HUT Ke-79 TNI, Berharap TNI yang Lebih Merakyat

POS-KUPANG.COM - Silang Monas Jakarta seolah menjadi lautan manusia. Hari Ulang Tahun ke-79 Tentara Nasional Indonesia yang dirayakan sejak Sabtu (5/10/2024) pagi hingga siang, menyedot perhatian warga.

Di antara keriuhan manusia, berjejer delapan sepeda ontel. Di sebelahnya, delapan orang duduk di atas tikar sembari menyeruput kopi dan mengunyah kudapan. Rupanya, mereka adalah komunitas sepeda ontel bernama Warsiba, akronim dari Warisan Si Mbah. Anggota komunitas Warsiba berasal dari beragam profesi, mulai guru, pengojek, satuan pengamanan, hingga karyawan swasta.

Aris (45), ketua komunitas Warsiba yang juga warga Ancol, menuturkan, mereka sengaja janjian datang ke Silang Monas Jakarta. Mereka ingin menjadi bagian dari perayaan HUT ke-79 TNI sekaligus melihat perayaan yang disebut-sebut bakal meriah dan berbeda dari tahun-tahun sebelumnya.

Dari sekian banyak pertunjukan, mereka terkesan dengan atraksi terjun payung, pertunjukan aerobatik dari Jupiter, hingga raungan jet pesawat tempur Sukhoi dan F-16 Fighting Falcon. Aris mengaku bangga dengan aksi yang disuguhkan tersebut.

Kebanggaan dan kekaguman untuk TNI

Aris mengaku bangga dengan TNI yang tampak kuat. Aris pun berharap agar ke depan TNI bersatu dengan rakyat dan jatuh bangun bersama rakyat. ”TNI supaya lebih bersatu sama rakyat demi kemajuan bersama. Semoga TNI makin kokoh,” ujarnya.

Kebanggaan dan kekaguman terhadap TNI juga diungkapkan Janu (30), warga Kalideres. Janu datang ke perayaan HUT Ke-79 TNI bersama istri, anak, serta keluarga besarnya. Meski mengaku telat karena kesulitan mencari lokasi parkir kendaraan, Janu mengaku puas melihat berbagai aksi yang disuguhkan prajurit TNI.

”Saya baru pertama kali melihat HUT TNI seperti ini. Tadi saya dan anak istri saya melihat prajurit terjun payung, helikopter membawa bendera, juga atraksi pesawat tempur. Luar biasa,” ujarnya.

Janu mengaku kagum dengan keterampilan dan kecanggihan alat-alat TNI. Janu pun berharap agar TNI tetap profesional dan selalu tangguh sebagaimana harapan rakyat.

Pada kesempatan itu, Jokowi meminta TNI agar mempersiapkan diri menghadapi berbagai tantangan ke depan, khususnya menghadapi ancaman siber dan situasi geopolitik yang semakin panas. ”Semua harus disikapi dengan kesiapsiagaan dan kewaspadaan. Karena itu, TNI harus terus memperbaiki diri, terus mengikuti perkembangan zaman, terus beradaptasi dengan perubahan-perubahan yang ada, termasuk meningkatkan kapasitas dan profesionalitas,” kata Presiden.

Simbolik

Secara terpisah, Direktur Eksekutif Lembaga Studi Pertahanan dan Studi Strategis Indonesia Rizal Darma Putra berpandangan, pameran alutsista, parade alutsista, kemudian membolehkan masyarakat untuk naik kendaraan TNI merupakan tindakan simbolik yang sesekali perlu dilakukan. Namun, TNI mesti mengupayakan langkah subtantif agar kecintaan masyarakat kepada institusi TNI lebih mengakar.

”Institusi TNI itu paling dipercaya masyarakat. Tapi, jangan sampai institusi ini dirusak politik praktis dengan tetap harus di jalur profesional. Kebijakan-kebijakan untuk memperluas posisi TNI untuk menduduki jabatan birokrasi sipil itu saya kira mesti ditinjau ulang,” kata Rizal.

Direktur Eksekutif Center of Intelligence and Strategic Studies Ngasiman Djoyonegoro berpandangan, TNI bersama rakyat merupakan prinsip yang diterapkan sejak lama dan telah dikonsepkan dalam sistem pertahanan keamanan rakyat semesta (sishankamrata).

”Artinya, kehadiran TNI di tengah masyarakat itu dirasakan secara langsung dan proporsional. Tidak berlebihan. Ini saya kira yang harus terus dijaga TNI,” ujarnya.