Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Sabtu 5 Oktober 2024, “Bersukacitalah karena Namamu Terdaftar di Surga”

semua kita adalah murid-murid Tuhan yang  telah diberi tugas perutusan untuk mewartakan kabar sukacita Injil kepada dunia.

|
Editor: Rosalina Woso
DOK. POS-KUPANG.COM
Bruder Pio Hayon SVD menyampaikan Renungan Harian Katolik Sabtu 5 Oktober 2024, “Bersukacitalah karena Namamu Terdaftar di Surga” 

Oleh: Bruder Pio Hayon SVD

POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik Sabtu 5 Oktober 2024, “Bersukacitalah karena Namamu Terdaftar di Surga”

Hari Sabtu Biasa Pekan XXVI

Bacaan I:  Ayb. 42: 1-3.5-6.12-17
Injil: Lukas 10: 17-24     

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus

Salam damai  sejahtera untuk kita semua. Surga adalah sebuah tempat eskatologis atau harapan masa depan yang sangat diimpikan setiap orang yang beriman kepada Tuhan. Dan surga juga bisa satu situasi yang bersifat real yang menggambarkan kebahagiaan yang penuh dan utuh yang dialami oleh seseorang dalam kehidupannya bersama orang lain dengan dasar iman, harap dan kasih. 

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus

Di akhir pekan minggu pertama dalam bulan ini, kita kembali disuguhkan lagi dengan kisah Ayub yang luar biasa dan kisah para murid yang pulang dari misi perutusannya. Kisah Ayub yang  sangat diberkati Tuhan karena taat dan setia kepada Allah setelah malapetaka yang menimpanya dengan sangat dasyat.

Kesetiaannya pada Tuhan membuatnya dikaruniai lagi tujuh orang anak laki-laki dan tiga anak perempuan. Dia juga mendapatkan begitu banyak harta lebih dari apa yang pernah dia dapatkan dulu sebelum malapetaka itu. Akhirnya dia juga diberi usia panjang. Dia usia tua dan lanjut baru dia menghembuskan nafasnya. 

Semua kisah tentang Ayub dan keluarganya adalah salah satu contoh betapa Allah akan tetap memperhatikan semua yang setia kepadaNya bahkan dalam situasi paling gelap saat malapetaka menimpa seluruh hidup kita tapi ketika kita tetap setia kepadaNya maka kita akan juga diberi berkat dan kasih karunia di hadapanNya. Begitu pun sebaliknya, ketika kita langsung berpaling muka dari hadapan Allah ketika malapetaka menimpa kita, maka Allah juga akan meninggalkan kita.

Kesetiaan kita itu sebenarnya tak sebanding dengan kesetiaan Allah kepada kita bahkan berkatNya lebih berlimpah ruah bagi kita. Jadi jika kita memang mendapatkan berkat kasih karunia Allah itu bukan karena kita setia, tetapi karena Kasih Setia Allah lebih dulu memberkati kita. Untuk itu, kita tak perlu membanggakan diri karena semua itu adalah karena usaha kita tetapi karena kasih Allah bagi kita sudah diberikanNya kepada kita sejak awal.

Pola sikap iman inilah yang mau ditunjukkan Yesus kepada para muridNya ketika pulang dari misi perutusan mereka: “janganlah bersukacita karena roh-roh itu takluk kepadamu, tetapi bersukacitalah karena namamu terdaftar di surga.” Para murid setelah pulang dari tanah misi itu, membuat evalusi dan sharing.

Hasil sharing itu menunjukkan bahwa ‘mereka menang’ atas kekuatan gelap si jahat, si setan: “Tuhan, setan-setan pun takluk kepada kami demi namaMu”, Aku melihat iblis jatuh seperti kilat dari langit.”

Kisah yang menyenangkan dan membanggakan itu jangan menjadi alasan orang menjadi sombong karena merasa hebat atas apa yang telah dilakukan, tetapi pada saat yang sama orang harus tetap mengandalkan Tuhan yang telah memberikan kuasa itu kepada kita. Dan terlebih lagi karena Allah di dalam kerajaanNya telah ‘mendaftakan’ nama kita yang memberikan tanda bahwa kita akan mendapatkan kasih karunia Allah yang lebih besar dari apa yang sudah kita lakukan.

Namun yang terpenting kita tak pernah menyombongkan diri di hadapan Allah, karena kita hanyalah alat dan semua yang kita punya adalah pemberian langsung dari Allah. Maka kesetiaan dan ketaatan pada kehendak Allah tetap dituntut dari kita dalam seluruh tugas panggilan kita yang dipercayakan Tuhan kepada kita.

Namun, sebagai manusia, sekian sering kita masih terlalu kuat menggenggam ego kita berlebihan yang membuat kita adalah pusat segalanya lalu melupakan Tuhan. Maka tak dapat disangkal bahwa banyak dari antara kita yang jatuh dalam dosa walaupun telah diberi ‘kuasa’ untuk melakukan banyak hal. Maka marilah kita selalu menyadari akan kebesaran  Tuhan dalam segala hal dan kasih karunia yang telah Tuhan berikan kepada kita. Dan kita dituntut untuk tetap setia kepadaNya dan atas kehendakNya dalam hidup kita. 

Saudari/a terkasih dalam Kristus 

Pesan untuk kita, pertama: semua kita adalah murid-murid Tuhan yang  telah diberi tugas perutusan untuk mewartakan kabar sukacita Injil kepada dunia.

Kedua, maka kita harus tahu akan tugas-tugas itu dan tak pernah ragu akan karya Tuhan dalam diri kita selama melaksanakan tugas-tugas itu.

Ketiga, namun selalu sadar agar ketika tugas itu telah dilakukan dan banyak menghasilkan buah, haruslah yakin bahwa kita bersukacita karena karya Tuhan telah dinyatakan melalui diri kita dan bukan karena karya kita sendiri. Setia dan taat pada Allah adalah kuncinya.(*)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved