Berita Manggarai Barat
SMK Negeri 1 Kuwus Gelar Workshop Literasi dan Numerasi Program SMKPK Kemenristek Dikti
Workshop itu merupakan bagian dari rangkaian program SMKPK Tahun 2024 dari Kemenristek Dikti.
POS-KUPANG.COM, RUTENG - Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Kuwus, Kabupaten Manggarai Barat menyelenggarakan program SMK Pusat Keunggulan (SMKPK) bagi para guru.
Program SMKPK itu dikemas dalam bentuk Workshop Penyusuanan Literasi dan Numerasi yang dilangsungkan di Aula Tefa SMKN 1 Kuwus selama dua hari, Selasa 17 September dan Rabu 18 September 2024.
Workshop itu merupakan bagian dari rangkaian program SMKPK Tahun 2024 dari Kemenristek Dikti yang menjadi model dalam membangun pendidikan yang berkualitas dan bermutu melalui peningkatan kompetensi dan kualitas pendidik dan peserta didik.
Kepala SMK Negeri 1 Kuwus Egideus Helmon, S.P., dalam rilis yang diterima POS-KUPANG.COM menyebut Program SMKPK merupakan program pengembangan SMK dengan kompetensi keahlian tertentu dalam peningkatan kualitas dan kinerja, yang diperkuat melalui kemitraan dan penyelarasan dengan dunia usaha, industri, dan kerja yang pada akhirnya menjadi SMK rujukan yang dapat berfungsi sebagai sekolah penggerak.
Adapun kegiatan penyusunan literasi SMKN 1 Kuwus lebih fokus pada upaya membangkitkan minat dan kemauan menulis para guru yang selanjutnya mengarah pada menulis terstruktur, sistematis, dan terarah hingga pembuktian melalui penerbitan dan publikasi karya. Pelatihan ini diharapkan dapat memperkuat kompetensi para pendidik, terutama dalam menulis.
“Sesungguhnya menulis merupakan nafas yang tidak bisa terpisahkan dari keberadaan kita sebagai homo sapiens. Artinya, semua peristiwa, kondisi, dan keadaan yang dialami oleh setiap orang hendaknya ditulis. Kalau kita tidak menulis berarti keberadaan kita kelak hanya menjadi kenangan yang pasti cepat dilupakan. Apalagi kita sebagai seorang pendidik, menulis harus menjadi nadi profesi kita,” papar Egideus Helmon, SP.
Lebih lanjut, Kepsek yang biasa disapa Egi itu mengajak para guru untuk mengikuti sungguh-sungguh kegiatan penguatan literasi dan numerasi ini.
“Ini merupakan kesempatan berharga buat bapa dan ibu guru mengembangkan kompetensi menulis. Karena itu, kita semua diajak untuk keluar dari zona aman diri kita dan bangun komitmen menulis,” ungkap Egi.
Kegiatan ini menghadirkan narasumber Bernardus T. Beding, M.Pd. dan yang merupakan dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (Prodi PBSI) dan Dr. Lristianus V. Panyaleon, M.Pd., M.Si. Universitas Katolik Indonesia (Unika) Santu Paulus Ruteng
Dalam pemaparannya, dosen yang biasa disapa Berno tersebut mengungkapkan bahwa menulis itu penting dan gampang.
“Pelatihan menulis bagi para pendidik sangat penting sebagai langkah membangun peradaban pendidikan yang sesungguhnya. Dengan menulis, para pendidik membantu peserta didik mengembangkan kepribadian dan potensi diri. Sebab, apabila Anda para pendidik mampu mencintai kegiatan membaca dan menulis, maka itulah yang terjadi pada peserta didik Anda,” ungkap Berno.
Dosen asal Lamalera Lembata itu pun mengajak para guru untuk membangun tekad, bersatu mengalirkan darah literasi mambaca dan menulis dalam diri.
“Saat ini saya mengajak para guru SMK Negeri 1 Kuwus hebat, mari kita berliterasi. Kita buat komunitas, kita ikuti pelatihan, sambil berproses publikasikan tulisan kita. Saya sampaikan, bakat bukan modal utama dalam menulis. Yang menjadi modal utamanya adalah tekad dan kemauan. Mari bertekad untuk berkarya. Dari tekad, kita akan konsisten untuk menulis, bakat akan tereksplor dengan mudah, sambil berproses kita akan berkarya. Dari karya-karya itu kita akan merasa puas setelah kita merasa menjadi seorang penulis. Kemahiran menulis dipengaruhi bakat 5 persen, keberuntungan 5 % , dan 90?alah kesungguhan dan keuletan. Kita semua mampu menulis asalkan mau dan mau. Kita adalah apa yang dilakukan, bukan apa yang dikatakan. Dengan menulis, kita merekam dan meninggalkan warisan bagi generasi,” ajak dosen pragmatik itu.
Kegiatan menulis bagi guru harus menjadi budaya dan terus dikembangkan. Ini perlu mendapat perhatian.
“Menumbuhkan budaya menulis, berpangkal pada persoalan kapan mulai menulis, mulai menulis tidak perlu rumit, mulai dari yang sederhana serta keseharian yang dilakukan oleh seorang guru, dan tulislah,” tips Berno, mengingat bagi sebagian besar penulis pemula, termasuk para guru mengawali penulisan menjadi sebuah kerumitan tersendiri.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.