Berita NTT

Revitalisasi Pertanian Adat dan Inovasi untuk Ketahanan Pangan di Timor Tengah Selatan

Hari Tani Nasional menjadi momentum penting untuk merefleksikan pentingnya peran petani dalam menjaga ketahanan pangan

|
Editor: Alfons Nedabang
POS-KUPANG.COM/HO
Petani di Kabupaten Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur binaan Yayasan Kopernik menanam tanaman pertanian untuk mewujudkan ketahanan pangan. 

POS-KUPANG.COM - Hari Tani Nasional menjadi momentum penting untuk merefleksikan pentingnya peran petani dalam menjaga ketahanan pangan, terutama di wilayah-wilayah yang rentan seperti Timor Tengah Selatan (TTS). 

Petani tidak hanya memainkan peran vital dalam menyediakan pangan bagi masyarakat lokal, tetapi juga dalam memenuhi kebutuhan nutrisi sehari-hari keluarga mereka.

Dengan tantangan iklim dan degradasi lahan di TTS, revitalisasi praktik pertanian adat yang dipadukan dengan inovasi teknologi sangat penting untuk memastikan ketahanan pangan di daerah ini.

Praktik pertanian adat di TTS memiliki sejarah panjang dalam menjaga keseimbangan ekosistem dan produktivitas lahan.

Contohnya metode penyimpanan tradisional seperti penggunaan pone dan taka untuk menyimpan hasil panen telah terbukti membantu petani mempertahankan kualitas produk dan mengurangi kerugian selama penyimpanan. 

Hasil panen seperti kacang dan jagung yang disimpan di pone dan taka lebih terlindungi dari kelembaban dan hama dibandingkan penyimpanan konvensional seperti karung atau drum plastik.

Revitalisasi ini tidak hanya melestarikan kearifan lokal, tetapi juga meningkatkan ketahanan pangan di tingkat lokal. Dengan tetap memanfaatkan pangan lokal, masyarakat dapat memenuhi kebutuhan gizi tanpa harus bergantung pada produk dari luar daerah, yang sering kali lebih mahal.

Penggunaan bibit lokal yang adaptif terhadap kondisi iklim setempat juga menjadi salah satu pilar penting dalam mempertahankan produktivitas pertanian. 

Sejak tahun 2021, Yayasan Kopernik melaksanakan Program PANGAN di beberapa desa di wilayah TTS dengan tujuan meningkatkan asupan gizi keluarga dan mengurangi angka stunting melalui identifikasi, pemanfaatan, dan konsumsi pangan lokal.

Di akhir tahun 2023, program ini berkembang dengan dua inisiatif utama yaitu Hai Mnahat yang didukung oleh Citi Foundation melalui Global Innovation Challenge dan Hai Be’Minii yang didukung oleh Institute of Food Technologists (IFT) melalui Future Global Food System Challenge.

Kedua nama inisiatif ini berasal dari bahasa Dawan, di mana Hai Mnahat berarti ‘makanan kita’ dan Hai Be’Minii berarti ‘kesehatan kita’. 

Melalui kedua inisiatif ini, PANGAN menerapkan pendekatan holistik dengan fokus memadukan pangan lokal untuk meningkatkan pola makan dan asupan gizi keluarga dan anak-anak (Hai Be’Minii), serta merevitalisasi praktik pertanian adat guna membangun sistem pangan yang tangguh dan mandiri di Timor Barat (Hai Mnahat). 

Selain menghidupkan kembali praktik pertanian adat, kedua inisiatif ini juga menguji teknologi inovatif untuk membantu petani meningkatkan kualitas hasil panen. 

Salah satu teknologi yang paling menjanjikan adalah rumah pengering tenaga surya. Teknologi ini memanfaatkan panas matahari untuk mengeringkan berbagai komoditas pertanian seperti jagung dan pisang dengan lebih cepat dan higienis dibandingkan metode pengeringan terbuka, di mana kualitas hasil panen terjaga dari debu dan gangguan hewan.

Petani Binaan Yayasan Kopernik di TTS
Petani binaan Yayasan Kopernik di Kabupaten Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur.

Melalui teknologi rumah pengering, petani lebih cepat mengolah hasil panen mereka sehingga dapat segera menjualnya atau menyimpannya untuk kebutuhan keluarga.

Inovasi lain yang diperkenalkan adalah budidaya lalat tentara hitam, yang larvanya sangat efektif mengurai limbah organik dan dapat digunakan sebagai pakan ternak yang kaya protein.

Budidaya ini tidak hanya membantu mengurangi biaya pakan, tetapi juga mengurangi biaya operasional bagi petani dan mendukung pengelolaan limbah yang lebih ramah lingkungan.

Dengan memadukan inovasi ini, petani di TTS dapat meningkatkan hasil tani dan pendapatan mereka, sehingga dapat membantu memenuhi kebutuhan pangan mereka sehari-hari serta memperkuat ketahanan pangan masyarakat setempat.

Keberhasilan ini tidak terlepas dari pentingnya kolaborasi antara petani, pemerintah daerah, organisasi, serta lewat dukungan dana dari Citi Foundation dan Institute of Food Technologists (IFT).

Kolaborasi ini memungkinkan adanya pendanaan, pelatihan, dan pendampingan yang berkelanjutan bagi para petani dalam mengadopsi teknologi baru dan praktik regeneratif yang lebih ramah lingkungan.

Salah satu contoh kegiatan kolaboratif dari program ini adalah 'Tok Tabua mbi Biloto,' yang berarti ‘duduk bersama di Desa Biloto’, sebuah forum berbagi pembelajaran yang diadakan pada akhir bulan Agustus lalu di Desa Biloto yang mengumpulkan sebanyak 80 petani-petani dari 10 desa di TTS.

Di sini, para petani saling bertukar pengalaman tentang praktik pertanian adat serta penerapan teknologi inovatif.

Kegiatan ini tidak hanya memperkuat ikatan sosial di antara para petani, tetapi juga mendorong lebih banyak diskusi tentang pengembangan pertanian berkelanjutan di wilayah tersebut.

Selain itu, inisiatif Hai Mnahat juga berkolaborasi dengan para pegiat kreatif untuk membangun kesadaran masyarakat lebih luas tentang pemanfaatan pangan dan pertanian lokal.

Sejumlah komika ternama NTT, seperti Marissa Dillak dan Naris Kalle, turut berkolaborasi dengan Yayasan Kopernik dalam memproduksi video iklan layanan masyarakat yang tak hanya menghibur namun juga edukatif. 

Kolaborasi yang kuat antara berbagai pihak, baik dari sektor pemerintah, swasta, organisasi masyarakat, sektor kreatif, bahkan antarpetani diperlukan untuk memastikan bahwa tiap petani mendapatkan dukungan sesuai dengan kebutuhan.

Dengan demikian, petani tidak hanya mampu memenuhi kebutuhan pangan masyarakat di wilayah mereka, tetapi juga meningkatkan pendapatan ekonomi mereka.

Hari Tani Nasional harus menjadi momen bagi kita semua untuk terus mendukung petani dalam upaya mencapai ketahanan pangan yang lebih kuat dan berkelanjutan. (*)

Ikuti berita POS-KUPANG.COM lain di GOOGLE NEWS

 

 

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved