi kebijakan luar negeri Indonesia. Proyek kolaborasi dengan mitra regional, seperti pelabuhan dan inisiatif konektivitas digital, akan meningkatkan kemampuan logistik Indonesia dan mendukung aspirasinya untuk menjadi poros maritim global.

Mekanisme Implementasi

Pendekatan Indonesia terhadap diplomasi ekonomi melibatkan pendirian kantor diplomasi ekonomi di negara-negara utama yang bertugas mendorong upaya investasi dan perdagangan. Sikap proaktif ini memungkinkan Indonesia untuk mengidentifikasi dan memanfaatkan peluang yang muncul di pasar luar negeri.

Selain itu, pemerintah mendorong kemitraan publik-swasta (KPS) untuk mendanai proyek pembangunan infrastruktur di luar negeri, memobilisasi investasi sektor swasta di bidang-bidang strategis. Inisiatif peningkatan kapasitas dan pertukaran sumber daya manusia semakin mendukung tujuan kebijakan luar negeri Indonesia. Dengan melaksanakan program pelatihan dan pertukaran keahlian di bidang pendidikan, teknologi, dan pembangunan berkelanjutan, Indonesia meningkatkan soft powernya dan membangun hubungan jangka panjang dengan negara-negara mitra.

Tantangan dan Pertimbangan Strategis

Meskipun mempunyai tujuan yang ambisius, kebijakan luar negeri Indonesia yang tegas menghadapi beberapa tantangan. Menyeimbangkan persaingan kepentingan global, khususnya pengaruh negara-negara besar seperti Tiongkok dan Amerika Serikat, memerlukan navigasi yang hati-hati. Indonesia harus mengelola hubungannya untuk memastikan bahwa pertumbuhan ekonominya tidak membahayakan kedaulatan atau stabilitas kawasan. Rintangan ekonomi dan logistik juga menimbulkan tantangan yang signifikan. Mengatasi permasalahan domestik terkait logistik dan manajemen rantai pasokan sangat penting untuk mendukung ambisi internasional Indonesia. Selain itu, memasukkan keberlanjutan ke dalam proyek investasi asing akan memastikan bahwa pertumbuhan ekonomi sejalan dengan tujuan pembangunan jangka panjang Indonesia.

Kesimpulan

Kesimpulannya, kebijakan luar negeri Indonesia yang tegas di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto mencerminkan perubahan strategis yang bertujuan untuk meningkatkan pengaruh ekonomi dan membina hubungan kerja sama di Pasifik, Asia Timur, Asia Tenggara, Afrika, dan Amerika Latin. Dengan memprioritaskan perdagangan, investasi, dan kemitraan berkelanjutan, Indonesia ingin memperkuat statusnya sebagai pemain kunci dalam perekonomian global. Terlepas dari tantangan yang masih ada, pendekatan proaktif Indonesia terhadap diplomasi ekonomi akan berperan penting dalam membentuk masa depan Indonesia sebagai negara yang tangguh dan berpengaruh di kancah internasional.

Rekomendasi

Agar Indonesia dapat secara efektif menavigasi kompleksitas yang melekat dalam kebijakan luar negerinya yang tegas, investasi dalam pengembangan kapasitas diplomatik dan peningkatan kemitraan publik-swasta sangatlah penting. Terlibat dalam forum multilateral untuk mengadvokasi kepentingan ekonomi kolektif sekaligus mengatasi permasalahan keamanan regional akan memperkuat posisi Indonesia sebagai pemimpin di Asia Tenggara dan sekitarnya. Selain itu, memprioritaskan keberlanjutan dalam strategi perdagangan dan investasi akan memastikan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia sejalan dengan tujuan keberlanjutan global, sehingga semakin meningkatkan posisi Indonesia di dunia internasional.

Referensi:

  1. Donald E. Weatherbee, Indonesia in ASEAN: Vision and Reality (Institute of Southeast Asian Studies, 2013).
  2. Leonard C. Sebastian and Alexander R. Arifianto, The Politics of Indonesia’s Foreign Policy: Contested Visions of Regional Order (Routledge, 2020).
  3. Amitav Acharya, Constructing a Security Community in Southeast Asia: ASEAN and the Problem of Regional Order (Routledge, 2001).

Simon Hutagalung adalah pensiunan diplomat Kementerian Luar Negeri Indonesia dan menerima gelar master di bidang ilmu politik dan politik komparatif dari City University of New York. Pendapat yang dikemukakan dalam artikelnya adalah pendapatnya sendiri. (eurasiareview.com)

Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved