Berita Nasional

Pemerintah Siapkan Mitigasi Anggaran Tahun 2025, Imbas Konflik Timur Tengah

Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan memastikan APBN tetap aman meski terjadi eskalasi konflik geopolitik Timur Tengah

Editor: Alfons Nedabang
KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memaparkan kondisi keuangan negara dalam konferensi pers APBN Kita edisi April 2024 di Jakarta, Jumat (26/4/2024). 

Ia menekankan bahwa penurunan kelas menengah biasanya dipicu oleh inflasi. Dengan inflasi yang tinggi, garis kemiskinan juga naik, sehingga beberapa dari mereka terpaksa jatuh ke bawah.

Sri Mulyani pun menegaskan bahwa secara keseluruhan, situasi masih konsisten, mengingat Indonesia tidak sedang berada pada kondisi inflasi yang tinggi, tetapi deflasi.

"Penurunan kelas menengah biasanya karena inflasi. Dengan inflasi tinggi, maka garis kemiskinan naik, mereka tiba-tiba akan jatuh ke bawah. Jadi kita melihat sekali lagi konsisten," ujarnya.

Kata Menkeu, Indonesia mengalami deflasi selama lima bulan berturut-turut terutama disebabkan oleh penurunan harga pangan. Ia menyebut perkembangan ini sebagai hal yang positif karena dapat meningkatkan daya beli masyarakat.

"Jadi kalau deflasi ini 5 bulan terutama dikontribusikan oleh penurunan harga pangan, itu menurut saya merupakan suatu perkembangan yang positif karena ini akan sangat menentukan daya beli masyarakat," kata Sri Mulyani.

Menurut dia, masyarakat konsumen, terutama kelompok menengah ke bawah, akan sangat diuntungkan akan hal ini. Pengeluaran mereka untuk makanan adalah yang paling besar, sehingga penurunan harga pangan akan sangat menguntungkan.

Sri Mulyani menekankan, penurunan harga pangan adalah yang diharapkan pemerintah. Ia berharap harga pangan dapat stabil di tingkat yang rendah.

"Jadi kalau saya lihat dari sisi perkembangan inflasi atau tadi disebutkan deflasi 5 bulan berturut-turut, di satu sisi penurunan yang berasal dari volatile food, itu adalah memang hal yang kita harapkan bisa menciptakan level harga makanan di level yang stabil rendah," ujar Sri Mulyani.

"Itu baik untuk konsumen di Indonesia yang terutama menengah bahwa (karena) mayoritas belanjanya adalah untuk makanan," sambungnya.

Baca juga: Sri Mulyani Beberkan Program Prioritas Prabowo-Gibran: Ada Makan Gratis Hingga Sekolah Unggulan

Terpisah, Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan menilai deflasi selama 5 bulan terakhir belum bisa dipastikan karena daya beli masyarakat yang menurun.

Menurutnya, deflasi terjadi memang karena pasokan di pasar yang meningkat, melebihi jumlah permintaan yang ada secara normal.

"Apakah ini terkait daya beli? Saya kira kalau saya keliling ke pasar-pasar memang yang nampak itu karena peralihan musim, dulu kan hujan ya habis itu nggak gitu, sehingga panennya sempurna. Bawang, cabai kalau hujan terlalu banyak dia busuk, sehingga suplainya banyak," kata Zulhas.

Zulhas juga menegaskan bahwa memang jika daya beli masyarakat menurun, hal itu perlu kajian lebih lanjut."Apa karena suplainya banyak sekali sehingga harganya terlalu murah, atau daya beli yang turun nanti kita lihat, kita kaji lebih lanjut," ujar Zulhas.

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan, terjadi deflasi sebesar 0,12 persen secara bulanan atau terjadi penurunan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 106,06 pada Agustus menjadi 105,93 pada September 2024.

Plt Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan, deflasi bulan ini lebih dalam dibandingkan bulan sebelumnya yakni 0,03 persen.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved