Liputan Khusus

Lipsus - Paus Fransiskus Angkat Putera NTT Jadi Kardinal

Dengan pengangkatan ini, maka Gereja Indonesia kini memiliki tiga kardinal.

Editor: Ryan Nong
POS KUPANG/HO
Mgr. Paskalis Bruno Syukur OFM diangkat Paus Fransiskus sebagai Kardinal. 

POS-KUPANG.COM, VATIKAN - Paus Fransiskus mengumumkan pengangkatan kardinal-kardinal baru untuk berbagai negara di dunia pada Doa Angelus Minggu (6/10).

Salah satu dari deretan kardinal baru itu adalah Uskup Keuskupan Bogor sekaligus Sekretaris Jenderal KWI, Mgr Paskalis Bruno Syukur OFM.
Pengumuman ini disampaikan Paus Fransiskus dari Basilika Santo Petrus di hadapan ribuan umat dan peziarah yang memenuhi halaman Basilika.

Dengan pengangkatan ini, maka Gereja Indonesia kini memiliki tiga kardinal. Mereka adalah Kardinal Julius Darmaatmaja SJ, Uskup Agung Emeritus Keuskupan Agung Jakarta kini tinggal di Girisonta setelah pensiun, Kardinal Ignatius Suharyo Uskup Agung Jakarta dan kardinal Paskalis Bruno Syukur.

Setelah Paus mengumumkan pengangkatan kardinal-kardinal baru tersebut, lonceng Basilika Santo Petrus dibunyikan bertalu-talu.

Dari Kisol Hingga Kardinal

Mgr Paskalis Bruno Syukur OFM yang lahir 17 Mei 1962 di Manggarai Barat merupakan Imam Fransiskan. Mgr Syukur menjalani pendidikan SMP dan SMA di Seminari Pius XII Kisol, Kabupaten Manggarai Timur, dimulai pada tahun 1975.

Pada tahun 1981 ia mulai menjalani pendidikan novisiat yang menuju ke panggilan imamatnya dengan masuk menjadi anggota Ordo Saudara Dina di Papringan, Depok, Yogyakarta.

Ia novisiat pada 15 Juli 1982. Setahun kemudian, pada 15 Juli 1983 ia melaksanakan profesi pertama. Pada tahun 1983, ia mulai menjalani studi filsafat di Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara Jakarta dan lulus sebagai sarjana muda (BA) filsafat pada tahun 1987 bersama sejumlah mahasiswa Yesuit.

Generasi Mgr. Syukur merupakan generasi terakhir mahasiswa STF yang harus menempuh ujian BA, sebelum dapat melanjutkan studi lanjut dalam bidang filsafat untuk memperoleh gelar doktorandus (Drs).

Beberapa tahun setelah menjalani tahun–tahun orientasi pastoral, Mgr. Syukur melanjutkan dengan studi teologi di Fakultas Teologi Wedabhakti, Universitas Sanata Dharma di Kampus Seminari Tinggi Santo Paulus, Kentungan, Sleman, Yogyakarta.

Mgr. Syukur melakukan profesi kekal pada 22 Januari 1989 dan menerima tahbisan imamat pada 2 Februari 1991 di Paroki Santa Maria Ratu Para Malaikat, Cipanas, Jawa Barat dari Uskup Bogor, Mgr. Ignatius Harsono.

Sesudah tahbisan ia menerima tugas sebagai Pastor Pembantu di Paroki Moanemani, Keuskupan Jayapura, hingga tahun 1993. Ia kemudian bertugas untuk mempelajari spiritualitas Fransiskan di Universitas Kepausan Antonianum, Roma, Italia sejak tahun 1993 hingga 1996.

Mgr. Syukur kemudian mendapat penugasan dari OFM Provinsi Indonesia sebagai magister novis untuk para frater calon OFM di Novisiat OFM di Depok, Jawa Barat pada tahun 1996 hingga tahun 2001. Sekaligus bertugas di Paroki Santo Herculanus, Depok.

Ia kemudian menjadi imam pendamping frater-frater di komunitas OFM dan menjadi anggota Dewan Provinsi OFM Indonesia.
Ia juga sempat menjadi Dewan Penasihat Keuskupan Agung Jakarta, semasa Julius Kardinal Darmaatmadja, S.J. menjadi Uskup Agung dan Mgr. Ignatius Suharyo menjadi Uskup Agung Koajutor.

Ia kemudian terpilih menjadi Provinsial OFM dalam Sidang Provinsi pada tahun 2001 dan bertugas hingga 2007. Kemudian terpilih kembali pada tahun 2007 hingga pada tahun 2009, ia diangkat menjadi Definitor General O.F.M. untuk wilayah Asia dan Oseania seperti India, Pakistan, Jepang, Australia-Selandia Baru, dan juga Indonesia, dan bertugas di Generalat OFM di Roma, Italia.

Pada 21 November 2013, Paus Fransiskus menunjuknya sebagai Uskup Bogor, menggantikan Uskup sebelumnya, Mgr. Cosmas Michael Angkur, O.F.M., yang memasuki usia pensiun, yang pada hari itu pengunduran dirinya diterima.

Ia ditahbiskan menjadi Uskup pada Sabtu, 22 Februari 2014, bertepatan dengan Pesta Takhta Santo Petrus, bertempat di Sentul International Convention Center, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Kebanggaan Bagi Umat Katolik

Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi NTT, Reginaldus S. S. Serang, S.Fil, M.Th, menyatakan rasa syukur dan kebanggaannya atas terpilihnya Mgr. Paskalis sebagai Kardinal.

Reginaldus mengatakan, pengangkatan tersebut menjadi kebanggaan tersendiri bagi umat Katolik di tanah air, dan disambut penuh sukacita oleh berbagai pihak.

Ia mengajak seluruh umat beragama, terutama umat Katolik, untuk bersyukur dan mendoakan agar Kardinal Mgr. Paskalis dapat melaksanakan tugas barunya dengan penuh tanggung jawab dan semangat.

"Paling pertama, kita bangga dan mendoakan agar tugas baru ini dapat dilaksanakan dengan baik dan dalam penuh rasa syukur," ujar Reginaldus kepada Pos Kupang,  Minggu (6/10).

Ia juga mengajak umat beragama untuk selalu mendaraskan doa bagi Kardinal Mgr. Paskalis, agar dalam menjalankan tanggung jawab barunya sebagai Kardinal, Mgr. Paskalis tetap diberi kesehatan dan kekuatan untuk melayani.

Reginaldus menjelaskan bahwa pengangkatan Kardinal merupakan keputusan langsung dari Paus, yang memberikan tanggung jawab besar kepada Kardinal untuk membantu Paus dalam pelayanan membangun gereja.

"Dalam tugasnya, Kardinal berada langsung di bawah Paus. Di Indonesia, Kardinal juga akan menjadi bagian dari kolegium para uskup dalam upaya membangun gereja nasional," tambahnya.

Uskup Bogor, Mgr. Paskalis Bruno Syukur OFM menjadi putera keempat Indonesia yang menjadi cardinal dan putra NTT pertama yang menjadi Kardinal

Menurut catatan Pos Kupang, kardinal pertama Indonesia adalah Mgr Justinus Darmojuwono yang dilantik pada 1967 di sela pengabdiannya sebagai Uskup Agung Semarang periode 1963 sampai 1981.

Kardinal kedua adalah Mgr. Julius Darmaatmadja yang diangkat Sri Paus pada 1994 saat menjabat sebagai Uskup Agung Semarang.
Pada tahun 1996, Mgr. Julius diminta menggembalakan Keuskupan Agung Jakarta menggantikan Mgr Leo Soekoto. Mgr Julius mundur dari Jakarta karena alasan kesehatan pada 2010.

Mgr. Julius digantikan Mgr. Ignatius Suharyo yang kemudian ditunjuk Sri Paus sebagai kardinal ketiga Indonesia pada tahun 2019. (rey/*)


Peran dan Tugas Kardinal

Pemimpin Gereja Katolik sedunia, Paus Fransiskus mengangkat Uskup Bogor, Mgr. Paskalis Bruno Syukur OFM menjadi kardinal baru untuk Indonesia.

Apa itu cardinal dan bagaimana posisinya dalam Gereja Katolik? Berikut ini ulasan Pastor Markus Solo Kewuta, SVD, Imam Kongregasi Serikat Sabda Allah (SVD) seperti dikutip dari Kompas.Com.

Kardinal adalah sebuah gelar rohani sangat tua di dalam Gereja Katolik, yang secara hirarkis berada langsung di bawah Paus.

Paus Silvester I (314-335) adalah paus pertama yang menggagas dan membentuk gelar ini.

Secara etimologis kata kardinal berasal dari kata bahasa Latin "cardo", yang berarti engsel pintu yang menyambung dua helai pintu.
Kata "cardo" juga merupakan nama sebuah gereja utama kota Roma zaman dulu yang terletak di wilayah periferi Roma dan merepresentasi kehadiran gereja-gereja lokal di berbagai belahan dunia.

Berpijak pada dua pengertian di atas, seorang kardinal dipilih dan diangkat dengan sebuah tugas dan fungsi penting, yakni ibarat engsel yang menyambungkan Sri Paus (Tahta Suci Vatikan) dengan gereja lokal atau wilayah kerja di bawah tanggungjawab seorang kardinal.

Para kardinal bisa diidentifikasi dengan mudah melalui penampilan dengan pakaian kebesaran serba merah.

Para kardinal Gereja Katolik berbagai jenjang umur adalah anggota persekutuan para kardinal yang disebut kollegium para kardinal (College of Cardinals).

Kollegium para kardinal juga lumrah disebut "Senat Sri Paus" tetapi istilah ini sudah kedaluwarsa. Kadang istilah ini masih digunakan hanya dalam publikasi-publikasi atau tulisan-tulisan khusus saja.

Hilang munculnya istilah di atas kurang lebih sama dengan istilah lain, yakni kollegium para kardinal yang kudus atau Holy College of Cardinals.

Penggunaan kedua istilah di atas melemah sejak tahun 1983. Istilah yang lebih popuper adalah kollegium para kardinal.

Setelah penganugerahan entitas ganda kepada Vatikan sebagai negara dan Tahta Suci melalui Traktat Lateran pada tanggal 11 Pebruari 1929, para Kardinal juga berikan julukan "pangeran-pangeran Gereja".

Para kardinal yang dipilih dan diangkat oleh Sri Paus, dan ini merupakan hak prerogatif Sri Paus, bertujuan untuk mendukungnya di dalam menjalankan tugas kepausannya memimpin Gereja Katolik, baik secara individu, maupun secara kollegium.

Tugas para kardinal bisa bervariasi; mulai dari memimpin perkantoran-perkantoran Kuria di Vatikan, hingga pemimpin Gereja lokal negara masing-masing dan penasihat atau pengarah Gereja lokal.

Artinya, kardinal-kardinal yang tidak ditentukan oleh Paus untuk memimpin perkantoran Kuria di Vatikan, tetap tinggal dan bekerja di negara mereka masing-masing.

Mereka selalu siap bersedia untuk memenuhi panggilan Sri Paus, manakala kehadiran mereka di Vatikan dibutuhkan untuk sebuah tujuan penting tertentu.

Seorang kardinal yang berkarya di negaranya, tidak selamanya atau tidak harus menjadi pemimpin konferensi para uskup.

Hal ini bergantung dari kebutuhan dan hasil pemilihan yang independen. Ketidakharusan ini memberikan ruang gerak kepadanya yang lebih luas untuk menjalin relasi kerjanya dengan Sri Paus.

Pengangkatan para kardinal pada dasarnya tidak bertujuan untuk merepresentasi sebuah negara. Banyak negara di mana hadir juga Gereja Katolik, tidak memiliki kardinal.

Hal ini merupakan hak prerogatif Paus yang berbasis pada kebutuhan beliau dan kriteria-kriteria yang beliau miliki.

Oleh karena pengangkatan seorang kardinal sesuai dengan kebutuhan Sri Paus, pada masa-masa terakhir, Paus Fransiskus bahkan juga memilih para pastor dan diangkat menjadi kardinal tanpa harus menjadi uskup atau uskup agung terlebih dahulu seperti lazimnya terjadi pada masa-masa sebelumnya.

Mereka-mereka itu biasanya memiliki kualifikasi-kualifikasi tertentu yang sangat mendukung tugas kegembalaan Sri Paus, atau oleh karena jasa-jasa dan pengalaman-pengalaman luar biasa yang dianggap bisa memberikan masukan penting bagi Sri Paus dalam menjalankan kepemimpinannya.

Memilih Paus

Selain tugas-tugas di atas, para kardinal memiliki tugas lain yang sangat penting, yakni memilih paus yang baru.

Ketika terjadi “Sedes vacans” (kekosongan jabatan Paus), para kardinal sebagai kollegium memimpin roda pemerintahan Gereja Katolik.

Selama “Sedes Vacans’’, artinya ketiadaan paus, para kardinal biasanya hadir di Vatikan untuk mengadakan pertemuan atau sidang harian guna membahas berbagai hal untuk menjamin jalannya pemerintahan serta mempersiapkan Konklav (upacara pemilihan Paus yang baru).

Selama masa ini, mereka tidak berhak menggantikan atau mengubah hukum atau keputusan serta ketetapan apapun yang sudah dilakukan oleh paus sebelumnya.

Pemimpin kollegium para kardinal adalah seorang kardinal dekan yang dibantu oleh kardinal subdekan. Keduanya memiliki status titular kardinal uskup. Selain kardinal uskup, masih ada lagi dua pangkat lainnya di dalam hirarki kollegium kardinal yaitu kardinal imam dan kardinal diakon.

Gelar-gelar ini pertama-tama berkaitan dengan sistim administratif Tahta Suci Vatikan dengan gereja-gereja utama seputar Roma (gelar Kardinal Uskup) dan pembagian gereja-gereja titular di Roma (kardinal imam) dan pembagian institusi-institusi gereja di bagian diakonia dan sosial-karitatif, juga di kota Roma dan sekitarnya (kardinal diakon).

Kardinal diakon tertua menerima gelar protodiakon (diakon utama) dan memiliki tugas untuk mengumumkan nama paus yang baru terpilih dengan rumusan terkenal "habemus papam" (kita memiliki seorang paus).

Pengaturan dan penetapan ketiga gelar di dalam kollegium para kardinal diatur di dalam Kitab Hukum Kanonik atau Codex Iuris Canonici, Kanon 205 §1.  (rey/*)

 

Kardinal yang Ditunjuk Paus Fransiskus

Berikut daftar nama 21 kardinal yang diangkat Paus Fransiskus

1.H.E. Msgr. Angelo Acerbi, Nunsio Apostolik.
2.. H.E. Mgr. Carlos Gustavo CASTILLO MATTASOGLIO, Uskup Agung Lima (Peru)
3. H.E. Msgr. Vicente BOKALIC IGLIC C.M.,  Uskup Agung Santiago del Estero (Primado de la Argentina).
4. H.E. Msgr. Luis Gerardo CABRERA HERRERA, O.F.M., Uskup Agung Guayaquil (Ekuador).
5.H.E. Msgr. Fernando Natalio CHOMALÍ GARIB, Uskup Agung Santiago de Chile (Chile).
6. Archbishop Tarcisio Isao KIKUCHI, S.V.D., Uskup Agung Tokyo (Jepang).
7. H.E. Msgr. Pablo Virgilio SIONGCO DAVID, Uskup Agung Kalookan (Filipina).
8.H. E. Msgr. Ladislav NEMET, S.V.D., Uskup Agung Beograd -Smederevo (Serbia).
9. H.E. Msgr. Jaime SPENGLER, O.F.M., Uskup Agung Porto Alegre (Brasil).
10. H.E. Mgr Ignace BESSI DOGBO, Uskup Agung Abidjan (Pantai Gading).
11. H.E. Mgr Jean-Paul VESCO, O.P., Uskup Agung Alger (Aljazair).
12. H.E. Mgr. Paskalis Bruno SYUKUR, O.F.M., Uskup Bogor (Indonesia)
13. H. E. Msgr. Dominique Joseph MATHIEU, O.F.M. Conv.,  Uskup Agung Teheran Ispahan (Iran).
14. H.E. Msgr. Roberto REPOLE, Uskup Agung Turin (Italia).
15. H.E. Msgr. Baldassare REINA, Uskup Auksilier Roma (Italia)
16. H.E. Msgr. Francis LEO, Uskup Agung Toronto (Kanada).
17. H.E. Msgr. Rolandas MAKRICKAS, Archpriest Coadjutor Papal Basilica of St. Mary Major.
18. H.E. Mgr Mykola BYCHOK, C.S.R., Bishop of the Eparchy Saints Peter and Paul of Melbourne of the Ukrainians
19. R.P. Timothy Peter Joseph RADCLIFFE, OP, theolog
20. R. P. Fabio BAGGIO, C.S., Under Secretary Migrants and Refugees Section of the Dicastery for the Service of Integral Human Development
21. Mgr George Jacob KOOVAKAD, Official of the Secretary of State, Responsible for Travel.
 

Data Kardinal Paskalis Bruni Syukur OFM

Ordo Fransiskan
1.Nama : Mgr. Paskalis Bruno Syukur, OFM
2.Orangtua
Ayah : Yohanes Dani
Ibu : Hilaria Kambaria
3.Lahir : 17 Mei 1962
4.Tempat : Ranggu, Kecamatan Kuwus, Manggarai Barat
5.Tahun 1975 : SMP dan SMA di Seminari Pius XII Kisol
6.Tahun 1981 : Novisiat di Ordo Saudara Dina di Papringan Depok, Yogyakarta
7.Tahun 1983 : Studi Filsafat di STF Driyarkara-Jakarta
8.Tahbisan Imam : 2 Februari 1991 di Paroki Santa Maria Ratu Para Malaikat, Cipanas, Jawa Barat
9.Ordo : Fransiskan
10.Tugas Pertama : Pastor Pembantu di Paroki Moanemani, Keuskupan Jayapura
11.Tahbisan Uskup : 22 Februari  2014
12.Keuskupan : Bogor-Jawa Barat
13.Motto Tahbisan : Magnificat Anima Mea Dominum (Jiwaku Memuliakan Tuhan)
14.Jabatan Lain : Sekretaris Jenderal Konferensi Waligereja Indonesia (KWI)

 

Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved