Pilgub NTT

Hasil Survei Terbaru Pilgub NTT, Indikator Sebut Ansy-Jane Unggul 36,6 Persen Tapi Belum Aman

Indikator Politik Indonesia merilis hasil survei terbaru mengenai elektabilitas calon gubernur dan calon wakil gubernur peserta Pilgub NTT.

Penulis: Irfan Hoi | Editor: Alfons Nedabang
TRIBUNNEWS.COM
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Prof. Burhanudin Muhtadi 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Irfan Hoi

POS-KUPANG.COM, KUPANG - Lembaga survei Indikator Politik Indonesia merilis hasil survei terbaru mengenai elektabilitas calon gubernur dan calon wakil gubernur peserta Pilgub NTT ( Nusa Tenggara Timur ), Rabu 9 Oktober 2024. 

Survei dilaksanakan di 22 kabupaten/kota di NTT selama 26 September - 5 Oktober 2024 dengan menggunakan metode multistage sampel random. 

Adapun sampel basis 1.000 orong yang terdistribusi secara proporsional. 

Kemudian dilakukan over sample menjadi masing-masing 400 responden di Kota Kupang, Kabupaten Kupang, Sumba Timur dan Timur Tengah Selatan.

Kemudian di wilayah Manggarai Raya (Manggarai, Manggarai Timur, dan Manggara Barat) dilakukan penambahan 400 responden.

Sehingga total sample menjadi 2.720 responden.

Pasangan Calon Gubernur NTT dan Calon Wakil Gubernur NTT, Yohanis Fransiskus Lema ( Ansy Lema ) - Jane Natalia Suryanto meraih 36,6 persen.

Kemudian pasangan Emanuel Melkiades Laka Lena ( Melki Laka Lena ) - Johni Asadoma memperoleh 27,4 persen.

Pasangan Simon Petrus Kamlasi - Adrianus Garu mendulang 23,9 persen.

Sementara responden yang tidak tahu atau belum menjawab sebanyak 12,1 persen.

Baca juga: Pilgub NTT, Melki - Johni Pastikan Pelibatan GMIT Tangani Pendidikan Hingga Perekonomian

Peneliti utama Indikator Politik Indonesia, Dr Rizka Halida saat memaparkan hasil survei bertajuk "Siapa Unggul di Nusa Tenggara Timur?", Dinamika Elektoral Pasca-Penetapan Cagub - Cawagub, mengatakan, dengan asumsi metode stratified random sampling, ukuran sampel tersebut memiliki toleransi kesalahan (margin of error) sekitar 2,6 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.

Ia juga memaparkan bahwa dalam survei juga menggunakan sesi wawancara dan pengecekan 20 persen sampel. 

Dalam populasi berdasarkan tingkat pendidikan, terdapat 46,5 persen responden tingkat SD, 14,8 persen SMP, 23,6 persen SLTA dan 15,1 persen perguruan tinggi. 

Kemudian populasi di kategori gender, laki-laki 49,2 persen dan 50,8 persen perempuan. Lalu, 82,3 persen populasi di pedesaan dan 17,7 persen di perkotaan. 

Pada tingkat usia, populasi umur di bawah 20 tahun sebanyak 11,0 persen dan diatas 60 tahun sebanyak 12,7 persen. Meski begitu, jumlah sampel dan populasi tidak berbeda jauh. 

Rizka Halida menjelaskan, kondisi umum banyak warga menilai kondisi ekonomi NTT sedang 39,5 persen dan 14,3 kondisi buruk dan baik 34 persen.

Sebanyak 47,8 responden menyebut tidak ada perubahan kondisi ekonomi, namun sebanyak 29,1 menyebut kondisi ekonomi cenderung lebih baik dibanding tahun sebelumnya. 

Mayoritas responden atau 82,1 persen tidak masalah tidak dengan etnis dari paslon. Sedangkan ada 15,5 persen menyatakan memilih karena etnis. Sementara, 2,6 persen tidak menjawab atau tidak tahu. 

Baca juga: Pilgub NTT, Fenomena KIM di Pilkada, Ahmad Atang: Seolah Bisa Menang

"Memang tidak etnik di NTT yang sangat dominan. Itu yang menjelaskan mengapa etnik vote itu tidak punya dampak secara elektoral buat warga NTT," kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Prof Burhanuddin Muhtadi menambahkan. 

Dalam simulasi top of mind calon gubernur, Ansy Lema unggul 20,4 persen, disusul Melki Laka Lena 16,4 persen, Simon Petrus Kamlasi 14,4 persen, Jane Natalia Suryanto 4,3 persen, Andrianus Garu 3,6 persen dan Johni Asadoma 1,6 persen.

Sementara 39, 2 persen responden tidak menjawab atau merahasiakan jawabannya. 

"Kami sebagai enumurator tidak menyajikan nama calon gubernur atau wakil gubernur. Jadi betul-betul  terserah, apa yang terlintas di pikiran responden yang terpilih secara acak, siapa calon yang mereka pilih," kata Burhanudin Muhtadi. 

Dia menyebut, masing-masing calon wakil gubernur juga ikut mendongkrak suara bagi calon gubernur. Namun, terdapat pemilih yang belum menentukan pilihan sehingga konstelasi akan terus terjadi. 

"Selisih antara peringkat kedua, ketiga tidak terlalu jauh, sementara 39 persen warga NTT belum menyebut secara spontan artinya pertarungan masih ketat sampai ujung," katanya. (fan) 

Ikuti berita POS-KUPANG.com lain di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved