TNI
Waspada Ancaman Perang Biologi, TNI Dorong Pembentukan Pusat Pengendalian Biologi dan Nuklir
Rekomendasi ini disampaikan Kepala Pusat Zeni TNI Angkatan Darat (Kapusziad) Mayjen TNI Budi Hariswanto
POS-KUPANG.COM, JAKARTA - TNI mendorong pembentukan pusat pengendalian nuklir, biologi, dan kimia (Nubika) guna memperkuat pertahanan negara di era perang biologi modern.
Rekomendasi ini disampaikan Kepala Pusat Zeni TNI Angkatan Darat (Kapusziad) Mayjen TNI Budi Hariswanto dalam diskusi kelompok terarah (FGD) bertajuk "Membangun Kemandirian Pertahanan Biologi Nasional untuk Mengantisipasi Perang Biologi Modern" yang digelar pada 22 Oktober 2024.
“Pembentukan pusat pengendalian Nubika sangat penting agar TNI bisa memanfaatkan bahan-bahan biologi dan persenjataan kimia untuk melindungi negara dari ancaman perang modern,” ujar Budi dalam siaran pers resmi TNI dikutip pada Kamis (24/10/2024).
Selain pembentukan pusat pengendalian Nubika, Budi juga menekankan pentingnya membentuk organisasi khusus Nubika di masing-masing matra TNI serta meningkatkan satuan Nubika di Zeni TNI AD.
Menurutnya, hal ini bertujuan untuk mengantisipasi potensi ancaman kimia dan biologi yang semakin meningkat di era peperangan modern.
“Pusat pengendalian ini juga penting untuk melawan ancaman senjata kimia dan biologi yang bisa membahayakan kedaulatan negara. Saat ini kita harus siap menghadapi tantangan tersebut,” tegas Budi.
Dalam penjelasannya, Budi memaparkan bahwa perang biologi modern melibatkan beberapa unsur penting, mulai dari bentuk serangan, sasaran, sifat bahan biologi, hingga respons dan dampaknya. “Perang biologi modern meliputi perang hibrida dengan sasaran manusia dan makhluk hidup lainnya. Bahan biologi yang digunakan juga memiliki potensi berkembang atau bermutasi, yang harus kita antisipasi dengan cepat,” jelasnya.
Selain fokus pada pencegahan, Budi juga menyoroti pentingnya TNI memiliki fasilitas penelitian yang memadai untuk mengembangkan riset terkait bahan biologi. “Perlu ada program pengembangan laboratorium dan penguatan riset teknologi yang didukung oleh kerjasama nasional dan internasional,” tambahnya.
Budi juga menyampaikan rekomendasi terkait penguatan regulasi di tingkat nasional untuk menghadapi ancaman biologi.
"TNI merekomendasikan pembentukan satuan tugas senjata biologi, harmonisasi regulasi terkait kepemilikan dan penyimpanan bahan biologi berisiko tinggi, serta pembentukan lembaga pengawas dan jaminan mutu fasilitas biologi," ujarnya.
Ia berharap rekomendasi ini dapat dipertimbangkan oleh pemerintah untuk memperkuat pertahanan nasional dari segi penggunaan bahan biologi.
“Dengan langkah-langkah ini, kita dapat memastikan kedaulatan negara tetap terjaga dari ancaman perang biologi yang semakin kompleks,” pungkas Budi. (*)
Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.