Timor Leste
ASEAN Akan Perpendek Jalur Penerimaan Timor Leste sebagai Anggota Baru
Para pemimpin 10 negara Asia Tenggara pada hari Kamis sepakat untuk mempercepat proses penerimaan Timor Leste sebagai anggota ASEAN yang ke-11.
POS-KUPANG.COM, VIENTIANE - Para pemimpin 10 negara Asia Tenggara pada hari Kamis (10/10/2024) sepakat untuk mempercepat proses penerimaan Timor Leste sebagai anggota ASEAN yang ke-11, kata para diplomat.
Pada KTT ASEAN di Vientiane, ibu kota Laos, para pemimpin sepakat bahwa beberapa peraturan dan prosedur untuk menerima anggota baru dapat dilonggarkan – seperti memberikan jangka waktu yang lebih lama untuk memotong tarif impor – untuk lebih mengoptimalkan manfaat blok tersebut bagi semua anggota.
KTT ASEAN berlangsung di Vientiane, Laos hari Rabu (9/10) hingga Jumat (12/10) dengan berbagai isu panas. KTT ASEAN akan dilanjutkan dengan pertemuan dua hari dengan China, Amerika Serikat, dan Rusia, yang berkompetisi untuk mendapatkan pengaruh di kawasan.
Perdana Menteri, Kay Rala Xanana Gusmao memuji dan berterima kasih kepada ASEAN Inter-Parliamentary Assembly atau Majelis Antar Parlemen ASEAN (AIPA) yang telah mendukung proses aksesi penuh Timor Leste bergabung dengan ASEAN
Berdasarkan portal Pemerintah yang diakses Tatoli, Kamis (10/10), Perdana Menteri Xanana menyampaikan apresiasinya melalui pernyataannya dalam Pertemuan Para Pemimpin ASEAN dan Perwakilan anggota AIPA di Vientiane, Laos pada Rabu (9/10/2024).
"Merupakan suatu kehormatan untuk berpartisipasi dalam pertemuan penting dengan Majelis Antar-Parlemen ASEAN. Karena, Majelis ini bekerja untuk memberikan dukungan serta keharmonisan dalam memperkuat kerangka kerja legislatif agar selaras dengan norma dan praktik ASEAN," kata PM Xanana.
PM Xanana juga mengatakan, Timor-Leste telah menjadi pengamat di Majelis Antar-Parlemen ASEAN sejak tahun 2018 di Singapura.
"Kami telah menyaksikan Majelis ini bekerja dalam mendorong dialog, kerja sama, dan pemahaman di antara parlemen dari negara anggota ASEAN.
"Kami juga memuji kerja Majelis dalam membantu menyelaraskan dan memperkuat kerangka kerja legislatif agar selaras dengan standar praktik ASEAN. Kami telah melihat bagaimana rekomendasi Majelis membantu Parlemen Nasional Timor Leste menerjemahkan prioritas regional ke dalam undang-undang dan kebijakan nasional. Dan, Parlemen Nasional Timor Leste mendukung kesepakatan-kesepakatan regional," tutur PM Xanana.
Baca juga: Indonesia Tegaskan Kembali Dukungannya terhadap Aksesi Timor Leste ke ASEAN
PM Xanana juga mengungkapkan bahwa Timor Leste telah membentuk komite ad-hoc yang bertugas untuk meratifikasi perjanjian dan protokol ASEAN, mengesahkan undang-undang yang relevan, memantau pelaksanaan perjanjian-perjanjian ini, dan mewakili kepentingan rakyat Timor Leste dalam forum regional.
"Dengan berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan AIPA, kami telah memperoleh wawasan dan mempelajan praktik-praktik yang baik yang akan semakin memperkuat proses legislatif dan struktur pemerintahan kami," papar PM Xanana.
PM Xanana juga menegaskan kembali komitmen Timor Leste untuk menyelesaikan proses internal untuk mengaksesi perjanjian prioritas di tiga pilar Komunitas ASEAN pada tahun depan.
"Kami menantikan kolaborasi vang berkelanjutan dengan Anggota Parlemen ASEAN dan mitra pembangunan saat kami bekerja menuju keanggotaan penuh kami di ASEAN," papar PM Xanana.
Sejarah perjuangan Timor Leste masuk ASEAN
Keinginan untuk menjadi anggota ASEAN telah ditunjukkan oleh Timor Leste sejak meraih kemerdekaannya pada 20 Mei 2002.
Pada 2005, Timor Leste bergabung dengan Forum Regional ASEAN dan berharap bisa menjadi anggota ASEAN pada 2010.
Dua tahun kemudian, Presiden Jose Ramos Horta menyatakan bahwa upaya bergabung ke dalam ASEAN menjadi prioritas utama negaranya dan berharap bisa menjadi anggota pada 2012.
Pada 4 Maret 2011, Timor Leste secara resmi mengajukan permohonannya menjadi anggota ASEAN. Namun, hingga satu dekade sejak pengajuan resminya, keanggotaan Timor Leste masih dalam pembahasan kesepuluh negara anggota ASEAN karena berbagai alasan.
Piagam ASEAN menetapkan bahwa syarat masuk ASEAN setidaknya ada empat, yaitu:
- Lokasi geografis suatu negara berada di Asia Tenggara
- Mendapat pengakuan oleh negara lain
- Menyetujui untuk terikat dan mematuhi ketentuan Piagam ASEAN
- Kemampuan dan kemauan untuk melaksanakan kewajiban keanggotaan
Poin kedua menjadi salah satu hal yang menjegal jalan Timor Leste menjadi anggota ASEAN. Sejak awal, Indonesia telah menunjukkan dukungannya terhadap permohonan keanggotaan Timor Leste. Namun, tidak dengan Singapura dan beberapa negara yang menolak Timor Leste masuk ASEAN karena dianggap belum cukup berkembang untuk bergabung.
Setelah KTT ASEAN pada April 2013, Sekretaris Jenderal ASEAN Le Luong Minh menyatakan bahwa negara anggota sebenarnya mendukung masuknya Timor Leste.
Akan tetapi, Timor Leste dirasa belum siap untuk menjadi anggota ASEAN, sehingga perlu dilakukan evaluasi hingga semua syarat dan ketentuan menjadi anggota terpenuhi.
Pada November 2013, Timor Leste dinyatakan tidak akan siap bergabung dalam waktu dekat karena belum memiliki kedutaan di 10 negara anggota ASEAN.
Pada 2015, syarat tersebut terpenuhi, ketika Timor Leste telah memiliki kedutaan besar di 10 negara anggota ASEAN.
Namun, pada 2016, studi yang dilakukan untuk aksesi keanggotaan ASEAN menemukan bahwa Timor Leste kekurangan sumber daya manusia untuk mengembangkan serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi negara.
Hal itulah yang membuat enam negara anggota ASEAN (Singapura, Myanmar, Malaysia, Laos, Brunei, Vietnam) masih sulit untuk membuka jalan keanggotaan bagi Timor Leste. Mereka khawatir, penerimaan Timor Leste justru menguras sumber daya ASEAN yang terbatas, akibat membantu kesenjangan pembangunan negara anggotanya.
Singapura juga khawatir bahwa keanggotaan Timor Leste justru menjadi beban keuangan negara itu dan menghambat kemajuan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).
Secara ekonomi, PDB Timor Leste sekitar 1.442 miliar dollar AS, jauh di bawah Singapura, Filipina, Malaysia, dan Indonesia.
Selain masalah tersebut, menjelang kemerdekaannya pada 2002, infrastruktur dan pemerintahan Timor Leste sempat hancur.
Timor Leste dapat bangkit secara perlahan berkat bantuan Portugal, Australia, Jepang, dan China. Kerja sama dengan negara-negara tersebut ternyata menjadi satu hal yang menyulitkan Timor Leste ketika akan bergabung dengan ASEAN.
Dalam perkembangannya, enam negara anggota ASEAN yang awalnya belum setuju, perlahan menyatakan dukungannya terhadap Timor Leste untuk bergabung.
Namun, status pengajuan keanggotaan Timor Leste dalam ASEAN kembali diuji pada 2021.
Hal ini karena Timor Leste mengikuti Kamboja memilih abstain dari pemungutan suara yang mengutuk junta militer Myanmar.
Oleh banyak pihak, langkah tersebut dianggap sebagai kesalahan yang dapat mengarah pada hasil yang tidak menguntungkan bagi usaha Timor Leste bergabung dengan ASEAN.
Para pejabat Timor Leste kemudian menyatakan penyesalannya dan menganggap keputusan pada saat pemungutan suara adalah hal yang memalukan.
Setelah itu, Presiden Timor Leste Jose Ramos Horta menegaskan negaranya akan kembali berjuang untuk bergabung dalam ASEAN.
Timor Leste masuk ASEAN Pada 11 November 2022, setelah KTT ASEAN ke-40/41 di Phnom Penh, Kamboja, ASEAN sepakat untuk mengakui Timor Leste sebagai anggota ke-11.
Perjalanan panjang Timor Leste untuk menjadi anggota ASEAN pun akhirnya mendapat kejelasan.
Keputusan untuk menerima Timor Leste disampaikan melalui surat pernyataan yang diunggah pada laman resmi ASEAN.
Berikut isi surat pertanyataan dari para pemimpin ASEAN berkaitan dengan permohonan keanggotaan Timor Leste.
Kami, para pemimpin ASEAN berkumpul di Phnom Penh, Kamboja dalam rangka KTT ke-40/41, mempertimbangkan hasil dari Misi Pencari Fakta ke Timor Leste yang dilakukan oleh Komunitas Politik-Keamanan ASEAN, Komunitas Ekonomi ASEAN dan Komunitas Sosial Budaya ASEAN, dan menyepakati:
- Pada prinsipnya mengakui Timor Leste sebagai anggota ASEAN yang ke-11
- Memberikan status pengamat kepada Timor Leste dan mengizinkan partisipasinya dalam semua pertemuan ASEAN termasuk di pleno KTT
- Untuk mempersiapkan jalan menuju keanggotaan penuh Timor Leste, ASEAN akan menyusun roadmap atau peta jalan, yang kemudian akan dilaporkan di KTT ASEAN ke-42 yang diselenggarakan pada 2023
- Semua negara anggota ASEAN dan rekan-rekan eksternal harus mendukung penuh Timor Leste untuk menggapai pencapaian-pencapaian melalui bantuan pembangunan kapasitas dan dukungan lain untuk keanggotaan penuh di ASEAN. (thefact.news/tatoli.tl/kompas.com)
Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.