Berita Kota Kupang
Jefri Riwu Kore Janjikan Air Bersih Pasti Akan Mengalir Jika Terpilih Jadi Wali Kota Kupang
Dikatakan Jefri, air bersih adalah salah satu dari beberapa program yang akan dilanjutkannya dalam masa pemerintahan jika terpilih.
Penulis: Michaella Uzurasi | Editor: Oby Lewanmeru
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Michaella Uzurasi
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Calon Walikota Kupang nomor urut 4, Jefri Riwu Kore memastikan air bersih yang sudah menjadi programnya saat menjabat sebagai Wali Kota Kupang pada periode lalu akan mengalir ke masyarakat jika dia terpilih dalam pemilihan kepala daerah 27 November 2024 mendatang.
Dikatakan Jefri, air bersih adalah salah satu dari beberapa program yang akan dilanjutkannya dalam masa pemerintahan jika terpilih.
Demikian disampaikan Jeriko sapaan akrab Jefri Riwu Kore yang maju Pilkada Kota Kupang berpasangan dengan Lusia Adinda Lebu Raya pada pilkada kali ini dalam Podcast Pos Kupang, Kamis, 24/10/2024.
Berikut cuplikan wawancara eksklusif bersama host Manager Online Pos Kupang, Alfons Nedabang.
Saya mendapatkan referensi disebutkan bahwa ada satu visi dengan tujuh misi dan 82 program unggulan. Bisa dijelaskan?
Terlalu banyak kalau harus dijelaskan satu per satu. Yang jelas bahwa program-program kami yang sudah pernah kami kerjakan sebelumnya tetap akan kami kerjakan lagi seperti penataan kembali taman-taman kota, menjadi kebanggaan buat kita, dulunya kota ini gelap gulita, kota ini belum tertata secara baik dan terkesan amburadul, terkesan tidak ada pemerintahannya, tetapi kami datang untuk menata kembali kota ini dan kita mulai menata taman-taman kota menjadi kebanggaan kita, kita menata trotoar-trotoar, jalan-jalan kita tata secara baik, kami juga menata lampu-lampu jalan, lampu-lampu hias, ada WiFi di lokasi-lokasi tertentu dan kalau mau dijelaskan, cukup panjang mulai dari penataan bandara sampai dengan patung Sonbay yang mana semuanya itu apapun yang kita buat itu tidak apa-apa apalagi hanya mendengar setengahnya saja, apalagi hanya mendengar gosip-gosip dari orang-orang yang memang punya hati busuk terhadap kita. Kalau hatinya sudah busuk terhadap kita, apapun yang dilakukan semuanya salah.
Terkadang sangat sulit mengakui apa yang sudah dilakukan ya?
Memang sangat sulit tapi ada juga masyarakat yang masih punya hati yang baik, yang walaupun berbeda pilihan, mereka akui bahwa kita sudah berbuat sesuatu.
Tapi perlu dicatat bahwa kami ini tidak hanya buat yang namanya taman-taman, lampu jalan, trotoar, air bersih, tidak. Kami punya hati yang paling bersih untuk membantu saudara-saudara kita yang tidak beruntung di kota ini.
Mereka tidak pernah tahu bagaimana kita menolong orang lain.
Saya sebagai salah satu ketua asosiasi wali kota seluruh Indonesia, pengurus pusat, kami ada sekitar sembilan orang itu punya link dan punya kedekatan, dan beberapa kali pertemuan dengan pak Jokowi.
Pada saat sela-sela itulah kami meminta bantuan pak Presiden untuk membantu menata Kota Kupang termasuk yang di depan Aston, termasuk air bersih.
Air bersih ini ada dana yang sudah dikerjakan sekarang, Rp 173.5 miliar pembangunan tahap pertama, itu kita minta. Kalau orang bilang itu dari pusat, memang benar dari pusat tapi kalau kita tidak minta memang itu datang? Tidak.
Seperti penataan Aston, penataan koridor tiga, penataan Tedis (LLBK). Itu semua memang dari pusat tapi kalau kita tidak minta tidak akan ada.
Bagaimana grab bantuan, bagaimana mengelola anggaran yang terbatas itu untuk kemajuan Kota Kupang, seperti menata lobang-lobang yang ada di jalan Frans Seda, itu kan bukan dari anggaran kita, bukan dari pusat juga tapi dari kreativitas kita untuk menutup lobang-lobang sepanjang koridor itu dengan tanah, itu juga kreativitas kita, tanpa itu nggak kelihatan kota ini bagus.
Saya butuh penegasan, program-program unggulan yang mau dilaksanakan jika terpilih nanti, apakah akan ada pengadaan ruang terbuka hijau lagi, air bersih seperti apa, bedah rumahnya seperti apa?
Jadi begini. Program-program yang sudah kita kerjakan kemarin itu kita akan terus adakan. Contoh yang saya bilang tadi, penataan ruang terbuka hijau, ada beberapa yang memang waktu itu karena Covid, belum sempat dikerjakan.
Contoh misalnya Bundaran kantor Gubernur. Itu kalau kita orang Kupang lewat terus lihat puruk begitu orang Kupang bilang.
Sebagai pemimpin atau sebagai pejabat apa mereka tidak pernah lewat situ? Harus lewat situ tapi bagaimana kita menata supaya kota itu jadi bagus. Buka.Lewat kemudian diam saja. Idenya apa untuk menata ini? Desain kami sudah ada untuk bundaran ini, kemudian bundaran yang di Kirab Remaja, itu desainnya adalah hutan lontar. Kita akan rubah itu dan dipasang pohon lontar sepanjang jalan itu semua menjadi hutan lontar di kota ini.
Kalau bundaran kantor Gubernur bisa dibocorkan sedikit desainnya?
Desainnya itu kalau tidak ada Covid-19 mungkin sudah ada. Pertama, desain yang sudah disetujui, tidak pada posisi tengah sekarang, digeser sedikit dan itu pada saat desain pertama itu desain rumah adat dari TTU, ada rumah adat kita bikin di situ, ditengah itu besar, nah waktu FGD itu banyak dikritisi oleh pengamat dan beberapa teman politisi bahwa kalau itu dibuat nanti ada kendaraan dari sana kita tidak lihat dan bisa kecelakaan.
Jadi pada desain yang terakhir itu kita hanya bikin satu tower tinggi kemudian di sana ada kuda Sumba, itu desainnya.
Itu sebenarnya sudah ada dengan desainnya yang menggambarkan kota ini kota maju. Jadi tidak saja seperti ini.
Saya pikir seorang pemimpin itu harus bagaimana berpikir supaya kota ini tertata secara baik, menjadi kebanggaan kita.
Di samping itu sudah barang tentu kita serius perhatikan saudara-saudara kita yang tidak beruntung di Kota Kupang, penataan UMKM dan semuanya itu kita perhatikan.
Keseimbangan penataan itu harus ada. Jadi itu program-program yang kita lakukan.
Bagaimana soal air bersihnya?
Untuk air bersih ini kita ada perjanjian dengan pemerintahan Pak Jokowi waktu itu. Mudah-mudahan perjanjian ini kita bawa lagi dengan pemerintahan yang baru supaya bisa dieksekusi. Yang pertama, air bersih ini kan saya minta kepada pak Jokowi untuk membantu kami di Kota Kupang.
Saya katakan pada saat pertemuan Apeksi, pada makan bersama dengan pak Jokowi saya bilang, Kota Kupang itu air bersihnya tidak mengalir satu kali dua puluh empat jam.
Saudara-saudara saya di sana biasanya pakai air sumur, pakai air dari tangki, jadi Alak yang tadinya sangat sulit air sekarang selama dua tahun ini bisa ditanya di RT 3, itu sudah ada air bersihnya.
Mereka sudah tinggal buka kran. Cuma kemarin kita tidak lanjutkan dengan pengadaan pipa yang ditanggung oleh pemerintah Kota Kupang.
Pada saat saya sudah berhenti, proyek pipa itu juga berhenti jadi tidak ada. Itu sebabnya pak Menteri waktu itu sempat ngobrol sama saya, dia keberatan untuk membangun tahap kedua karena tahap pertama saja kita tidak bangun.
Memang terus terang itu pak Jokowi yang berikan tapi kan kita yang minta. Nah itulah sebabnya saya minta para direktur PDAM untuk menjaga dan membersihkan lokasi itu dan airnya memang sampai sekarang belum digunakan. Inshallah setelah nanti kami terpilih air bersih pasti jalan.
Berikutnya?
Tahap ketiga adalah penataan air sagu. Air sagu itu ada Rp 75 miliar, yang keempat adalah penataan pembangunan bendungan Kolhua, kalau masyarakatnya setuju. Kalau tidak menyetujui maka bendung kali Liliba.
Itu perjanjiannya. Disamping perjanjian itu masih ada perjanjian-perjanjian lain, penataan koridor pintu masuk Kota Kupang supaya jadi bagus, penataan coastal road yang di pinggir-pinggir pantai, kemudian penataan trotoar-trotoar yang belum selesai, Inaboi naik ke atas, itu semua ada perjanjian tertulisnya dengan kami.
Kalau sumber-sumber air ini terwujud berarti persoalan air bersih bisa terjawab?
Pasti bisa. Kita juga tahu bahwa pemerintah pusat ada membantu kita lewat kali Manikin. Tapi saya rasa kalau nanti Tuhan berkenan, air bersih Kota Kupang yang kami terapkan dalam pemerintahan kami walaupun pasti banyak yang tidak setuju.
Baca juga: Hasil Survei Pilkada Kota Kupang, Indikator: Jeriko-Adinda Unggul 35,5 Persen Disusul Cris-Serena
Banyak yang cari hal, ada yang bilang wah ini rumahnya rusak, saya bilang oke, fine. Tidak mungkin semua juga lurus-lurus saja tapi sepanjang itu bisa dikerjakan dan tidak melanggar aturan, kita tetap jalan.
Tidak ada sesuatu yang mulus-mulus saja dan kritik itu memang harus selalu ada untuk membangun kebersamaan kita asal kritik itu jangan karang-karang.
Kasih jalan keluar, kasih semangat. Jadi apapun yang kami kerjakan itu pasti satu dua orang memang tidak setuju dan saya tidak peduli. Mau setuju atau tidak setuju kita jalan terus. (uzu)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.