Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Minggu 20 Oktober 2024, "Menolak Jalan Pintas Demi Meraih Kemuliaan"

Dalam orientasi nilai Kristiani, kebangkitan dan kemuliaan selalu berkorelasi dengan penderitaan, pengorbanan dan salib yang dialami

Editor: Eflin Rote
POS-KUPANG.COM/PAUL BURIN
RD. Dr.Florens Maxi Un Bria, S.Ag, M.Sos 

Renungan Harian Katolik, Minggu 20 Oktober 2024
Menolak Jalan Pintas Demi Raih Kemuliaan
RD. Maxi Un Bria
Markus 10 :25-35 

Orientasi terhadap pencapaian kemuliaan, kejayaan, kehormatan dan kebangkitan diikuti dengan proses yang alami dan manusiawi.

Dalam orientasi nilai Kristiani, kebangkitan dan kemuliaan selalu berkorelasi dengan penderitaan, pengorbanan dan salib yang dialami sebagai sebuah jalan dan proses. 

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pencapaian kemuliaan dan kehormatan serta kejayaan  dalam hidup bermasyarakat dan dalam level apa pun  tidak boleh diraih seketika melalui jalan pintas.  

Kita diundang untuk selalu menghormati proses yang membutuhkan kerelaan untuk berkorban, menderita  dan bahkan sebagai salib. Bukankah Amsal menulis „ Dalam setiap jerih payah ada keuntungan? (Amsal 14 :23 ).

Yakobus dan Yohanes meminta Yesus supaya mereka duduk dalam kemuliaan “ Perkenankanlah kami duduk dalam kemuliaan -Mu kelak yang seorang di sebalah kanan  dan  yang seorang di sebelah kiri-Mu“ ( Mrk 10 :37 ).

Secara manusiawi mereka memikirkan tentang kemuliaan, kekuasaan, kehormatan dan kejayaan tanpa memikirkan proses dan konsekuensi yang mesti dilewati melalui pengorbanan dan salib.

Yesus memahami permintaan mereka yang seketika, dan memberikan pencerahan bahwa hal duduk di sebelah kanan ataupun kiri dalam kemuliaan, akan diberikan Bapa  kepada mereka yang telah disediakan sejak semula.

Yesus selanjutnya menegaskan logika Kristiani bahwa  mereka yang mau menjadi pemimpin dan pembesar harus dengan rela hati dan rendah hati menjadi hamba serta pelayan bagi semuanya.

Bukan melalui jalan pintas. Yesus  mengedepankan nilai kasih, pengorbanan dan kerendahan hati dalam melayani sebagai pilihan yang mesti dilakukan setiap orang sebagai jalan dalam meraih kemuliaan, kehormataan, kepercayaan dan kejayaan.

Ia bahkan secara radikal menegaskan bahwa „ Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya sebagai tebusan bagi semua orang“ ( Mrk.10:43-45).

Dalam cara pandang demikian, kita sesungguhnya diajak untuk belajar menjadi pelayan yang penuh kasih, rendah hati dan rela hati untuk berkorban dan memanggul salib sebagai sebuah proses pematangan yang mengantar kita menuju pencapaian kemuliaan, kebangkitan, kehormatan dalam hidup baik di dunia dan di akhirat.

Menolak jalan pintas dan menghormati proses serta etika Kristiani dan Jalan salib  dapat menghantar kita menuju pencapaian kemuliaan.  Bagi Tuhan setiap kepercayaan, jabatan dan kepercayaan mesti menjadi sarana untuk melayani dalam kasih, kebenaran  dan dengan segala kerendahan hati.

Semoga pada Perayaan Minggu Misi sedunia ke 98 hari ini , kita tergugah untuk  menjadi misionaris yang diutus untuk mengundang semua orang dan melayani mereka dengan sukacita tanpa membeda-bedakan.

Anugerah kemuliaan, kehormatan dan kebahagiaan telah Tuhan siapkan bagi semua orang yang tulus hati, siap sedia menjadi pelayan yang rendah hati dan setia memikul salib  dalam perutusan sebagai misioner gereja di tengah dunia. Salve. (*)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved