Konflik Timur Tengah
Alasan 116 WNI Tetap Bertahan di Lebanon
Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri melaporkan, ada 116 warga negara Indonesia (WNI) memilih bertahan di Lebanon.
POS-KUPANG.COM - Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri melaporkan, ada 116 warga negara Indonesia (WNI) memilih bertahan di Lebanon.
Padahal, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Beirut, Lebanon telah menetapkan status siaga satu sejak Minggu (4/8/2024) seiring serangan Israel ke Lebanon yang menyasar Hizbullah.
Menurut Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia (BHI) Kemenlu Judha Nugraha, 116 WNI memilih bertahan di Lebanon karena sejumlah alasan. Ada yang beralasan masih menjalani pendidikan, terikat kontrak kerja, dan ada yang menikah dengan warga Lebanon.
“Dari 116 yang masih ada di Lebanon, mereka adalah WNI yang menikah dengan warga setempat, yang kedua mereka adalah mahasiswa, mahasiswa yang kuliah di Lebanon, dan yang ketiga adalah pekerja migran,” jelas Judha dikutip dari Antara, Senin (7/10/2024).
Kemenlu tidak bisa memaksa WNI dievakuasi Judha menyampaikan, meski masih ada 116 WNI di tengah serangan Israel ke Lebanon, pihaknya tidak bisa memaksa mereka untuk meninggalkan negara ini.
Ia menjelaskan, pilihan untuk bertahan atau keluar dari Lebanon adalah pilihan masing-masing individu. Meski begitu, Kemenlu tetap berupaya memulangkan WNI ke Indonesia sebagai bentuk perlindungan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 37 Tahun 1999.
Menurut Judha, negara memiliki tanggung jawab untuk mengevakuasi dan menyelamatkan warganya dari wilayah yang berbahaya.
“Masih ada 116 orang, yang masih tinggal di Lebanon. Mereka mayoritas memilih untuk tetap tinggal disana karena alasan pribadi,” kata Judha.
Baca juga: Israel Berhak Bela Diri, Benjamin Netanyahu: Kami Akan Balas Serangan Iran
Baca juga: 2.000 Lebih Warga Lebanon Tewas Akibat Serangan Israel
Judha menambahkan, Kemenlu sudah mengevakuasi 65 WNI sejak KBRI di Beirut menetapkan status siaga satu sejak awal Agustus 2024. Bila dirinci, Kemenlu telah mengevakuasi 25 WNI dalam tiga gelombang awal dan 40 WNI dalam gelombang keempat dan kelima.
“Alhamdulillah telah tiba di Indonesia. Pada penerbangan kedua hari ini (sore) ada 20 WNI, sedangkan penerbangan tadi pagi ada 20 WNI dan satu warga negara asing (WNA), pasangan dari WNI,” jelas Judha dikutip dari Kompas.com, Senin.
Judha menambahkan, puluhan WNI dievakuasi melalui jalur darat yang dimulai dari Beirut. Mereka kemudian dibawa menuju Damaskus, Suriah dan tiba di Amman, Yordania.
Setelah itu, 65 WNI diterbangkan ke Indonesia menuju Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang. Pemerintah yang menerima kepulangan 65 WNI langsung menerapkan tes kesehatan kepada setiap penumpang. Hasil tes kesehatan menunjukan, 65 WNI dalam keadaan sehat dan diizinkan pulang ke daerah masing-masing.
Setelah tiba di Indonesia, salah satu WNI yang dievakuasi Kemenlu, Ni Luh Suanardi (44), mengatakan kondisi mencekam ia rasakan selama di Berassan, Sultan Ibrahim, Beirut.
WNI asal Bali tersebut mengaku, selama ia tinggal di Berassan, dirinya mendengar banyak suara ledakan saat Israel serang Lebanon sehingga rasa takut muncul.
Salah satu momen mengerikan yang ia ingat ketika Israel menyerang markas besar Hizbullah di Beirut pada Jumat (27/9/2024).
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.