Pilkada 2024

Pesan Presiden Joko Widodo Menyambut Masa Kampanye Pilkada 2024, Harus Semangat

Menyambut masa kampanye Pilkada 2024, Presiden Joko Widodo memberikan semangat kepada para calon kepala daerah yang akan berkontestasi di pilkada.

Editor: Agustinus Sape
TANGKAPAN LAYAR YT/SEKRETARIAT PRESIDEN
Presiden Jokowi memberikan sambutan pada Silaturahmi dengan Asosiasi Forum Kerukunan Umat Beragama Se-Indonesia, di Ibu Kota Nusantara, Kalimantan Timur, Rabu (25/9/2024). 

 

POS-KUPANG.COM, JAKARTA - Menyambut masa kampanye Pilkada 2024 yang dimulai Rabu (25/9/2024) dan akan berlangsung hingga 23 November 2024, Presiden Joko Widodo memberikan semangat kepada para calon kepala daerah yang akan berkontestasi di pilkada.

Presiden juga meminta semua pihak menjaga situasi kondusif menjelang pemungutan suara Pilkada 2024 pada 27 November ataupun menuju pelantikan presiden dan wakil presiden terpilih Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka pada 20 Oktober.

”Ya.., kampanye yang semangat,” ujar Presiden Joko Widodo ketika memberikan keterangan pers seusai meresmikan beberapa peletakan batu pertama (groundbreaking)proyek infrastruktur di kawasan Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur, Rabu (25/9/2024).

Presiden Jokowi juga kembali mengingatkan agenda besar perhelatan pilkada dan transisi pemerintahan ketika memberikan sambutan pada silaturahmi dengan Asosiasi Forum Kerukunan Umat Beragama Se-Indonesia (AFKUBI), di IKN, Rabu.

”Kita akan menghadapi dua event besar ke depan. Di 20 Oktober akan ada transisi kepemimpinan nasional dari pemerintah sekarang ke pemerintah baru yang dipimpin Bapak Prabowo Subianto. Dan, November akan ada transisi kepemimpinan di daerah,” kata Presiden.

Presiden mengemukakan, pilkada akan digelar untuk memilih gubernur, bupati, dan wali kota di 508 kabupaten/kota dan 37 provinsi. Pilkada ditegaskan merupakan perhelatan besar yang juga akan berdampak besar bagi Indonesia.

Presiden meminta anggota AFKUBI juga memberikan perhatian terhadap persoalan yang berkaitan dengan transisi pemerintahan pada Oktober ataupun pilkada pada November. ”Saya berharap semoga kita bersama dalam menjaga persatuan kerukunan dalam menghantarkan bangsa kita mewujudkan cita-cita Indonesia emas betul-betul kita wujudkan bersama-sama,” ucap Presiden.

Dalam kesempatan tersebut, Presiden juga menyoroti perang yang masih terjadi di peradaban modern. Saat ini, perang masih terjadi di Ukraina, Palestina, dan ditambah lagi di Lebanon. ”Sehingga membuat yang namanya persatuan, yang namanya kerukunan, yang namanya toleransi itu merupakan hal yang sangat berharga. Sangat bernilai tinggi di negara mana pun,” ujar Presiden.

Indonesia dinilai patut bersyukur karena nilai-nilai kerukunan, toleransi, dan persatuan masih bisa terawat dengan sangat baik.

Indonesia dinilai patut bersyukur karena nilai-nilai kerukunan, toleransi, dan persatuan masih bisa terawat dengan sangat baik. Hal ini menjadi warisan berharga bangsa Indonesia yang harus terus dipupuk dengan mengedepankan dialog. Presiden juga mendorong upaya menanamkan rasa toleransi sejak dini serta memupuk nilai-nilai moderasi beragama.

”Saya sangat menghargai mengapresiasi peran FKUB selama ini dalam menjaga suasana yang damai, harmonis, rukun sehingga persatuan dan kesatuan kita sebagai bangsa terawat baik dan terjaga. Ke depan saya mengajak semuanya untuk terus menjaga situasi yang kondusif ini,” ujar Presiden Jokowi.

Kota majemuk

Presiden juga meminta agar konflik dan perselisihan kecil yang masih terjadi di masyarakat bisa segera diselesaikan. Ruang dialog harus dibuka untuk perselisihan sekecil apa pun agar tidak membesar. Apalagi, Indonesia merupakan negara yang paling majemuk di dunia.

”Jika ada isu yang berpotensi memecah belah sekecil apa pun segera luruskan dalam suasana yang sejuk agar stabilitas terus terjaga sehingga pembangunan bisa berjalan dan pertumbuhan ekonomi kita sebagai sebuah bangsa besar bisa terus kita kembangkan dan kita tingkatkan,” kata Presiden.

Selain untuk mewujudkan peradaban baru, Presiden menegaskan, pembangunan IKN juga dirancang untuk memfasilitasi kebersamaan dan kerja sama. IKN didorong menjadi kota yang terbuka, kota yang inklusif untuk semua golongan, kota yang dibangun dari kemajemukan, dan kota yang hidup dari beragam interaksi sosial.

”Kita juga ingin IKN jadi kota global, tapi juga kota majemuk yang mampu memberikan signifikan dalam memperoleh kerukunan dan kebinekaan kita sebagai sebuah bangsa besar. Karena kita tahu dunia sekarang ini sedang tidak baik-baik saja. Banyak konflik muncul beberapa tahun belakangan ini yang berkepanjangan juga perang,” ucap Presiden.

Secara terpisah, Rabu, Staf Khusus Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Antonius Benny Susetyo menegaskan, Indonesia adalah negara dengan populasi beragama terbesar di dunia. Maka, peran agama sangat sentral dalam membentuk tatanan etika publik.

Menurut dia, isu paradoks keberagamaan dan etika kehidupan publik masih menjadi fokus perhatian. Hal itu pun mengemuka pada diskusi kelompok terpumpun (focus group discussion) yang diadakan BPIP bersama Universitas Pattimura di Ambon, Maluku, 20 September 2024.

Diskusi tersebut mengangkat pokok-pokok masalah yang dihadapi oleh bangsa ini, seperti krisis kejujuran, integritas, serta peningkatan kasus korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) di kalangan penyelenggara negara. Diskusi ini berupaya menemukan titik temu peran agama dalam membangun etika publik yang mendasar.

Menurut Benny, agama, dalam konteks sosial, memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk etika publik. Nilai-nilai universal yang diajarkan oleh agama, seperti kejujuran, keadilan, dan kasih sayang, merupakan fondasi bagi kehidupan yang harmonis.

Namun, ironisnya, fenomena yang terjadi di Indonesia menunjukkan adanya paradoks antara ajaran agama dan praktik kehidupan sehari-hari. Agama sering kali hanya dipraktikkan dalam bentuk ritual dan simbol, tanpa penghayatan yang mendalam. Hal ini membuat agama kehilangan fungsinya sebagai inspirasi bagi perilaku etis dalam kehidupan publik.

”Seharusnya agama bukan hanya sekadar harmoni yang tenang, tetapi menghanyutkan. Harmoni yang dimaksud di sini sering kali menciptakan relasi yang timpang antara mayoritas dan minoritas. Dalam konteks kehidupan berbangsa, harmoni yang sejati harus didasarkan pada keadilan dan kesetaraan,” kata Benny. (kompas.id)

Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved